- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen


TS
surinami
Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen
Quote:
Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi presiden dan wakil presiden RI terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kian gemuk.
Pasalnya, Partai Nasdem menyatakan dukungan untuk keduanya. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga memberi sinyal merapat ke pemerintahan mendatang.
Dua partai tersebut sebelumnya berseberangan dengan Prabowo-Gibran. Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Nasdem, PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).
Bekas koalisi tersebut menyisakan PKS yang hingga kini belum menyatakan sikap, apakah bakal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, atau berada di luar sebagai oposisi.
Selain PKS, PDI Perjuangan hingga kini juga masih bergeming. Pada Pilpres 2024, PDI-P bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres.
Menurut hasil Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP tak lagi lolos ke Senayan. Sebab, dengan perolehan 3,87 persen suara, partai Kabah tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Sementara, Prabowo-Gibran sendiri sejak awal diusung oleh empat partai parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kendati masih mungkin berubah, komposisi kekuatan pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan mulai terlihat. Dengan tambahan dukungan Partai Nasdem dan PKB, partai koalisi presiden dan wakil presiden terpilih itu mengantongi total 63,64 persen suara sah nasional.
Jika dikonversi menjadi kursi di parlemen, koalisi Prabowo-Gibran diperkirakan menguasai 417 kursi atau 71,89 persen dari total 580 kursi di DPR RI.
Adapun konversi suara partai menjadi kursi DPR RI ini dikutip dari data Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip laporan ini.
Berikut perincian peta kekuatan koalisi Prabowo-Gibran seandainya hanya mendapat tambahan kekuatan dari Nasdem dan PKB.
Partai Gerindra: 13,22 persen (86 kursi)
Partai Golkar: 15,29 persen (102 kursi)
PAN: 7,24 persen (48 kursi)
Partai Demokrat: 7,43 persen (44 kursi)
Partai Nasdem: 9,66 persen (69 kursi)
PKB: 10,62 persen (68 kursi)
Total suara sah nasional: 63,64 persen
Total kursi di DPR RI: 417 kursi atau 71,89 persen
Seandainya hanya Nasdem dan PKB yang bermanuver ke kubu Prabowo-Gibran, maka, PDI-P dan PKS akan berada di luar pemerintahan sebagai oposisi. Jika demikian, kekuatan oposisi mencapai 25,14 persen suara sah nasional atau 163 dari total 580 kursi DPR RI (28,10 persen).
Berikut perhitungan kekuatan oposisi jika PDI-P dan PKS tak bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran:
PDI-P: 16,72 persen (110 kursi)
PKS: 8,42 persen (53 kursi)
Total suara sah nasional: 25,14 persen
Total kursi di DPR RI: 163 kursi (28,10 persen)
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih RI masa jabatan 2024-2029 oleh KPU RI pada Senin (22/4/2024).
Pasangan ini memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.
Sementara, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengekor di urutan kedua dengan raihan 40.971.906 suara atau sekitar 24,95 persen.
Di urutan buntut, capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menghimpun 27.040.878 suara atau sekitar 16,47 persen dari seluruh suara sah nasional.
Meski begitu, Prabowo-Gibran belum resmi menjadi presiden dan wakil presiden RI. Menurut jadwal, pelantikan keduanya bakal digelar pada 20 Oktober 2024.
https://nasional.kompas.com/read/202...si-7189?page=2

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi presiden dan wakil presiden RI terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kian gemuk.
Pasalnya, Partai Nasdem menyatakan dukungan untuk keduanya. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga memberi sinyal merapat ke pemerintahan mendatang.
Dua partai tersebut sebelumnya berseberangan dengan Prabowo-Gibran. Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Nasdem, PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).
Bekas koalisi tersebut menyisakan PKS yang hingga kini belum menyatakan sikap, apakah bakal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, atau berada di luar sebagai oposisi.
Selain PKS, PDI Perjuangan hingga kini juga masih bergeming. Pada Pilpres 2024, PDI-P bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres.
Menurut hasil Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP tak lagi lolos ke Senayan. Sebab, dengan perolehan 3,87 persen suara, partai Kabah tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Sementara, Prabowo-Gibran sendiri sejak awal diusung oleh empat partai parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kendati masih mungkin berubah, komposisi kekuatan pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan mulai terlihat. Dengan tambahan dukungan Partai Nasdem dan PKB, partai koalisi presiden dan wakil presiden terpilih itu mengantongi total 63,64 persen suara sah nasional.
Jika dikonversi menjadi kursi di parlemen, koalisi Prabowo-Gibran diperkirakan menguasai 417 kursi atau 71,89 persen dari total 580 kursi di DPR RI.
Adapun konversi suara partai menjadi kursi DPR RI ini dikutip dari data Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip laporan ini.
Berikut perincian peta kekuatan koalisi Prabowo-Gibran seandainya hanya mendapat tambahan kekuatan dari Nasdem dan PKB.
Partai Gerindra: 13,22 persen (86 kursi)
Partai Golkar: 15,29 persen (102 kursi)
PAN: 7,24 persen (48 kursi)
Partai Demokrat: 7,43 persen (44 kursi)
Partai Nasdem: 9,66 persen (69 kursi)
PKB: 10,62 persen (68 kursi)
Total suara sah nasional: 63,64 persen
Total kursi di DPR RI: 417 kursi atau 71,89 persen
Seandainya hanya Nasdem dan PKB yang bermanuver ke kubu Prabowo-Gibran, maka, PDI-P dan PKS akan berada di luar pemerintahan sebagai oposisi. Jika demikian, kekuatan oposisi mencapai 25,14 persen suara sah nasional atau 163 dari total 580 kursi DPR RI (28,10 persen).
Berikut perhitungan kekuatan oposisi jika PDI-P dan PKS tak bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran:
PDI-P: 16,72 persen (110 kursi)
PKS: 8,42 persen (53 kursi)
Total suara sah nasional: 25,14 persen
Total kursi di DPR RI: 163 kursi (28,10 persen)
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih RI masa jabatan 2024-2029 oleh KPU RI pada Senin (22/4/2024).
Pasangan ini memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.
Sementara, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengekor di urutan kedua dengan raihan 40.971.906 suara atau sekitar 24,95 persen.
Di urutan buntut, capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menghimpun 27.040.878 suara atau sekitar 16,47 persen dari seluruh suara sah nasional.
Meski begitu, Prabowo-Gibran belum resmi menjadi presiden dan wakil presiden RI. Menurut jadwal, pelantikan keduanya bakal digelar pada 20 Oktober 2024.
https://nasional.kompas.com/read/202...si-7189?page=2
Ingat kata mas yohan




itkgid memberi reputasi
1
378
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan