- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Klenteng Tjoe Tik Kiong, Cagar Budaya Etnis Tionghoa di Pasuruan Jawa Timur
TS
hendy.qiranada
Klenteng Tjoe Tik Kiong, Cagar Budaya Etnis Tionghoa di Pasuruan Jawa Timur
HENDY QIRANADA posting di Kaskus.id
Halo agan dan sista Kaskuser, sebentar lagi Imlek nih, apa saja yang kamu persiapkan dan harapkan di Imlek tahun ini nanti?
Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan beberapa hal. Salah satunya identik dengan warna merah. (Sumber gambar).
Imlek merupakan tradisi dan budaya Tionghoa yang menjadi bagian dari keanekaragaman etnis dan budaya di Indonesia, Imlek sendiri tak terlepas dari yang namanya tradisi Tionghoa yang telah dihidupi oleh orang-orang Tionghoa sedari nenek moyang sampai sekarang.
Kawasan atau tempat yang menjadi pusat kebudayaan Tionghoa ini diantaranya adalah Pecinan (kompleks pemukiman etnis Tionghoa) dan Klenteng (tempat sembahyang).
Salah satu Klenteng yang menjadi pusat penyebaran dan pelestarian budaya Tionghoa di Kota Pasuruan, Jawa Timur dan sekitarnya, yakni Klenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan.
Klenteng Tjoe Tik Kiong di Pasuruan. (Z Creators/ Anggeli Shinta Novitasari).
Klenteng Tjoe Tik Kiong yang berada di Jalan Lombok, Kota Pasuruan ini didirikan pada tahun 1740 oleh para saudagar etnis Tionghoa yang datang dan menetap di Pasuruan saat itu, sebagai perekat persaudaraan di kalangan etnis Tionghoa.
Arca-arca yang digunakan untuk membangun klenteng diimpor langsung dari Tiongkok pada tahun 1857. Adapun bentuk bangunan klenteng Tjoe Tik Kiong ini menganut gaya “Indische Empire” dan saat ini bangunan utama asli di bagian depan klenteng, tempat patung Dewi Makco.
Beberapa bagian bangunan lainnya dibangun perlahan dari waktu ke waktu, yakni di bagian tengah terdapat patung Dewi Kwan Im dan tempat bersemedi yang dapat ditemui di bagian belakang klenteng.
Letak Klenteng Tjoe Tik Kiong sengaja dibangun tegak lurus dengan jalan atau biasa disebut tusuk sate, karena menurut kepercayaan orang Tionghoa bangunan tusuk sate memiliki pengaruh buruk dan pengaruh buruk tersebut dapat hilang dengan keberadaan klenteng yang berada di jalan tegak lurus dari Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Lombok.
Klenteng tersebut diberi nama Tjoe Tik Kiong yang berarti tempat untuk membina agar berakhlak mulia dan penganut Kong Hu Cu percaya bahwa Tjoe Tik Kiong adalah istana yang dapat menyebarkan rasa kasih sayang dan perbuatan kebajikan.
Dari sejarah perjalanan berdirinya Klenteng Tjoe Tik Kiong memiliki peran yang besar bagi kehidupan komunitas Tionghoa pada abad ke-17.
Seiring perkembangan zaman, dari masa ke masa, klenteng tersebut tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Kong Hu Cu dan Buddha di Kota Pasuruan, kini juga sebagai tempat pelestarian kebudayaan. Di mana, klenteng Tjoe Tik Kiong menjadi salah satu situs cagar budaya milik Kota Pasuruan.
Sumber.
Halo agan dan sista Kaskuser, sebentar lagi Imlek nih, apa saja yang kamu persiapkan dan harapkan di Imlek tahun ini nanti?
Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan beberapa hal. Salah satunya identik dengan warna merah. (Sumber gambar).
Imlek merupakan tradisi dan budaya Tionghoa yang menjadi bagian dari keanekaragaman etnis dan budaya di Indonesia, Imlek sendiri tak terlepas dari yang namanya tradisi Tionghoa yang telah dihidupi oleh orang-orang Tionghoa sedari nenek moyang sampai sekarang.
Kawasan atau tempat yang menjadi pusat kebudayaan Tionghoa ini diantaranya adalah Pecinan (kompleks pemukiman etnis Tionghoa) dan Klenteng (tempat sembahyang).
Salah satu Klenteng yang menjadi pusat penyebaran dan pelestarian budaya Tionghoa di Kota Pasuruan, Jawa Timur dan sekitarnya, yakni Klenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan.
Quote:
Klenteng Tjoe Tik Kiong di Pasuruan. (Z Creators/ Anggeli Shinta Novitasari).
Klenteng Tjoe Tik Kiong yang berada di Jalan Lombok, Kota Pasuruan ini didirikan pada tahun 1740 oleh para saudagar etnis Tionghoa yang datang dan menetap di Pasuruan saat itu, sebagai perekat persaudaraan di kalangan etnis Tionghoa.
Arca-arca yang digunakan untuk membangun klenteng diimpor langsung dari Tiongkok pada tahun 1857. Adapun bentuk bangunan klenteng Tjoe Tik Kiong ini menganut gaya “Indische Empire” dan saat ini bangunan utama asli di bagian depan klenteng, tempat patung Dewi Makco.
Beberapa bagian bangunan lainnya dibangun perlahan dari waktu ke waktu, yakni di bagian tengah terdapat patung Dewi Kwan Im dan tempat bersemedi yang dapat ditemui di bagian belakang klenteng.
Letak Klenteng Tjoe Tik Kiong sengaja dibangun tegak lurus dengan jalan atau biasa disebut tusuk sate, karena menurut kepercayaan orang Tionghoa bangunan tusuk sate memiliki pengaruh buruk dan pengaruh buruk tersebut dapat hilang dengan keberadaan klenteng yang berada di jalan tegak lurus dari Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Lombok.
Klenteng tersebut diberi nama Tjoe Tik Kiong yang berarti tempat untuk membina agar berakhlak mulia dan penganut Kong Hu Cu percaya bahwa Tjoe Tik Kiong adalah istana yang dapat menyebarkan rasa kasih sayang dan perbuatan kebajikan.
Dari sejarah perjalanan berdirinya Klenteng Tjoe Tik Kiong memiliki peran yang besar bagi kehidupan komunitas Tionghoa pada abad ke-17.
Seiring perkembangan zaman, dari masa ke masa, klenteng tersebut tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Kong Hu Cu dan Buddha di Kota Pasuruan, kini juga sebagai tempat pelestarian kebudayaan. Di mana, klenteng Tjoe Tik Kiong menjadi salah satu situs cagar budaya milik Kota Pasuruan.
Sumber.
blacklegsanjai dan 3 lainnya memberi reputasi
4
29
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan