- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Waktunya Unjuk Kemampuan, S-500 Turun Gunung Untuk Menjaga Jembatan Kerch
TS
si.matamalaikat
Waktunya Unjuk Kemampuan, S-500 Turun Gunung Untuk Menjaga Jembatan Kerch
Quote:
Selama dua tahun perang antara Rusia dan Ukraina, sistem pertahanan udara telah memainkan peran penting dalam melindungi instalasi militer maupun bangunan strategis lainnya dari ancaman serangan musuh. Penggunaan rudal jealajah serta drone telah menjadikan sistem pertahanan milik Rusia dan Ukraina harus bekerja ekstra keras.
Rusia sendiri bertumpu pada S-300 dan S-400 untuk melindungi wilayahnya dari serangan rudal dan drone Ukraina, meski pada perkembangannya kedua sistem tersebut berhasil dihancurkan. Perkembangan menarik baru-baru ini terjadi di mana Rusia dilaporkan telah menugaskan S-500 untuk menjaga Jembatan Kerch, jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dan wilayah Krimea.
Menurut laporan The War Zone, pengerahan S-500 dilaporkan oleh Dinas Intelijen Ukraina (GUR). Pimpinan GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina mengatakan penugasan S-500 akan menjadi semacam uji coba eksperimental. S-500 difokuskan untuk mencegat rudal balistik. Di sisi lain, Jembatan Kerch telah digunakan Rusia sebagai jalur logistik untuk menyuplai kebutuhan perang pasukan di garis depan.
Beberapa kali jembatan ini rusak akibat serangan Ukraina, namun Rusia dengan cepat memperbaikinya. Putusnya jembatan ini tentu akan mengganggu distribusi logistik Rusia. Sebelum ada jembatan, akses dari Krimea ke daratan Rusia harus ditempuh memakai kapal atau pesawat terbang dengan biaya yang mahal.
S-500 dikenal juga sebagai Prometey (Prometheus), merupakan sistem pertahana udara yang dibuat untuk menggantikan sistem rudal anti-balistik A-135 yang ditempatkan pada silo di sekitar Moskow. S-500 juga dimaksudkan untuk melengkapi sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf. Pada bulan April 2024, Menteri Pertahanan Rusia saat itu Sergei Shoigu mengatakan bahwa sistem tersebut akan digunakan pada tahun ini, dalam dua versi, yakni pertahanan rudal dan anti-pesawat.
Sebagai pengingat bagi Agan, Rusia pertama kali merilis video peluncuran S-500 selama kampanye uji coba di Kapustin Yar, dekat Astrakhan di Rusia selatan pada Juli 2021. Rusia dilaporkan menjatuhkan target pengganti rudal balistik, menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia pada saat itu. Sementara uji coba pertama S-500 terjadi pada 2018, pihak Rusia mengklaim rudal milik S-500 mampu menjangkau sasaran sejauh 480 km sementara media Rusia mengklaim jangkauan maksimal S-500 adalah 590 km.
Rusia mengharapkan batch pertama dari S-500 bisa bertugas pada 2025, untuk peluncur rudal S-500 ditempatkan pada sasis truk 10x10 BAZ 69096. Sementara untuk sistem radar dam pos komandonya belum dipublikasikan. Berbeda dengan S-300 dan S-400 yang dilengkapi 4 tabung peluncur rudal, S-500 hanya kebagian 2 tabung peluncur rudal.
Rudal yang ditembakkan S-500 memakai two-stage solid fuelyang dapat melesat sampai kecepatan Mach 9, rudal dapat melakukan pencegatan (intercept) sasaran bergerak pada kecepatan Mach 15.6. Pihak Almaz-Antey selaku produsen menyebut teknologi pada S-500 lebih unggul dari S-400. Jarak jangkauan S-500 diklaim bisa tembus 600 km dan bisa mengejar sasaran dari ketinggian 40 sampai 120 km. Beberapa analis menyebut sistem S-500 dapat melacak 5 sampai 20 sasaran berupa rudal balistik secara bersamaan serta menembak 5 sampai 10 sasaran secara bersamaan.
Punya kecepatan awal mencapai 7 ribu meter per detik, S-500 diklaim dapat menghancurkan satelit yang mengorbit rendah. Sistem S-500 sendiri dapat membawa berbagai rudal yang memiliki jangkauan tembak yang bervariasi dan untuk melawan sasaran yang berbeda. Dan kini tampaknya S-500 harus berdinas lebih cepat dari jadwal yang sebelumnya sudah ditetapkan.
Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Rusia sendiri bertumpu pada S-300 dan S-400 untuk melindungi wilayahnya dari serangan rudal dan drone Ukraina, meski pada perkembangannya kedua sistem tersebut berhasil dihancurkan. Perkembangan menarik baru-baru ini terjadi di mana Rusia dilaporkan telah menugaskan S-500 untuk menjaga Jembatan Kerch, jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dan wilayah Krimea.
Menurut laporan The War Zone, pengerahan S-500 dilaporkan oleh Dinas Intelijen Ukraina (GUR). Pimpinan GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina mengatakan penugasan S-500 akan menjadi semacam uji coba eksperimental. S-500 difokuskan untuk mencegat rudal balistik. Di sisi lain, Jembatan Kerch telah digunakan Rusia sebagai jalur logistik untuk menyuplai kebutuhan perang pasukan di garis depan.
Beberapa kali jembatan ini rusak akibat serangan Ukraina, namun Rusia dengan cepat memperbaikinya. Putusnya jembatan ini tentu akan mengganggu distribusi logistik Rusia. Sebelum ada jembatan, akses dari Krimea ke daratan Rusia harus ditempuh memakai kapal atau pesawat terbang dengan biaya yang mahal.
Quote:
S-500 dikenal juga sebagai Prometey (Prometheus), merupakan sistem pertahana udara yang dibuat untuk menggantikan sistem rudal anti-balistik A-135 yang ditempatkan pada silo di sekitar Moskow. S-500 juga dimaksudkan untuk melengkapi sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf. Pada bulan April 2024, Menteri Pertahanan Rusia saat itu Sergei Shoigu mengatakan bahwa sistem tersebut akan digunakan pada tahun ini, dalam dua versi, yakni pertahanan rudal dan anti-pesawat.
Sebagai pengingat bagi Agan, Rusia pertama kali merilis video peluncuran S-500 selama kampanye uji coba di Kapustin Yar, dekat Astrakhan di Rusia selatan pada Juli 2021. Rusia dilaporkan menjatuhkan target pengganti rudal balistik, menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia pada saat itu. Sementara uji coba pertama S-500 terjadi pada 2018, pihak Rusia mengklaim rudal milik S-500 mampu menjangkau sasaran sejauh 480 km sementara media Rusia mengklaim jangkauan maksimal S-500 adalah 590 km.
Rusia mengharapkan batch pertama dari S-500 bisa bertugas pada 2025, untuk peluncur rudal S-500 ditempatkan pada sasis truk 10x10 BAZ 69096. Sementara untuk sistem radar dam pos komandonya belum dipublikasikan. Berbeda dengan S-300 dan S-400 yang dilengkapi 4 tabung peluncur rudal, S-500 hanya kebagian 2 tabung peluncur rudal.
Quote:
Rudal yang ditembakkan S-500 memakai two-stage solid fuelyang dapat melesat sampai kecepatan Mach 9, rudal dapat melakukan pencegatan (intercept) sasaran bergerak pada kecepatan Mach 15.6. Pihak Almaz-Antey selaku produsen menyebut teknologi pada S-500 lebih unggul dari S-400. Jarak jangkauan S-500 diklaim bisa tembus 600 km dan bisa mengejar sasaran dari ketinggian 40 sampai 120 km. Beberapa analis menyebut sistem S-500 dapat melacak 5 sampai 20 sasaran berupa rudal balistik secara bersamaan serta menembak 5 sampai 10 sasaran secara bersamaan.
Punya kecepatan awal mencapai 7 ribu meter per detik, S-500 diklaim dapat menghancurkan satelit yang mengorbit rendah. Sistem S-500 sendiri dapat membawa berbagai rudal yang memiliki jangkauan tembak yang bervariasi dan untuk melawan sasaran yang berbeda. Dan kini tampaknya S-500 harus berdinas lebih cepat dari jadwal yang sebelumnya sudah ditetapkan.
-------------
Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 20-06-2024 04:19
dodolaje dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2K
56
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan