Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
TNI Ultimatum KKB Usai Serangkaian Kekerasan ke Warga Sipil di Papua



KKB Bakar Pasar di Pegunungan Bintang, Papua. (Dok Polda Papua)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan III) Letnan Jenderal Richard Tampubolon mengultimatum Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua segera menghentikan serangkaian aksi brutal mereka dalam beberapa waktu terakhir.
Richard menyebut rekam jejak kejahatan yang dilakukan KKB belakangan tidak berperikemanusiaan, termasuk di antaranya aksi mereka ke Orang Asli Papua (OAP) dan warga pendatang.

"Rekam jejak kejahatan dan kebiadaban KKB yang tidak berperikemanusiaan sudah tergambarkan dengan jelas, mulai pembantaian terhadap masyarakat Orang Asli Papua (OAP) maupun masyarakat pendatang," kata Richard lewat keterangan tertulis, Sabtu (30/3).

KKB juga disebut gencar menyerang aparat keamanan yang bertugas untuk menjaga keamanan di Papua. Pangkobalwilhan melayangkan tiga instruksi ke KKB Papua.

Pertama, dia meminta KKB segera melepas sandera pilot Susi Air, Philips Mark Marthens, kondisi itu kini menghambat transportasi masyarakat OAP termasuk suplai logistik khususnya distrik terisolir.

Kedua Pangkogabwilhan III meminta untuk menghentikan pembantaian terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa serta tidak memanfaatkan warga lokal seperti mama- mama dan anak-anak kecil untuk pendukung operasi KKB.

Terakhir, Pangkogabwilhan III meminta agar KKB menghentikan penyerangan terhadap aparat yang bertugas menjaga keamanan di Papua

"Saya tegaskan kembali agar KKB mengindahkan apa yang saya sampaikan tersebut, demi terwujudnya tanah Papua sebagai sorga dunia yang indah, damai dan maju," pungkas Richard.

(thr/rds)

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...ipil-di-papua.




Tuding TNI-Polri Lancarkan Serangan Udara di Nduga, Begini Kronologi Menurut TPNPB OPM

image social image social image social image social
Foto-foto yang diklaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai bukti korban prajurit TNI yang gugur bersama peralatan yang dirampas setelah serangan 15 April 2023 di Distrik Mugi-mam, Nduga, Papua. [istimewa]
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM, menyebut personel gabungan TNI/Polri di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan melancarkan serangan brutal selama sepekan ini.

Juru bicara markas pusat TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, serangan brutal dan masif itu dilancarkan personel TNI/Polri ke sejumlah pos milisi TPNPB-OPM di Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma. Serangan disebutnya pertama kali terjadi pada Selasa, 26 Maret lalu.

"Serangan bom dari pesawat, helikopter serta drone militer," kata Sambom dalam keterangan yang diterima Tempo, Sabtu, 30 Maret 2024.

Serangan itu, Sambom melanjutkan, dilancarkan pada malam hari oleh personel TNI/Polri di Nduga. Tercatat sudah 8 kali ledakan menghujam pos milik Kodap III Ndugama-Derakma.

"4 pos Semut Merah milik pasukan khusus TPNPB-OPM terbakar habis," ujar Sambom.

Hanya beberapa hari berselang, kata dia, personel gabungan TNI/Polri kembali melakukan aksi pengeboman di wilayah Nduga. Kali ini, pengeboman dilakukan di wilayah yang tengah didiami Philip Mark Mehrtens, Pilot Susi Air yang ditawan milisi TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogeya sejak 7 Februari lalu.

Sambom bercerita, meski dijatuhi bom berulang kali, seluruh milisi Kodam III Ndugama-Derakma dan Philip selamat. Namun, sejumlah pos dan markas milisi habis terbakar.

"Pos Kobit, Pos Korowait dan Markas Kambila milik pasukan khusus TPNPB-OPM Kodap III habis terbakar," kata Sambom yang juga menyebut serangan terakhir terjadi pada Jumat malam, 28 Maret kemarin.

TPNPB-OPM Kodam III, klaim Sambom, berhasil melancarkan serangan balasan, yaitu dengan menembak helikopter milik TNI. "Ada personel militer juga yang terluka," ucapnya.

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Letnan Kolonel Candra Kurniawan membantah adanya serangan udara. Ia mengatakan, kegiatan patroli yang dilakukan oleh prajurit TNI di Nduga merupakan kegiatan patroli rutin dan dilaksanakan oleh pasukan setempat.

Pasukan organik, kata Candra, memang disiagakan di wilayah Nduga. Namun, mereka ditempatkan untuk kegiatan patroli teritorial, sedangkan eksekusi dilakukan langsung oleh prajurit dari Komando Distrik Militer 1706/Nduga.  "Dilakukan bersama masyarakat juga. Tidak ada namanya serangan udara," kata Candra saat dikonfirmasi Tempo, Sabtu.

Begitu pun situasi di Nduga, kata perwira menengah itu, yang masuk di Ibu Kota di daerah Distrik Kenyam, dalam situasi aman dan kondusif. Candra menampik ihwal adanya informasi baku tembak antara personel TNI dengan milisi TPNPB-OPM Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma di wilayah Nduga. "Anggota banyak di lapangan melayani masyarakat, situasinya juga kondusif," ujarnya.

Kepala Satuan Tugas bidang Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz, Ajun Komisaris Besar, Bayu Suseno sebelumnya juga  mengatakan tidak mengetahui ihwal adanya informasi serangan udara yang dilakukan personel gabungan TNI/Polri di wilayah udara Nduga. "Tidak ada kegiatan anggota kami di Nduga," kata Bayu.

Dihubungi terpisah, Koordinator Gereja Kingmi wilayah Nduga, Pendeta Eliaser Tabuni tidak menampik ihwal masih mencekamnya situasi di sejumlah Distrik di Nduga saat ini. Namun, dia mengatakan tidak mengetahui ihwal adanya serangan udara yang dilancarkan personel TNI/Polri.

"Suara tembakan memang ada, kalau ledakan bom saya belum dengar," kata Eliaser.

Gereja, kata dia, meminta agar milisi TPNPB dan personel TNI tidak lagi menjadikan area perkampungan warga sebagai palagan seperti yang pernah terjadi pada tahun lalu. "Jangan biarkan kami menjadi asing di kampung kami sendiri. Biarkan tinggal dengan damai," ujar Eliaser

https://nasional.tempo.co/read/18513...rut-tpnpb-opm.

keresahan masyarakat akan konflik TNI./Polri dengan KKB


Beredar Video KKB Ancam Pendulang Emas di Kampung Wakia Mimika, Ini Respon Kapolres

Tampak aktivitas dulang emas di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Jauh, Minggu (31/3/2024).


Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA- Warga dihebohkan dengan beredarnya video seorang pria memegang senjata api di lokasi penambangan emas tradisional di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Jauh, Mimika, Papua Tengah.

Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik tersebut,  salah seorang warga menyebut pendulang emas telah warning oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Dapat ancaman tadi malam harus pulang akhirnya pagi-pagi semua pulang. Kami diberikan waktu dua hari meninggalkan lokasi dulang," ujar salah seoang warga.


Kata dia, beberapa orang juga masih dalam tawanan KKB.

"Mudah-mudahan tidak terjadi hal tak diinginkan. Pulang-pulang cari nafkah tapi harga lebih berharga, keluarga menanti dirumah. Semangat pejuang tambang," kata orang dalam video tersebut.

Beredarnya video tersebut langsung direspon oleh Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra.
Gede menyebut, pihaknya belum bisa memastikan kelompok masyarakat yang datang ke lokasi tersebut.

"Kami masih berupaya memastikan dan mendalami video tersebut," kata I Gede Putra kepada Tribun-Papua.com, Minggu (31/32024)

Menurut dia,  sementara ini TNI-Polri dan pemerintah Kampung Wakia bersama para tokoh sedang memastikan kebenaran yang ada di video tersebut.

"Masih dipastikan kebenarannya terkait adanya sekelompok masyarakat mendatangi lokasi dulang emas tradisional di Wakia," tandasnya. (*)

, https://papua.tribunnews.com/2024/03...spon-kapolres.
ancaman KKB ke para penambang emas
amekachi
simsol...
servesiwi
servesiwi dan 2 lainnya memberi reputasi
3
303
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan