antaranews.Avatar border
TS
antaranews.
Menanti Pemerintah ”Buka-bukaan” Data Kemiskinan yang Sebenarnya


JAKARTA, KOMPAS — Data kemiskinan di Indonesia dinilai tidak akurat lantaran masih mengacu pada standar garis kemiskinan yang usang dan terlalu rendah. Kenyataannya, jumlah penduduk miskin RI lebih banyak dari data yang terekam saat ini. Rencana pemerintah merevisi metodologi pengukuran garis kemiskinan diharapkan tidak hanya berujung wacana belaka.

Saat ini, setidaknya per Maret 2023, ada 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang pengeluarannya dalam sebulan ada di bawah standar garis kemiskinan, yaitu Rp 550.458 per kapita per bulan. Warga yang konsumsinya di atas garis tersebut tidak lagi dianggap miskin meski kenyataannya mereka masih hidup sangat rentan.

Penelitian oleh SMERU Research Institute menyebut, standar garis kemiskinan yang digunakan saat ini untuk mengukur angka kemiskinan terlalu rendah. Standar itu tidak relevan lagi dengan status ekonomi Indonesia yang sudah naik kelas dari negara berpendapatan rendah.

Pada 2023, Indonesia telah termasuk negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income country) dengan produk nasional bruto (PNB) per kapita sebesar 4.580 dollar AS.

Peneliti utama SMERU Research Institute, Asep Suryahadi, Minggu (14/1/2024), mengatakan, standar garis kemiskinan itu sudah tidak relevan karena pemerintah masih mengacu pada metodologi pengukuran garis kemiskinan yang berlaku sejak tahun 1998 dan belum pernah dievaluasi.

Oleh sebab itu, sudah saatnya pemerintah menyeriusi rencana merevisi metodologi penghitungan garis kemiskinan dan menaikkan standar pengukuran kemiskinan di Indonesia.

Metodologi penghitungan garis kemiskinan yang kita pakai sudah tidak sesuai lagi karena sudah berusia 26 tahun. Selama periode tersebut, pola konsumsi masyarakat, termasuk masyarakat miskin, sudah banyak berubah,” kata Asep saat dihubungi di Jakarta.

Meski demikian, sejauh ini, rencana dan detail kajian itu belum dibuka blak-blakan ke publik. Belum jelas pula apakah hasil evaluasi itu untuk diterapkan di pemerintahan Joko Widodo saat ini atau sepenuhnya diwariskan ke pemerintahan berikutnya sebagai pemenang Pemilu 2024.

Jangan hanya wacana

Rencana merevisi dan menaikkan garis kemiskinan itu diharapkan tidak hanya berujung wacana belaka meski konsekuensinya, penduduk miskin Indonesia di atas kertas bisa ikut bertambah.

Berdasarkan perhitungan SMERU, dengan mengacu pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), per 2023, ada sekitar 78 juta orang Indonesia yang termasuk kategori rentan miskin atau sekitar tiga kali lipat dari jumlah orang miskin saat ini. Sementara, berdasarkan perhitungan Bank Dunia, per 2022, penduduk miskin di Indonesia semestinya ada 44 juta orang.

https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2...ang-sebenarnya

Ternyata Indonesia sangat banyak yang miskin gansis, bersyukurlah Indonesia ternyata Indonesia sangat miskin, karena semakin miskin di dunia, berarti kaya di surga
Diubah oleh antaranews. 31-01-2024 23:15
koploplondo972
koploplondo972 memberi reputasi
1
354
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan