Prestasi Menuju Indonesia Emas 2045: Juara dalam Buang-buang Makanan, Setara Rp 551 Triliun Per Tahun!

Jika untuk membicarakan tentang orang Indonesia suka buang makanan yang sebenarnya bukan sesuatu yang urgent banget sebenarnya nggak perlu melihat ke yang lainnya ya gansist, dilihat dari diri sendiri saja. Keluarga ane mau lauk pauk atau nasi kalau turah pasti langsung dibuang, sedikit yang bisa disimpan kayak tempe bacem dan lainnya.

Padahal melalui keturunan, biasanya orang itu bertindak dan bersikap sebagaimana keturunannya, asal usulnya, nenek moyangnya. Dari kakek dan nenek dulu masih hidup era tahun 90an saja, mereka rajin banget nyimpen makanan, nggak ada yang dibuang-buang, sekalipun nggak dipakai ya dikirim ke tetangganya, yang mungkin saja bisa bermanfaat.







Orang Indonesia dikenal sebagai juara dalam hal pembuangan makanan, berikut adalah 5 fakta menarik terkait hal tersebut:

1). Bappenas mencatat bahwa Indonesia berada di urutan pertama di ASEAN dalam hal pembuangan makanan. Bahkan, jumlah makanan yang dibuang setiap tahun oleh warga Indonesia setara dengan Rp 551 triliun.

2). Berdasarkan Food Waste Index Report 2021, sebanyak 17% dari total makanan yang diproduksi di Indonesia akhirnya dibuang oleh konsumen. Padahal, makanan tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk memberi makan orang-orang yang kekurangan gizi.

3). Laporan "Food Sustainable Index" pada tahun 2018 menempatkan Indonesia sebagai negara kedua dengan tingkat pembuangan makanan tertinggi di dunia setelah Saudi Arabia. Budaya pembuangan makanan terlihat enteng bagi sebagian orang Indonesia.

4). Indonesia merupakan negara ASEAN dengan jumlah sampah makanan terbanyak, mencapai 20,94 juta ton. Jenis makanan yang paling banyak dibuang adalah beras, jagung, buah, dan sayuran.

5). Meskipun kesadaran untuk mengurangi pembuangan makanan sudah mulai muncul, seperti dengan cara membeli produk lokal, menanam sendiri, atau menghasilkan kompos dari sampah organik, namun budaya masyarakat Indonesia yang sulit untuk mengubah kebiasaan membuang makanan menjadi hambatan dalam mencapai zero food waste.




Poin nomor satu itu prestasi ya gansist, jadi yang pertama di Asia Tenggara. Namun sebuah prestasi yang buruk, semoga situasi seperti ini bisa dirubah demi langkah menuju Indonesia Emas 2045 yang lebih baik dan bersahaja. Gagasan jadi negara maju tinggal selangkah lagi, walaupun perlu banyak pembenahan-pembenahan lagi.

Yang nomor 2 di ASEAN ada Filipina dan yang ketiga ditempati oleh Vietnam, yang diatas cerita tentang nasi atau beras lebih miris lagi. Di saat beras juga masih banyak yang impor, menurut Bappenas kebutuhan akan beras/jagung pertahun di tahun 2022 itu sekitar 26,1 juta ton. Namun menyusut sebab dari total tersebut, sebanyak 3,5 juta ton terbuang sia-sia.

Dan bila ini tidak dibenahi, jumlah beras/jagung yang akan terbuang bakalan melonjak di tahun 2024. Dengan perkiraan sebanyak 5,6 ton beras/jagung, terbuang sia-sia. Diketahui pula, untuk 1 orang Indonesia dalam seharinya ternyata membuang makanan 0,5 kilogram atau 184 kilogram pertahun.

Dari fakta-fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kesadaran dan mengubah kebiasaan dalam mengelola makanan agar dapat mengurangi jumlah pembuangan makanan yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga lingkungan.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2