Apa cuman gue yang enek sama gambar-gambar generated AI terutama yang sering dipake sama politisi buat baliho caleg???? It's really ugly as fakkk. Saking eneknya gue jadi agak males lihat film Disney karena jadi inget gambar-gambar AI Disney yang jelek banget itu. Duh sorry ini personal rant aja sih, gak semuanya pasti berpikir sama gue.
Gue gak menolak sama inovasi AI ini, terutama gue yang sehari-harinya berkutat sama bikin redaksional, bantuan AI di ChatGPT very helpful. Balik lagi pemakaian gue buat AI tulisan buat referensi, hasilnya tetep gue edit & tweak lagi dengan sentuhan manusia. Cuman untuk desain gambar, rasanya gak fair deh buat pekerja grafis di lapangan. Okelah lu pakai bantuan AI buat support reference image kalo bikin deck presentasi buat client, tapi kesini-sini banyak yang komersilin cuman karena jago nge-prompt aja. Padahal bayar aja pekerja desain emang kenapa sih? Hasil gambarnya juga lebih humanis.
Buat lu yang kepo sama isu ini bisa baca beritanya di sini:
Quote:
Media X, dulunya Twitter sedang ramai dengan seruan tagar Tolak Gambar AI.
Seperti yang kita ketahui, AI adalah singkatan dari Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan yang banyak digunakan oleh warganet, sebab mudah dan tidak memerlukan banyak uang.
Adanya Tagar Tolak Gambar AI (#TolakGambarAI) merupakan sebuah aksi perlawanan Artist dan Illustrator dalam memerangi usaha penormalisasian dan komersialisasi penggunaan mesin eksploitasi non-etis AI Generative Image.
Para Artist dan Illustrator menuntut adanya keadilan dan respect terhadap setiap Artist, Karya, dan Hak Ciptanya.
Alasan dibuat aksi #TolakGambarAI, karena fenomena AI generative image yang masif terlebih dalam konteks komersialisasi dan kampanye.
Hal ini membuat para Artist dan Seniman resah dan sadar bahwa kurangnya kepedulian masyarakat terhadap adanya hak cipta.
Apalagi mengingat AI generative image dibuat dengan mengambil data atau karya para seniman tanpa melakukan izin untuk membuat gambar yang baru.
Aksi #TolakGambarAI diharapkan dapat memberikan edukasi dan awareness mengenai pelanggaran hak cipta oleh AI generative image.
Para seniman dan Artist menuntut upaya adanya regulasi terhadap penggunaan mesin AI dan generative AI.
Aksi ini juga mengajak para warganet untuk berpartisipasi dengan mengunggah gambar atau karya atau opini mengenai penolakan gambar AI dengan menyertakan tagar #TolakGambarAI di setiap postingan yang diunggah.
Gambar atau karya atau opini yang digunakan pada aksi tersebut, haruslah milik sendiri dan tidak menggunakan AI generator.
Sejauh ini, ada 3 rencana dalam aksi tersebut, yakni pengumpulan massa, konsolidasi, dan aksi #TolakGambarAI.
Dilansir dari akun X @tanyakanrl, banyak warganet yang menyampaikan opininya terkait aksi #TolakGambarAI.
“Emang harusnya AI kan nggak diperjualbelikan, karena berhubungan dengan hak cipta. Adanya AI juga dapat mengurangi lapangan kerja para illustrator. Miris, tapi teknologi bakal terus berkembang pesat,” tulis akun @xonxo***.
“AI ini sebenarnya two-bladed knife sih. Buat editor sendiri, AI cukup ngebantu banget dengan beberapa konsep yang oke. Tapi disisi lain sebagai seorang artist, pastinya paham juga gimana rasanya hak yang telah kita bikin tapi diambil oleh orang lain,” tulis akun @cantfeelmyf. ***