Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jevi955Avatar border
TS
jevi955
Etika Siswa di Kantin Sekolah: Makan Gorengan Tujuh, Cuma Bayar Seribu
Entah kenapa guru sekolah yang memiliki karakter biasa-biasa saja cenderung mudah dilupakan para siswa. Sebaliknya, guru yang nyebahi, berkumis, galak, dan memiliki perut buncit akan selalu terkenang sepanjang masa. Beberapa tipe guru yang susah dilupakan tersebut pantas disandang Guru Bimbingan Konseling (BK) saya, sebut saja Pak M.

"Saya mendapat laporan dari kantin sebelah, masih ada sebagian siswa yang akhir-akhir ini cenderung amoral. Tolong yang masih suka ngambil gorengan tujuh cuma bayar seribu, dihentikan! Kalian dididik bukan untuk jadi maling!"

Kata-kata bijaksana tersebut disampaikan Pak M sewaktu memberi instruksi di atas podium ketika upacara berlangsung. Pidato legendaris yang pernah saya dengar saat duduk di bangku SMP puluhan tahun lalu itu hingga kini masih melekat dalam ingatan dan menggores luka di dada.

Seperti beberapa sekolah di desa pada umumnya, sekolah saya juga cukup estetik. Beberapa dinding bolong, atap bocor, papan tulis retak, dan sebagian kondisi meja kursi cukup nauzubillah. Pokoknya cocok dijadikan tempat syuting film ala-ala novel Andrea Hirata.

Ketika lonceng jam istirahat berbunyi, teman-teman biasa lari maraton berhamburan keluar kelas menuju kantin. Jumlah siswa yang mencapai lebih dari 200 orang itu setiap hari harus dipaksa rebutan aneka jajanan: soto, gorengan, es lilin, dan nasi rames. Sedikit terlambat risiko tidak kebagian jajanan cukup tinggi. Tak heran, kalau jam istirahat yang seharusnya untuk leha-leha dan duduk nyantai malah jadi ajang balap liar.

Sekolah setidaknya menyediakan tiga kantin yang rata-rata berukuran 4 m x 5 m. Kantin pertama dan kedua berada di samping kanan kiri WC sekolah. Kemudian kantin ketiga persis di depan ruang BK. Hampir ketiga kantin tersebut memiliki corak warna serta menu utama yang sama, yaitu gorengan, tiga ratus rupiah per biji.

Suasana kantin yang cenderung kumuh dan sempit sering kali membuat para siswa harus ngantri desak-desakan saat ngambil jajanan. Kondisi ini tak jarang dimanfaatkan siswa-siswi untuk melakukan tindakan-tindakan yang cenderung kriminal, seperti keplak-keplakan, colek sana sini, dan bayar suka-suka. Peristiwa inilah yang menyebabkan Pak M mencak-mencak di atas podium saat menjadi pembina upacara.

"Tolong jangan diulangi. Kalian itu calon pemimpin bangsa lho, tugasnya mengabdi, kok malah korupsi," ujarnya.

Guru mana yang tak geram melihat anak didiknya melakukan pelanggaran hukum. Itu yang terjadi dengan Pak M, guru berkumis tebal itu mendapat kabar dari Bu Yani, salah seorang pemilik kantin yang cukup kritis. Bu Yani mengadu bahwa ada sebagian siswa yang sering membayar gorengan tidak sesuai dengan jumlah yang dimakan. Misalnya makan gorengan sepuluh ngakunya makan tiga atau bahkan habis makan langsung melipir alus tanpa bayar.

Fenomena ini sering kali dilakukan oleh sebagian pelajar nakal yang mengambil kesempatan di tengah suasana desak-desakan. Pada waktu itu hanya beberapa siswa saja yang berani mengakui tindakan yang tidak patut dicontoh ini. Pasalnya, bagi siswa yang ketahuan mencuri gorengan maka konsekuensinya cukup mengerikan, orang tuanya dipanggil ke sekolah.

Perilaku jahat semacam ini bisa dilakukan siapa saja. Hal ini bukan semata-mata si pencuri kurang terdidik atau tidak mengenal dosa yang menyebabkan masuk neraka, tapi karena adanya kesempatan. Seperti halnya sekolah saya yang pada waktu itu, di mana fasilitas ruang kantin yang tidak memadai, akhirnya membuat para siswa harus desak-desakan dan mencuri gorengan dalam kesempitan.

Hingga akhirnya, perpisahan sekolah pun tiba, perayaan digelar. Saatnya siswa-siswi unjuk gigi, ada yang menari, membaca puisi, band-band nan, dan dangdutan. Di sela-sela pentas seni tersebut, tiba-tiba Pak Muji naik ke atas panggung. Masih dengan gaya berkumis tebal, tanpa basa-basi beliau angkat bicara dengan tegas.

"Khusus untuk kelas tiga, saya kasih waktu barangkali sepuluh sampai tiga puluh menit untuk maju ke depan dan berbicara jujur. Siapa yang selama sekolah di sini pernah makan gorengan tapi suka melipir tidak membayar?," ujarnya, sambil melirik para siswa.

Suasana yang semula gegap gempita seketika hening bagai ditelan buaya. Awalnya tidak ada yang mau maju, mengingat pada waktu itu orang tua siswa hampir semuanya hadir mengikuti proses pelepasan siswa-siswi. Namun, tiba-tiba ada salah satu siswa, sebut saja Gondes, memberanikan diri maju ke depan. Gondes berbicara dengan nada terbata-bata mengakui bahwa dirinya pernah makan gorengan tujuh tapi cuma bayar seribu. Pada saat bersamaan Pak Muji memanggil Bu Yeni, tokoh legendaris pemilik kantin sekolah. Pak M menyuruh Gondes untuk meminta maaf kepada Bu Yeni.

Dengan suara serak, Bu Yeni mengungkapkan bahwa beliau telah memaafkan dan mengikhlaskan semua perbuatan jahat yang pernah dilakukan para siswa. Saat itu juga tiba-tiba Gondes mengambil uang pecahan dari sakunya kemudian Ia membayarnya kepada Bu Yeni. Pada saat itu Bu Yeni menerimanya, meskipun akhirnya uang tersebut dikembalikan lagi ke Gondes.

Sontak peristiwa itu disambut dengan gelak tawa para siswa. Tak disangka-sangka, satu persatu siswa yang lain mengikuti naik ke atas panggung melakukan pengakuan dosa. Sekitar 20-an siswa melakukan pengakuan dosa. Satu persatu siswa diberi kesempatan untuk berbicara, ada yang sambil tertawa, sedikit gagap, bahkan ada yang menangis. Saya hanya bisa memotret suasana itu dari kursi sebelah kanan panggung, sebelum akhirnya Pak Muji memberikan quote yang sudah sering anak-anak 90-an dengar dari Bang Napi.

"Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah," pungkas Pak M.

Saya melihat jelas Pak M menitikkan air mata saat puluhan siswa satu persatu mencium tangannya. Saat itu juga saya tahu betapa mengakui kesalahan memang tidak mudah dan berat, meski pada akhirnya perilaku jujur akan selalu dihargai dengan cara-cara yang manusiawi.



Diubah oleh jevi955 27-01-2022 01:35
0
2.9K
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan