Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Film Vina: Sebelum 7 Hari Akan Disomasi Praktisi Hukum, Bikin Citra Polisi Buruk
Film Vina: Sebelum 7 Hari Akan Disomasi Praktisi Hukum, Disebut Bikin Citra Polisi Buruk

Sabtu, 25 Mei 2024 18:03 WIB

Film VINA: Sebelum 7 Hari yang diangkat dari kisah nyata kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Vina di Cirebon pada 2016. Film ini akan disomasi praktisi hukum karena memberikan citra buruk ke polisi. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Praktisi hukum yang juga Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Unpas, Boyke Luthfiana Syahrir, mengatakan film "Vina: Sebelum 7 Hari" dapat menggiring opini masyarakat tentang sosok Pegi Setiawan.

Dalam film itu, ujar Boyke, Pegi alias Perong diceritakan sebagai anak dari pejabat polisi yang turut menjadi pelaku dalam pembunuhan Vina Cirebon dan Rizky alias Eky di Cirebon pada 2016. 

"Hingga akhir cerita film tersebut dia (Pegi) tidak ditemukan atau hilang jejak dari kejaran pihak kepolisian," ujar Boyke.

Menurut Boyke, cerita Pegi dalam film itu diduga dapat menggiring opini sehingga masyarakat beranggapan bahwa Pegi benar anak polisi dan tak kunjung ditangkap.

Namun, faktanya, kata dia, pada Selasa 21 Mei 2024, jajaran Ditreskrimum Polda bersama tim Bareskrim Polri berhasil meringkus Pegi setelah buron selama delapan tahun.

"Informasi dari pihak kepolisian bahwa Egi atau Pegi alias Perong ini bukan anak polisi sebagaimana di film, tapi anak dari seorang asisten rumah tangga."

"Maka seharusnya pihak rumah produksi film harus menarik kalimat 'kisah nyata' dalam tulisan judul film tersebut," katanya.

Sebab, menurut Boyke, akibat film tersebut masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi memiliki penilaian negatif terhadap polisi.

"Film tersebut juga harus ditarik dari peredaran dan mengubah beberapa adegan yang memang tidak sesuai fakta persidangan maupun putusan dalam amar pertimbangan pokok perkara tersebut," ucapnya.

Apabila dalam waktu dekat pihak rumah produksi tidak menarik adegan dan menghapus kalimat "kisah nyata" dalam flyer judul film tersebut, pihaknya akan melayangkan somasi.

"Saya akan berkoordinasi dengan jajaran kepengurusan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Unpas untuk mengajukan somasi terbuka, karena sebagai warga negara Indonesia dan praktisi hukum menyayangkan lembaga yang seharusnya kita berikan apresiasi malah mendapatkan sebuah gambaran citra yang kurang baik," katanya. (tribunnetwork/nazmi abdurahman)

https://jabar.tribunnews.com/2024/05...a-polisi-buruk
0
649
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan