Pada 13 Februari 2024 lalu media Iran memposting video peluncuran rudal balistik dari kontainer, rudal tersebut diklaim berhasil mengahancurkan target di gurun yang berada di Iran tengah menurut laporan Kantor Berita Iran (IRNA).Rudal diluncurkan dari kapal kontainer sipil bernama Shahid Mahdavi yang dioperasikan oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).

Sementara itu, menurut laporan Aljazeera, target yang dihantam rudal tersebut merupakan tiruan dari Pangkalan Udara Palmachim Israel. Pangkalan tersebut merupakan pusat operasi penting untuk perang di Gaza yang memiliki jet tempur di beberapa hanggar dan menerima tentara Israel yang terluka untuk perawatan. Tidak diketahui kapan tepatnya uji coba tersebut, kuat dugaan uji penembakan berlangsung pada akhir bulan Januari 2024.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan di Palmachim bulan Januari lalu bahwa, Tel Aviv tidak akan ragu untuk menyerang Iran. Diduga peluncuran rudal ini untuk merespon pernyataan Netanyahu tersebut. Televisi pemerintah Iran menyebut Palmachim di Israel tengah sebagai pangkalan udara terbesar rezim Zionis di wilayah pendudukan.



Sementara itu, dari beberapa analisis yang ada, rudal yang ditembakkan Iran adalah rudal balistik jarak menengah (MRBM/Medium Range Ballistic Missile). Rudal yang baru diuji tembak bernama Dezful. Rudal ini pertama kali dipublikasikan pada Februari 2019 dari fasilitas rudal bawah tanah Iran. Iran mengatakan rudal Dezful memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km (angka pastinya masih belum diketahui). Rudal bisa membawa hulu ledak seberat 600 atau 700 kg dan memiliki CEP (circular error probability) 5 meter.

Rudal diklaim dapat menukik menuju sasaran dengan kecepatan hipersonik Mach 7 (8.643 km per jam). Iran menyebut jika Dezful adalah versi peningkatan dari rudal Zolfaghar, yang memiliki jangkauan 700 km. Sementara itu, peluncuran rudal dari kontainer sipil merupakan bagian dari penyamaran. Hal yang sama juga telah dilakukan rekan satu tongkrongan Iran, yakni China. Amerika juga telah mengadopsi kontainer untuk meluncurkan rudal Tomahawk dan SM-6 dari truk di darat dan kapal perang di laut.

Salah satu alasan penggunaan kontainer sebagai peluncur rudal karena alasan biaya dan keuntungan logistik, juga sebagai sarana penyamaran agar terlihat seperti kontainer pengiriman standar. Jelas, hal ini menjadi masalah untuk bisa mengetahui di mana sistem senjata tersebut berada, terutama sistem senjata yang mampu melakukan serangan jarak jauh.

Peluncuran rudal dari kontainer akan memberi Iran keuntungan lebih besar dalam hal elemen serangan kejutan, memungkinkan senjata diposisikan jauh ke depan tanpa terdeteksi; dan membuat setiap kapal dapat membawa kontainer berpotensi menjadi ancaman bagi musuh. Di sisi lain, memiliki sistem peluncuran rudal balistik modular yang dapat dipasang di hampir semua kapal dengan ruang yang cukup, terlepas dari apakah kapal itu disamarkan atau tidak, merupakan keuntungan besar bagi Iran.



Menarik untuk membahas kapal Shahid Mahdavi dengan nomor lambung 110-3, yang digunakan untuk meluncurkan rudal balistik Dezful. Kapal ini digunakan sebaga sea basing(pangkalan terapung), yang bisa membawa drone, helikopter sampai rudal balistik. Menurut artikel The War Zone, kapal ini adalah kapal kontainer sipil milik negara bernama Sarvin yang dibuat pada tahun 2000. Untuk kegiatan konversi kapal sipil ke militer dilakukan di Pelabuhan Bandar Abbas.

Selain dicat ulang, Shahid Mahdavi juga dipasangi beberapa senjata pertahanan udara pada beberapa sudut. Modifikasi pada Shahid Mahdavi lebih difokuskan pada pembuatan deck berukuran besar, yang bisa digunakan untuk operasional helikopter serta menampung hingga 60 kontainer untuk meluncurkan rudal balistik. Kapal punya panjang 240 meter, lebar 27 meter dan bobot 2.100 ton. Kapal punya kecepatan tertinggi 18 knots dan dapat berlayar hingga 18.000 mil laut tanpa perlu mengisi bahan bakar.







Referensi Tulisan: The War Zone,
Kantor Berita Iran (IRNA)& Aljazeera
Sumber Foto: sudah tertera