Kasus Bunuh Diri di Flyover Cimindi Diduga Akibat Korban sering Kena Bully, Berikut 15 Faktanya!

Saat ini, salah satu wacana yang paling banyak dibicarakan di media sosial di Indonesia adalah kasus terbaru akibat bullying yang menimpa pada seorang guru di SMK 1 Sangkuriang Cimahi ya gansist, korban diketahui bernama Dimas Yonathan Tarigan. Ada banyak komentar yang berseliweran seperti pro dan kontra, satu menganggap bullying terhadap Dimas adalah perbuatan yang tercela dan turut prihatin kepada keluarga yang menerima musibah ini. Namun disisi lain, adapula yang beranggapan bahwa korban dinilai terlalu lemah dalam menghadapi situasi.

Netral saja sih, karena kenyataannya memang benar bahwa orang hidup itu harus bisa beradaptasi di manapun dan kapanpun bagaimana keadaannya alias tidak boleh lembek. Istilahnya, kehidupan sekarang ya nggak jauh beda seperti masa manusia di zaman primitif dulu, manusia purba selalu siap siaga dengan tombak untuk segala kemungkinan buruk didepannya.

Namu harus juga diingatkan, kita hanyalah netizen yang hanya mendengar dari media tentang apa yang terjadi. Kita nggak tau seberapa hebat guncangan yang korban derita selama ini, empatik mungkin sepertinya. Berusaha memahami apa yang dirasakan korban, membayangkan jika itu adalah sesuatu yang terberat dalam hidupnya. Seseorang pasti memiliki pengalaman tersulit dalam hidup, korban mungkin mengalami yang lebih buruk dari anda rasakan.







Tindakan bullying bisa terjadi dimana saja, tapi terutama bullying di sekolah, memiliki dampak yang serius bagi korbannya. Berikut adalah 10 dampak akibat bullying yang perlu diperhatikan:

1). Menurunkan rasa percaya diri. Tindakan bullying, terutama yang bersifat verbal, dapat membuat korban merasa rendah diri dan kehilangan keyakinan pada dirinya sendiri.

2). Berisiko tinggi menyebabkan depresi dan PTSD. Bullying dapat memicu kondisi depresi dan PTSD pada korban, yang berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

3). Memicu gangguan kecemasan. Korban bullying seringkali mengalami kecemasan yang berlebihan akibat perlakuan buruk yang mereka terima.

4). Kurangnya penerimaan diri. Perundungan bisa membuat korban merasa tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya, yang berdampak pada kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.

5). Isolasi diri. Korban bullying cenderung mengisolasi diri dari teman dan keluarga karena merasa ditolak dan dibuang oleh lingkungan sosialnya.

6). Menurunnya kinerja akademik. Dampak psikologis dari bullying dapat memengaruhi fokus dan kinerja korban di sekolah, menghambat perkembangan akademik mereka.

7). Masalah emosional. Bullying dapat menyebabkan korban mengalami berbagai masalah emosional, seperti marah, sedih, dan frustasi.

8). Kurangnya kehidupan sosial. Korban bullying seringkali mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial karena trauma yang mereka alami.

9). Perubahan perilaku. Bullying dapat menyebabkan korban mengalami perubahan perilaku, seperti menjadi lebih tertutup atau agresif.

10). Merusak hubungan interpersonal. Dampak bullying bisa merusak hubungan interpersonal korban dengan orang lain, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Dengan memahami dampak-dampak tersebut, penting bagi kita untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi kasus bullying agar dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua individu.

Dari curhatan korban yang panjang lebar yang diambil dari media Tribun Jatengyang akan di share di kolom komentar, sebenarnya ada sedikit masalah dari cara berpikir korban. Tapi setidaknya kita bisa memiliki empati terhadap korban, yang tertulis mungkin cuma sekitar 0,001% kegalauan korban dan bully yang dia rasakan dia ia curahkan di sosmed mungkin hanya gambaran paling sedikit dia alami.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3