[COC]Cara Mendidik Anak Agar Anak Menjadi Open Minded Dan Berfikir Kritis #AslinyaLo
TS
eggnostick
[COC]Cara Mendidik Anak Agar Anak Menjadi Open Minded Dan Berfikir Kritis #AslinyaLo
Hallo kaskuser dan pembaca sekalian,
ketemu lagi sama ane, Telur Tidak Menempel.
Dari kemarin saya sudah membahas tema tema yang ringan. Sekarang waktunya tema yang serius dan tentunya bisa memberikan manfaat.
Dan berhubung ada event coc yang diselenggarakan oleh forum wedding & family, saya ingin berpartisipasi.
Tema yang saya bawa kali ini adalah"Bagaimana Cara Mengajari Anak Agar Bisa Open Minded Dan Berfikir Kritis.?"
Yuuk ahh langsung aja disimak gansis step by stepnya.!!
Spoiler for 1. Ajari Anak Untuk Mempertanyakan Segala Sesuatu:
Quote:
anak anak dalam tahap pertumbuhan dan pencarian jati diri, sering sekali mempertanyakan hal hal yang diluar dugaan. Keponakan saya yang berumur 7 tahun dahulu pernah bertanya kepada nenek saya, "nek, kok rambutnya warna putih sih.?"
Sontak keluarga saya yang mendengar langsung tertawa.
Pertanyaan pertanyaan lugu semacam ini sering dilontarkan oleh anak anak. Tapi sayangnya, jawaban yang didapatkan tidaklah tepat dan justru beberapa malah tidak dijawab (membiarkan anak mencari tahu jawabannya sendiri). Padahal pertanyaan seperti itu seharusnya dijawab dengan jawaban yang tepat. Karena otak anak dalam masa pertumbuhan bisa mengingat memori lebih cepat.
Permasalahannya adalah sekarang sudah sedikit (jarang) anak anak yang bertanya dengan pertanyaan lugu seperti itu. Menurut saya, ini karena kurang aktifnya peran orang tua dalam membimbing proses tumbuh kembang anak.
Orang tua jaman sekarang lebih berfokus pada pembelajaran membaca dan menulis. Sang anak jadi lebih terfokus pada hal tersebut yang menyebabkan daya imajinasi sang anak tidak berkembang.
Dan bahkan ada beberapa kasus dimana ketika sang anak bertanya, orang tua justru memarahinya. Pertanyaan pertanyaan yg bersifat negatif seperti "ayah kenapa ngerokok.? Adek mau ngeroko dong", sang orang tua pun langsung menegur anak tersebut dengan dalih bahwa merokok adalah perbuatan jelek dan tidak patut ditiru.
Ini sangat kontradiksi, sang anak bertanya seperti itu karena sang ayah memberikan contoh / perilaku yang sama. Wajarlah seorang anak bertanya seperti itu. Tapi seharusnya orang tua tidak memberikan jawaban yang menyudutkan atau menjelekkan karena contoh perbuatan tersebut berasal dari orang tuanya sendiri.
Intinya adalah dukung terus tumbuh kembang anak dengan cara mengajari anak bagaimana bertanya, mempertanyakan segala sesuatu. Dan jadi lah orang tua yang aktif dalam menjawab. Jika kita tidak tahu, katakan pada anak bahwa kita akan mencari jawabannya dan mintalah untuk menunggu.
Jangan pernah memarahi anak anda ketika anak anda bertanya tentang hal yang negatif, hal yang jelek, hal yang bahkan orang tuanya tidak tahu.
Spoiler for 2. Stop Menjawab Dengan Mengaitkan Tuhan.:
Quote:
Melanjutkan dari yang diatas, masih banyak orang tua yang menjawab pertanyaan anaknya dengan mengaitkan tuhan. Entah itu "karena kuasa tuhan.", "hanya tuhan yang tau", atau berbagai jawaban lain yang sebetulnya sama sekali tidak menjawab.
Ketika seorang anak bertanya,"bu.. kenapa ada siang dan malam." Sang ibu menjawab, "itu karena kuasa tuhan nak."itu bukan lah jawaban yang tepat. Alih - alih memberikan jawaban logis dan sesuai fakta, sang orang tua justru memberikan jawaban singkat dan tanpa perlu dibuktikan. Karena jawaban seperti ini biasanya hanya bermodalkan iman.
Dan anak yang mendengar jawaban seperti ini pun pasti langsung terdiam dan tidak akan melanjutkan pertanyaan nya lagi. Karena bagi sebagian masyarakat, jawaban dengan melekatkan tuhan adalah jawaban pasti, jawaban mutlak, jawaban yang tidak bisa dibantah.
Respon orang tua yang seperti inilah yang salah. Anak anak jadi tidak bisa mengembakan daya berfikirnya, tidak bisa mengembangkan imajinasinya. Dan tentunya, anak anak akan semakin malas untuk bertanya, jika jawabannya selalu membawa tuhan sebagai penyebab atau bahkan sebagai jawaban mutlak yang tak terbantahkan.
Spoiler for 3. Ajari Anak Untuk Menghargai Perbedaan.:
Quote:
Dulu sekali sewaktu saya sekolah dasar, teman teman saya yang beragama mayoritas hanya berteman / bergaul dengan yang seagamanya saja. Dulu dikelas saya, ada seorang murid pindahan yang beragama buddha.
sewaktu teman saya yang Buddha masuk kelas dan perkenalan diri, teman teman saya yang lain seperti terlihat aneh dan menjauhi nya. Dan yang membuat mereka melihat aneh adalah karena anak baru tersebut beragama Buddha. Dan wajahnya yang memang terlihat chinese.
Setelah beberapa hari, Anak ini terlihat sering sendirian. Bahkan ketika saat istirahat jajan makanan. Saya yang memang sedari kecil diajari untuk menghargai sesama, akhirnya mulai sering menyapa dan mengajak anak itu untuk jajan bareng. Saya pun akrab dengan dia meskipun kita (dahulu) berbeda agama dan sering sekali saya hanya bermain dengan dia ketika istirahat. Itu karena teman teman saya seperti menjauhi anak baru tersebut.
Itu adalah sedikit kisah nyata yang benar benar saya alami. Saya tidak tau bagaimana orang tua teman teman saya mendidik anaknya. Melihat beberapa kasus dulu dijakarta. saat pawai ramadhan, anak anak berteriak "bunuh ahok.. bunuh ahok..". Miris sekali saya melihat video tersebut. Bagaimana bisa mendoktrin anak kecil untuk mengatakan hal yang tidak pantas seperti itu? Bagaimana peran orang tua mereka dalam mendidik anak? Apakah mereka tidak diajarkan untuk menghargai perbedaan? Apakah mereka diajarkan untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah?
Memang saat itu sedang masa pilkada dki. Dan ahok adalah salah satu calon yang juga merupakan seorang keturunan china. Apalagi ditambah kasus keselo lidahnya. Lalu kasus tersebut dijadikan bahan oleh segelintir orang untuk menaikan isu anti china dan dengan kampanye hitam berdasarkan agama. Makin menumpuklah kebencian antara ras dan agama pada saat itu.
Sesuatu ada yang salah dengan bagaimana cara mendidik orang tuanya. Yang pasti, mendidik anak yang tepat adalah bagaimana agar anak bisa menghargai sesama, bisa menghargai perbedaan.
Katakanlah pada anak anda, perbedaan bukan untuk memecahkan, tapi untuk menyatukan. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan bahasa, perbedaan itulah yang membuat indonesia semakin indah dan beragam.
Demikianlah trit sederhana ini.
Silahkan ambil manfaatnya.
Sekian dan terima kasih.
:terimakasih
Sumber berdasarkan pengalaman pribadi. Dan beberapa gambar hasil olah google.