Mahasiswa Papua, memberikan keterangan terkait rasis dengan sebutan monyet yang dituliskan didepan asrama mereka, Rabu (29/05). (TPJ - Derek Kobepa (Tangkapan Layar))
The Papua Journal – Baru baru ini terjadi Ujaran kebencian terhadap warga Papua kembali picu, kali terjadi Jakarta selatan, warga non Papua diperlakukan rasis  terhadap mahasiswa Papua asal kabupaten Lani Jaya Provinsi Papua Pegunungan, di Kontrakan Mahasiswa Lani Jaya Perumahan taman kota, di Jakarta. (29/05).

Video dengan durasi 2:31 menit Papan tulis yang dituliskan berupa mengumuman menjelaskan ”Weei Jangan buang sampah disini, MONYET”. Diletakan didepan kontrakan mahasiswa kabupaten Lani Jaya.

“Mahaiswa papua kesal atas tindakan diskriminasi rasial terhadap orang Papua dan khususnya Mahasiswa Papua di Jakarta selatan, yang berulang kali terus terjadi kasus rasis terhadap orang Papua,” jelas mahasiswa Papua ini.

Dikatakan salah satu mahasiswa Papua pihaknya belum perna membuang sampah disekitarnya, ataupun keributan kekacauan belum pernah.

“Tetapi kami diperlakukan rasis dari oknum tertentu terhadap kami orang asli Papua, dan kami akan proses hukum atas kasus ini sesuai hukum yang berlaku,” jelasnya.

Sementara itu, Pelaku Rita Sahara (50) agama Islam, mengakui benar membuat tulisan tersebut atas inisiatif sendiri namun tulisan tersebut tidak menunjukan masyarakat tertentu hanya semata mata kekesalannya.

“tulisan ini hanya kekesalan saya kepada orang lain yang membuang sampa dipekarangan rumah saya,” jelas Rita Sahara, dalam pernyaan di kepolisian, Kamis (30/05).

DIkatakan Rita, meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji tidak mengulaginya, dan khususnya kepada ade ade mahasiswa Papua ada sekali lagi saya minta maaf yang sebesar besarnya.

“Demikian surat pernyataan saya ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan apabila saya mengulagi perbuatan tersebut maka saya akan diproses sesuai hukum yang berlaku di negara ini,” pungkasnya. (Derek Kobepa)

https://www.thepapuajournal.com/regi...sebutan-monyet

Di papan tulis nggak disebut ke etnis mana . Cuma karena didepan kontrakan mahasiswa Papua jadi masalah
coba kalau ditaruh di depan kontrakan mahasiswa etnis lain mungkin bakal beda nasibnya