Aku adalah seorang superhero yang tidak punya kekuatan super. Namaku adalah Sial. Ya, itu nama asliku, bukan nama samaran. Aku lahir dengan nama itu karena orang tuaku menganggap aku sebagai bencana yang menimpa mereka. Mereka meninggalkan aku di panti asuhan saat aku masih bayi. Aku dibesarkan oleh para suster yang baik hati, tapi juga sering mengolok-olok namaku.

Aku memutuskan untuk menjadi superhero karena aku ingin membuktikan bahwa aku bisa berguna bagi dunia. Aku ingin membantu orang-orang yang membutuhkan, melawan kejahatan, dan menyelamatkan nyawa. Aku ingin mengubah nasibku yang sial menjadi beruntung. Tapi ternyata, itu semua hanya mimpi belaka.

Aku tidak punya kekuatan super seperti superhero lainnya. Aku hanya punya kostum yang kubuat sendiri dari kain bekas, topeng yang kubeli dari toko mainan, dan sepeda motor tua yang kuperbaiki dari tempat rongsokan. Aku tidak punya senjata, peralatan, atau alat bantu apapun. Aku hanya mengandalkan keberanian, kecepatan, dan kecerdasan yang kumiliki.

Sayangnya, itu semua tidak cukup untuk menjadi superhero. Aku sering gagal dalam menjalankan misiku. Aku sering terlambat, salah sasaran, atau malah membahayakan orang lain. Aku sering dikejar-kejar oleh penjahat, polisi, atau warga yang marah. Aku sering terjebak, terluka, atau terhina. Aku sering menjadi bahan tertawaan, ejekan, atau sindiran. Aku sering merasa putus asa, frustrasi, atau menyesal.

Aku tidak tahu mengapa aku selalu sial. Aku tidak tahu apakah itu karena namaku, takdirku, atau kesalahanku. Aku tidak tahu apakah aku harus terus berjuang, berhenti, atau menyerah. Aku tidak tahu apakah aku bisa mengubah hidupku, atau hidupku yang akan mengubahku.

Aku adalah seorang superhero yang tidak punya kekuatan super dan selalu sial. Aku adalah Sial.

Akhir.