Sumber Gambar

Aksi tiga remaja yang menari di atas panggung TikTok saat acara imtihan Madrasah Diniyah di Kecamatan Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, telah menjadi viral di berbagai platform media sosial. Kejadian ini menimbulkan kontroversi karena kegiatan tersebut dilakukan di tengah-tengah acara penting bagi salah satu Madrasah Diniyah di Kabupaten Pasuruan.

Sebagaimana dikutip dari keterangan akun Instagram @ayopasuruan pada Kamis (7/3/2024), penampilan mereka di acara imtihan tersebut langsung menuai kritik dari berbagai pihak. Netizen secara luas mengomentari bahwa tarian tersebut tidak pantas dilakukan dalam konteks lingkungan keagamaan.

Reaksi netizen pun beragam, dengan sebagian besar mengkritik keputusan tersebut. Mereka menilai bahwa aktivitas seperti itu tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan madrasah.

Seorang netizen menegaskan, "Tarian semacam itu tidak seharusnya dilakukan di lingkungan madrasah," sementara yang lain menimpali, "Sangat disayangkan ketua madrasah mengizinkan hal ini terjadi." Beberapa netizen bahkan mengingatkan tentang insiden serupa di masa lalu, seperti acara wisuda yang juga diwarnai dengan tarian yang dianggap tidak pantas.

Madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam, sering kali dianggap sebagai tempat yang didedikasikan untuk pendidikan agama dan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah pantas bagi madrasah untuk mengadakan acara joget-joget. Secara tradisional, madrasah cenderung mengedepankan seriusitas dalam pendekatan pendidikannya. Namun, keberagaman minat dan bakat siswa mungkin menuntut pendekatan yang lebih inklusif, memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan seni dan ekspresi kreatif.

Keputusan untuk mengadakan acara joget-joget di madrasah seharusnya tidak hanya dipandang dari segi keagamaan, tetapi juga dari perspektif pendidikan dan pengembangan siswa. Seni pertunjukan, termasuk tarian, dapat menjadi sarana efektif untuk menggali potensi kreatif siswa dan membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, madrasah dapat mempertimbangkan acara joget-joget sebagai cara untuk melibatkan siswa dalam kegiatan positif yang mendukung perkembangan fisik, emosional, dan sosial mereka.

Namun, dalam mengambil keputusan ini, madrasah perlu memperhitungkan dengan cermat nilai-nilai Islam dan norma-norma etika dalam acara tersebut. Sebagai lembaga pendidikan, madrasah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan yang diadakan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan tidak melenceng ke arah yang bertentangan. Konsultasi dengan komunitas dan orang tua, serta melibatkan para ulama atau penasehat agama, dapat menjadi langkah yang bijaksana dalam memutuskan apakah sebuah acara joget-joget di madrasah dapat dianggap pantas atau tidak.

Link Referensi