- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
SIKSA NERAKA (Gore Story)


TS
harrywjyy
SIKSA NERAKA (Gore Story)

Quote:
Panggil aku Ten. Aku tidak percaya Tuhan, bagiku Tuhan adalah suatu ilusi yang manusia ciptakan sebagai penghiburan diri. Tuhan tak pernah ada. Aku menjalani hidupku sehari-hari, tanpa bantuan Tuhan. Aku melakukannya dengan tanganku sendiri, bukan karena Tuhan. Aku Ten, aku hanya percaya pada apa yang bisa aku lihat, dengar, cium, dan rasakan. Selebihnya, hal-hal seperti Tuhan dan Malaikat adalah omong kosong.
*
Hai, aku Nix. Aku adalah orang paling sibuk di dunia ini. Aku begitu sibuk dengan segala pekerjaan dan juga hal-hal lainnya. Aku selalu meninggalkan salat lima waktu, bahkan salat Jum’at. Karena bagiku, semua ibadah itu tidak ada gunanya. Tidak memberi efek apa-apa. Lebih baik melakukan hal yang jelas-jelas saja. Hasilnya pun jelas tidak hanya janji-janji yang tidak ada manfaatnya.
*
Saya Real. Bagi saya puasa adalah hal yang amat tidak manusiawi. Setiap makhluk butuh makanan dan makanan itu adalah sumber tenaga serta nutrisi bagi semuanya termasuk manusia. Sehingga aku menolak berpuasa walau aku seorang muslim. Selain itu, kerjaku juga berat di pabrik. Akan sangat sulit jika tidak makan dan minum. Prinsipku, makan dan minum adalah kebutuhan alami semua makhluk termasuk manusia. Menahan lapar dan haus adalah sebuah hal yang tidak manusiawi.

Quote:
Ten menjerit-jerit ketakutan dan kesakitan. Sebuah rantai mengikat dirinya, kedua tangan dan kakinya juga diikat dan terbelenggu. Di bawahnya, sebuah air mendidih siap merebus dirinya. Ten menjerit mencari pertolongan, tapi tidak ada yang menolongnya.
“Tolong! Tolong aku! Ampun!”
Rantai itu perlahan turun ke bawah dan mencelupkan Ten ke dalam air mendidih yang panasnya 1000 kali lebih panas dari air mendidih di dunia. Kulitnya perlahan melepuh dan matang, mengelupas menyisakan daging-daging merah yang terbakar. Ten menjerit sejadi-jadinya. Bola matanya bahkan meletus saking tidak kuatnya menahan panas dari air mendidih tersebut.
Setelahnya, Ten diangkat kembali dengan keadaan yang mengenaskan. Tubuhnya habis dan menyisakan tulang beserta sisa-sisa lembaran kulit melepuh. Sesaat dirinya kembali utuh seperti sediakala. “Toloooong!” teriak Ten. Ia lalu kembali dicelupkan ke dalam air mendidih itu dan merasakan siksaan yang sama.
*
Di sisi lain, Nix kebingungan berada di tempat yang tidak ia kenal. Berbagai teriakan orang-orang meminta tolong membuatnya takut. Tiba-tiba, dari atas kepala Nix disiram dengan tembaga dan timah cair yang mendidih.
“Aaaaaaarrggggh!” teriaknya kesakitan.
Tembaga dan timah itu lantas mengelupas kulitnya dan menghancurkan dagingnya. Otaknya terebus matang oleh cairan panas itu, matanya meletus seperti Ten dan isi perutnya seperti usus, hati dan pankreas tumpah ruah karena daging diperutnya sudah berlubang akibat cairan panas itu. Seketika menyisakan tulang belulang saja.
Tak lama kemudian, Nix pun kembali ke sediakala. Tubuhnya kembali utuh setelah tadi hancur lebur disiram cairan panas. “Hah? Hah? Syukurlah, aku kembali sembuh— Akkh!“ Belum sempat selesai bicara, tiba-tiba sebuah bola besi keras denga duri-duri tajam berayun menghantam kepalanya. Sontak, kepala Nix pun hancur berantakan. Otaknya tercecer ke mana-mana dan kedua bola matanya terpental lalu menggelinding jauh.
Lagi-lagi, kepala Nix kembali utuh seperti sediakala. Ia was-was siksaan apalagi yang didapatnya. Tak lama kemudian, bola besi yang sama kembali menghantam dan menghancurkan kepalanya. Lalu kepalanya utuh lagi, kemudian dihantam dan hancur lagi sampai seterusnya.
*
Sementara itu, Real dililit oleh ular raksasa yang membuatnya ketakutan. “Ampun! Ampun!” teriak Real saking takutnya. Lilitan ular itu semakin kuat dan membuat tulang-tulangnya remuk. Mata Real terbelalak, tak mampu menahan rasa sakit yang sebegitu dahsyatnya. Saking kuatnya lilitan ular itu, isi perut Real sampai keluar dari lubang dubur dan mulutnya. Badannya sudah bagaikan kayu rapuh yang hancur berkeping-keping.
Kepala ular tersebut lalu menghadap ke arah Real. “Nikmat Allah SWT dengan seenaknya kau makan! Tapi perintah Allah untuk berpuasa kau abaikan! Sekarang rasakan ini!”
Ular itu lantas membuka mulutnya lebar-lebar di depan kepala Real. Kemudian dari dalam mulut ular itu, keluar api yang menyambar wajah hingga kepalanya. Sontak, kepala Real pun terpanggang dan gosong terkena api yang sangat amat panas itu. Bahkan Real tidak sempat berteriak kesakitan saking panasnya api tersebut.
Setelahnya, tubuh Real kembali utuh. Kemudian kembali dihancurkan dengan lilitan ular yang dahsyat itu hingga remuk. Lalu kepalanya kembali dibakar oleh sambaran api dari mulut ular. Lalu tubuhnya kembali utuh, dan siksaan itu diulang lagi dan lagi.
SEKIAN.
Quote:
Disclaimer:
TS menulis ini karena terinspirasi oleh buku komik Siksa Neraka yang diterbitkan oleh CV. Pustaka Agung Harapan Surabaya. Ditulis dan Diceritakan oleh MB. Rahimsyah AA. Dan Irsyadul Anam. Semua referensi yang TS dapat untuk menulis ini didapat dari komik tersebut.
TS menulis ini karena memang suka aja sih menulis cerita-cerita sadis dan gore seperti yang ada pada komik Siksa Neraka ini. Dan dikemaslah menjadi tulisan yang berbeda. Semua hal di atas bukan bermaksud menggurui dan tidak ada hubungannya dengan ideologi/kepercayaan TS.
TS menulis ini karena terinspirasi oleh buku komik Siksa Neraka yang diterbitkan oleh CV. Pustaka Agung Harapan Surabaya. Ditulis dan Diceritakan oleh MB. Rahimsyah AA. Dan Irsyadul Anam. Semua referensi yang TS dapat untuk menulis ini didapat dari komik tersebut.
TS menulis ini karena memang suka aja sih menulis cerita-cerita sadis dan gore seperti yang ada pada komik Siksa Neraka ini. Dan dikemaslah menjadi tulisan yang berbeda. Semua hal di atas bukan bermaksud menggurui dan tidak ada hubungannya dengan ideologi/kepercayaan TS.
Diubah oleh harrywjyy 03-04-2024 10:48






exc@libur dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.6K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan