Hasil penyelidikan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bojonegoro mengungkap kasus pelecehan seksual yang menimpa delapan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di wilayah Kota Bojonegoro. Para korban menjadi sasaran tindakan cabul dari seorang guru di sekolah tersebut. Kejadian ini terjadi sejak September 2023 hingga Januari 2024.

Menurut Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Fahmi Amarullah, hasil pemeriksaan oleh penyidik mengungkap bahwa ada delapan siswa yang menjadi korban. Tujuh di antaranya mengalami pelecehan seksual, sementara satu siswa bahkan mengalami tindakan sodomi. Jumlah korban ini diperkirakan masih bisa bertambah karena tersangka telah lama mengajar di Madrasah Ibtidaiyah tersebut.

Pelaku, yang menggunakan inisial M (23) dan beralamat di Kecamatan Bojonegoro, telah ditetapkan sebagai tersangka. Guru yang mengajar mata pelajaran komputer ini melakukan pelecehan seksual terhadap korban saat mereka sedang tidur di asrama sekolah. “Pengakuan tersangka menunjukkan ada delapan siswa yang menjadi korban,” ungkap AKP Fahmi Amarullah pada Kamis, 21 Maret 2024.

Selain melakukan pelecehan, tersangka juga mengancam para korban agar tidak menceritakan perbuatan buruk yang dialaminya kepada orang lain. Untuk menutup mulut para siswa, tersangka memberikan uang senilai Rp50 ribu kepada masing-masing korban.

Dalam proses pemeriksaan, tersangka mengungkap bahwa dia sendiri pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh kakak tingkatnya saat masih menempuh pendidikan di pondok pesantren di Lamongan. Pengalaman pahit ini memicu tersangka untuk melakukan tindakan serupa terhadap siswanya di Madrasah Ibtidaiyah.

Kasus ini menyorot pentingnya perlindungan terhadap anak-anak di lingkungan pendidikan. Pihak berwenang harus bertindak tegas untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan siswa di sekolah. Semoga kasus ini dapat memberikan pelajaran bagi semua pihak agar lebih waspada dan proaktif dalam melindungi generasi muda dari ancaman pelecehan seksual.