perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Rupiah Anjlok ke Rp 16.000 per Dolar AS, Pengamat Prediksi Masih akan Terus Melemah

Rupiah Anjlok ke Rp 16.000 per Dolar AS, Pengamat Prediksi Masih akan Terus Melemah



TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, 12 April 2024 anjlok ke level Rp 16 ribu. Pada pukul 12.50, Google Finance mencatat, nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.128 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.014.

Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, menyatakan kondisi ini bukan sesuatu yang mengagetkan. Pasalnya, kata dia, tren dolar AS sepekan ini tercatat menguat.

"Sangat tidak mengagetkan, mengingat dolar AS sangat kuat sepekan ini. Apalagi, setelah data inflasi AS yang secara mengejutkan naik dan di atas perkiraan," katanya kepada Tempo pada Jumat.

Dia melanjutkan, peluang the Fed untuk memangkas suku bunga sudah mundur dari yang sebelumnya Juni menjadi September. "Artinya, pada pertemuan Juli pun the Fed diperkirakan masih akan tetap menahan suku bunga."

Menurut Lukman, hampir tidak ada sentimen positif yang dapat mendukung penguatan rupiah. Sementara data dari Cina pekan ini, di mana inflasi lebih rendah dari perkiraan. Di samping itu, data perdagangannya juga tercatat surplus.

"Ekspor dan impor semuanya juga lebih rendah dari perkiraan semakin menekan rupiah," kata dia.

Lukman memperkirakan tren nilai tukar rupiah masih akan melemah sepanjang bulan ini. Pasalnya, data-data ekonomi AS masih sangat kuat, sementara data ekonomi domestik masih mengecewakan.



Lukman menyebut, satu-satunya yang dapat mendukung rupiah hanyalah intervensi Bank Indonesia dan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Tanpa kedua jalan itu, rupiah bisa makin ambrol. "Tanpa intervensi, rupiah bisa mendekati Rp 17 ribu."

Senada dengan itu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, Indeks Dolar AS selama libur Lebaran memang tercatat menguat. Terutama pasca rilis data inflasi konsumen AS atau CPI di Rabu malam. Data inflasi konsumen AS bulan Maret menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.

Walaupun memang pasar rupiah vs dolar AS tidak berjalan selama libur dan cuti bersama Lebaran. Namun, pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS tetap dapat dipantau.

"Inflasi AS yang masih sulit turun ini memicu penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS. Kebijakan pemangkasan mungkin tidak akan dilakukan pada rapat the Fed bulan Juni," kata Ariston.

Dia menambahkan, Indeks Dolar AS Jumat malam bergerak di kisaran 105,9. Sementara pada akhir pekan lalu, bergerak di kisaran 104.

"Ini mungkin bisa mendorong pelemahan rupiah lebih lanjut terhadap dolar AS di pembukaan pasca libur Lebaran di tanggal 16 April."

https://bisnis.tempo.co/read/1856160...mah?page_num=2

Butuh segera intervensi dari BI, bisa jebol lama-lama kalau dibiarin
0
787
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan