Sebanyak 1.507 wanita di Madiun mengalami perceraian sepanjang tahun 2024. Data terperinci menunjukkan bahwa 1.115 wanita mengajukan gugatan cerai, sementara sisanya mengalami perceraian talak dari suami.

“Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2022, yang mencatatkan total 1.667 perkara, dengan rincian 470 cerai talak dan 1.197 cerai gugat,” ungkap Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, Mazir, pada Rabu (24/1/2024).

Penyebab utama dari gugatan perceraian yang diajukan oleh para istri disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurutnya, istri merasa bahwa nafkah yang diberikan oleh suami belum mencukupi atau tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Selain itu, ada faktor orang ketiga, di mana suami terlibat dalam lebih dari satu keluarga dengan penghasilan yang sama, yang mengakibatkan pendapatan menjadi kurang,” tambahnya.

Tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat umum, fenomena gugatan perceraian juga merambah ke lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri di Kabupaten Madiun.

“Sebagian besar perceraian di kalangan ASN disebabkan oleh perselingkuhan. Mereka memiliki kesempatan untuk berselingkuh setelah melakukan kegiatan reuni atau perjalanan dinas luar kota yang intens,” ungkapnya.

Mazir menyatakan bahwa pihak istri yang mengajukan gugatan perceraian di kalangan ASN, TNI, dan Polri mencapai sekitar 10 hingga 15 perkara setiap tahunnya. Namun, proses perceraian untuk mereka cenderung lebih lama dan rumit dibandingkan dengan warga umum.

“Mereka harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari atasan mereka sebelum dapat memulai proses cerai,” tambah Mazir.



Info lengkapnya DI SINI