Seorang warga Surabaya berinisial S, pada tanggal 12 Desember 2023, menjadi korban penipuan dengan modus video call yang merugikan hingga mencapai Rp 7,8 miliar. Pelaku berhasil melakukan 39 kali transaksi dalam satu hari, menguras rekening korban tanpa sepengetahuan korban.

Menurut keterangan kuasa hukum korban, Yafet, kejadian tersebut dimulai ketika korban menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai petugas pos. Pelaku tersebut menginformasikan kepada korban bahwa ada paket kiriman atas nama korban yang tujuannya adalah seorang bernama Made di Bali. Kejanggalan muncul karena paket tersebut diklaim berada di Palembang, namun menggunakan identitas korban yang berdomisili di Surabaya.

"Pelaku yang mengaku petugas pos mengatakan bahwa Made adalah pelaku kriminal. Selain itu, korban diintimidasi dengan ancaman bahwa dia dapat dilaporkan ke polisi karena terlibat dengan pelaku kriminal," ujar Yafet kepada wartawan di Surabaya pada Minggu (4/2/2024).

Petugas pos palsu tersebut kemudian memerintahkan korban untuk menghubungi nomor "Hotline Polisi" dan Kejaksaan. Terpancing oleh rasa panik, korban mengikuti arahan tersebut. "Korban kemudian menelepon hotline yang disebut berasal dari Polda Sumsel. Kami menduga bahwa ini semua hanyalah rekayasa," tambah Yafet.

Tak berapa lama, korban menghubungi nomor hotline yang mengatasnamakan polisi. Melalui video call, korban dihubungi balik oleh pelaku yang memberitahu bahwa korban bisa terhindar dari tuduhan kriminal dengan cara membersihkan rekeningnya. "Pelaku menghubungi korban melalui video call dan mengatakan bahwa dia akan dimintai keterangan dengan merinci kronologis kejadian," jelas Yafet.

Korban akhirnya dipujuk untuk mentransfer seluruh uang di berbagai rekeningnya ke satu rekening pribadi atas nama PPATK, dengan harapan rekening korban akan terbebas dari dugaan keterlibatan dengan Made.




Info lengkapnya DI SINI