- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Drone Mohajer-6 Jatuh di Dekat Perbatasan Ukraina, Paket Bom Gagal Dikirim


TS
si.matamalaikat
Drone Mohajer-6 Jatuh di Dekat Perbatasan Ukraina, Paket Bom Gagal Dikirim
Quote:
Selain Shahed-136, Rusia juga telah menerima drone Mohajer-6 dari Iran untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Berbeda dengan Shahed-136 yang kondang dan diakui kehebtannya oleh pasukan Ukraina, nama drone Mohajer-6 justru sedikit lebih redup. Yang terbaru, drone tersebut dilaporkan jatuh di dekat perbatasan Ukraina.
Drone jatuh di Kursk Oblast di dekat perbatasan dengan Ukraina pada 26 Mei 2024, saat jatuh, drone dilaporkan membawa beberapa bom yang juga dibuat oleh Iran. Salah satu bom yang dibawa adalah Qaem-5, yang merupakan bom berpemandu (bom pintar). Dari foto yang beredar di media sosial, drone jatuh di area terbuka yang jauh dari pemukiman penduduk, syukurnya drone ini tidak sampai meledak.
Sejauh ini tidak diketahui misi apa yang dilakukan drone tersebut di perbatasan ? Drone ini punya kemampuan mengintip sekaligus melakukan serangan ke wilayah musuh. Kemungkinan drone hendak melakukan kedua misi tersebut. Tidak diketahui bagaimana drone itu bisa jatuh ? Pihak Rusia belum memberikan konfirmasi. Sebuah laporan di X yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya menyebutkan, jika drone akan digunakan menyerang wilayah Sumy di Ukraina, tapi drone gagal mencapai target.
Ini bukan pertama kalinya drone Mohajer-6 jatuh secara misterius, menurut laporan Defence Blog, drone pertama jatuh di sekitar Laut Hitam pada Oktober 2022 dalam keadaan utuh. Drone tersebut kemudian disita oleh pasukan Ukraina. Menurut analisis Ukraina, drone ini bisa membawa hinga 4 amunisi berpemandu, drone juga bisa digunakan untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Sebagai tambahan informasi bagi Agan, Qaem sendiri sudah dibuat dalam berbagai versi. Termasuk varian berpemandu laser dan inframerah, dengan Qaem-5 dan Qaem-9 yang menggunakan sistem panduan TV. Mengutip informasi media Iran, yakni Iran Press, varian pertama dari Qaem (Qaem-1) diluncurkan pertama kali pada tanggal 5 Februari 2018 bersamaan dengan upacara pembukaan lini produks Mohajer-6. Waktu itu bom ini diamati dengan dua sistsm emandu terlihat televisi dan thermal-optik.
Varian selanjutnya dikenal sebagai Qaem-5 dan Qaem-9 juga diluncurkan dalam sebuah upacara pada tanggal 6 Agustus 2019, di hadapan Menteri Pertahanan saat itu, Brigadir Jenderal Amir Hatami. Ketinggian operasional minimum bom ini adalah 4 hingga 10 ribu kaki (1.219 hingga 3.048 meter) dan jangkauannya 12 hingga 40 kilometer. Yang dimaksud dengan “ketinggian operasional minimum”bom Qaem adalah, jika bom tersebut diluncurkan di bawah ketinggian tersebut (di bawah 1.219 meter), maka bom tersebut tidak akan dapat meluncur dan akan cepat jatuh menuju sasaran.
Untuk spesifikasi Mohajer-6, drone ini punya bentang sayap 10 meter dan panjang 7 meter. Kecepatan terbang maksimumnya adalah 200 km/jam, durasi terbang 12 jam, dan ketinggian terbang maksimum 5.400 meter. Meski punya spesikasi yang bagus, akan tetapi drone ini jarang terlihat muncul di medan laga.
Khusus untuk bom Qaem-5 dapat dipasang pada pesawat tempur, dan jika dilepaskan di ketinggian, jarak tempuh hingga 20 kilometer dapat dicapai. Sistem pencari/pemandu di Qaem-5 adalah TV, thermal, laser dan kombinasi optik dan laser. Penggunaan semua jenis pencari tersebut di Qaem-5 memungkinkan operasi dilakukan dengan sangat akurat dan dalam segala kondisi cuaca.
Bom punya berat keseluruhan 20 kg, untuk hulu ledak yang dibawa adalah 8,5 kg. Panjang bom adalah 108 cm dan punya diameter 15,2 cm. Tergantung ketinggian pelepasan, bom seri Qaem dapat mencapai target pada jarak 12 sampai 40 km. Saat ini tidak diketahui sudah berapa banyak drone Mohajer-6 dan persenjatannya yang sudah diterima Rusia dari Iran. Di sisi lain, drone ini memang jarang terlihat digunakan, Rusia lebih suka memakai drone kamikaze Shahed-136.
Referensi Tulisan: Defence Blog& Iran Press
Sumber Foto: sudah tertera
Drone jatuh di Kursk Oblast di dekat perbatasan dengan Ukraina pada 26 Mei 2024, saat jatuh, drone dilaporkan membawa beberapa bom yang juga dibuat oleh Iran. Salah satu bom yang dibawa adalah Qaem-5, yang merupakan bom berpemandu (bom pintar). Dari foto yang beredar di media sosial, drone jatuh di area terbuka yang jauh dari pemukiman penduduk, syukurnya drone ini tidak sampai meledak.
Sejauh ini tidak diketahui misi apa yang dilakukan drone tersebut di perbatasan ? Drone ini punya kemampuan mengintip sekaligus melakukan serangan ke wilayah musuh. Kemungkinan drone hendak melakukan kedua misi tersebut. Tidak diketahui bagaimana drone itu bisa jatuh ? Pihak Rusia belum memberikan konfirmasi. Sebuah laporan di X yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya menyebutkan, jika drone akan digunakan menyerang wilayah Sumy di Ukraina, tapi drone gagal mencapai target.
Quote:
Ini bukan pertama kalinya drone Mohajer-6 jatuh secara misterius, menurut laporan Defence Blog, drone pertama jatuh di sekitar Laut Hitam pada Oktober 2022 dalam keadaan utuh. Drone tersebut kemudian disita oleh pasukan Ukraina. Menurut analisis Ukraina, drone ini bisa membawa hinga 4 amunisi berpemandu, drone juga bisa digunakan untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Sebagai tambahan informasi bagi Agan, Qaem sendiri sudah dibuat dalam berbagai versi. Termasuk varian berpemandu laser dan inframerah, dengan Qaem-5 dan Qaem-9 yang menggunakan sistem panduan TV. Mengutip informasi media Iran, yakni Iran Press, varian pertama dari Qaem (Qaem-1) diluncurkan pertama kali pada tanggal 5 Februari 2018 bersamaan dengan upacara pembukaan lini produks Mohajer-6. Waktu itu bom ini diamati dengan dua sistsm emandu terlihat televisi dan thermal-optik.
Varian selanjutnya dikenal sebagai Qaem-5 dan Qaem-9 juga diluncurkan dalam sebuah upacara pada tanggal 6 Agustus 2019, di hadapan Menteri Pertahanan saat itu, Brigadir Jenderal Amir Hatami. Ketinggian operasional minimum bom ini adalah 4 hingga 10 ribu kaki (1.219 hingga 3.048 meter) dan jangkauannya 12 hingga 40 kilometer. Yang dimaksud dengan “ketinggian operasional minimum”bom Qaem adalah, jika bom tersebut diluncurkan di bawah ketinggian tersebut (di bawah 1.219 meter), maka bom tersebut tidak akan dapat meluncur dan akan cepat jatuh menuju sasaran.
Untuk spesifikasi Mohajer-6, drone ini punya bentang sayap 10 meter dan panjang 7 meter. Kecepatan terbang maksimumnya adalah 200 km/jam, durasi terbang 12 jam, dan ketinggian terbang maksimum 5.400 meter. Meski punya spesikasi yang bagus, akan tetapi drone ini jarang terlihat muncul di medan laga.
Quote:
Khusus untuk bom Qaem-5 dapat dipasang pada pesawat tempur, dan jika dilepaskan di ketinggian, jarak tempuh hingga 20 kilometer dapat dicapai. Sistem pencari/pemandu di Qaem-5 adalah TV, thermal, laser dan kombinasi optik dan laser. Penggunaan semua jenis pencari tersebut di Qaem-5 memungkinkan operasi dilakukan dengan sangat akurat dan dalam segala kondisi cuaca.
Bom punya berat keseluruhan 20 kg, untuk hulu ledak yang dibawa adalah 8,5 kg. Panjang bom adalah 108 cm dan punya diameter 15,2 cm. Tergantung ketinggian pelepasan, bom seri Qaem dapat mencapai target pada jarak 12 sampai 40 km. Saat ini tidak diketahui sudah berapa banyak drone Mohajer-6 dan persenjatannya yang sudah diterima Rusia dari Iran. Di sisi lain, drone ini memang jarang terlihat digunakan, Rusia lebih suka memakai drone kamikaze Shahed-136.
-----------------
Referensi Tulisan: Defence Blog& Iran Press
Sumber Foto: sudah tertera






dodolaje dan 6 lainnya memberi reputasi
7
970
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan