Sumber Gambar

Dalam lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat tumbuh kembang dan kebersamaan, Binus School Serpong dihebohkan oleh kasus perundungan yang melibatkan Geng Tai. Salah satu tokoh sentral dalam geng ini adalah Agit, seorang siswa yang duduk di bangku kelas 12.

Berikut beberapa fakta mengenai Agit dan perannya dalam Geng Tai:

1. Senioritas dan Pengendalian
  - Agit adalah anggota geng yang mengendalikan semua aktivitas di dalam Geng Tai.
  - Dalam geng tersebut, senioritas dipegang olehnya.
  - Geng Tai telah berdiri selama 9 generasi, menunjukkan eksistensinya yang berlangsung lama¹².

2. Keterlibatan dalam Kasus Bullying
  - Video penganiayaan yang melibatkan Geng Tai menjadi viral. Salah satu anggota geng ini adalah anak dari artis ternama, Vincent Rompies, yakni Legolas.
  - Dalam video yang diunggah di akun Twitter, terlihat aksi penganiayaan dilakukan di luar sekolah. Korban disundur dengan rokok.
  - Geng Tai sering berkumpul di sebuah toko kecil bernama WARUNG IBU GAUL (WIG) di belakang sekolah. Di sana, mereka melakukan kegiatan yang mungkin mengandung unsur kriminal, seperti merokok di bawah umur dan vaping¹.

3. Imbalan dan Status
  - Agit bertugas merekrut anggota baru untuk bergabung dengan geng.
  - Keuntungan bergabung dengan Geng Tai termasuk diberi uang, akses ke tempat parkir dekat Binus, dan yang terpenting, status hierarki yang lebih tinggi dibanding siswa lain.
  - Agit memainkan peran sentral dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan geng ini.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan. Semua pihak, termasuk sekolah, orangtua, dan penegak hukum, harus bersama-sama mengatasi perundungan dan memastikan keamanan serta kesejahteraan para siswa. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan pendidikan. 📚✨

Di sisi lain, pelaku bullying juga tidak luput dari dampak negatif. Meskipun mungkin terlihat kuat dan dominan di permukaan, pelaku bullying seringkali mengalami masalah emosional dan perilaku di kemudian hari. Mereka cenderung memiliki kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dan stabil, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Selain itu, perilaku bullying juga dapat menjadi kebiasaan yang sulit diubah dan berpotensi mempengaruhi masa depan mereka. Bukan hanya itu, tetapi pelaku bullying juga berisiko menghadapi konsekuensi hukum, terutama jika perilaku mereka melanggar hukum atau kebijakan sekolah. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa bullying bukan hanya merugikan bagi korban, tetapi juga berdampak negatif bagi pelaku dan masyarakat secara keseluruhan.

Sumber: Link Referensi