Harga rumah kian melangit namun tidak diimbangi dengan gaji yang cukup (Kementerian PUPR)

Memiliki rumah sendiri pasti jadi impian banyak orang Indonesia, namun seringkali terkendala harga rumah yang mahal.


Hal inilah yang membuat mimpi untuk membeli rumah itu terasa semakin jauh. Kenapa?

Yap, betul banget. Harga rumah di Indonesia lagi meroket, jauh melebihi gaji yang kita terima.

Hasil penelitian terbaru dari lembaga riset FEB UI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) menunjukkan fakta yang pahit.

Harga rumah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) saat ini udah 19 kali lipat dari gaji tahunan orang Jakarta.

Sementara itu, di Medan situasinya lebih ngenes lagi. Harga rumah di sana udah 23 kali lipat gaji tahunan masyarakat Medan.

Dengan kondisi kayak gini, butuh waktu nyaris seumur hidup untuk bisa mengumpulkan uang muka (DP) rumah.

Para peneliti UI ini tidak asal mengeluarkan statement hal tersebut.


Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah melihat data rumah di berbagai kota di Indonesia.

Selain itu, mereka juga menemukan indikasi kelebihan pasokan rumah di segmen menengah ke atas. Kok bisa?

Ternyata, para developer properti lebih condong membangun rumah dan apartemen mewah.


Alasannya simpel: karena untungnya gede banget untuk penjualan setiap unitnya.

Jadi, orientasi mereka kebanyakan ke cuan alias keuntungan semata, bukan bikin rumah yang terjangkau buat masyarakat kebanyakan.

Tak hanya sampai disitu, program pemerintah untuk membantu masyarakat membeli rumah juga dirasa belum cukup efektif.

Padahal, kekurangan rumah secara nasional (backlog) jumlahnya masih sangat banyak.

Jadi, gimana nasib kita para pejuang mimpi punya rumah? Haruskah kita menyerah dan ikhlas tinggal di kontrakan selamanya?***

Sumber: https://www.bisnisbandung.com/invest...-medan-23-kali