- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bedah Buku Hitam Prabowo dan Masa Depan Demokrasi Indonesia


TS
mabdulkarim
Bedah Buku Hitam Prabowo dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

zoom-inlihat fotoSejumlah Elemen Masyarakat Gelar Bedah Buku Hitam Prabowo dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
ist
Sejumlah elemen masyarakat menggelar Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto dan Masa Depan Demokrasi Indonesia, Kamis (18/01/2024) sore di Padang Ratu, Lampung Tengah, Lampung.
tribunx logo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Sejumlah elemen masyarakat yakni aktivis mahasiswa, pemuda Lampung Tengah, pegiat sosial, dan pegiat Pemilu dan demokrasi menggelar Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto dan Masa Depan Demokrasi Indonesia, Kamis (18/01/2024) sore di Padang Ratu, Lampung Tengah, Lampung.
Uj Irmansyah Pemuda Lampung Tengah Bergerak mengatakan tujuan diskusi ini bukan untuk mencari tahu siapa yang salah dan siapa yang benar melainkan berkumpul untuk mengetahui sejarah, fakta dan data-data yang terjadi pada masa lalu di Indonesia.
Irmansyah melanjutkan tugas kita hari ini yakni mengingatkan sejarah hitam yang mencederai demokrasi dan hak asasi manusia di era 98 lalu.
"Ini harus menjadi spirit gerakan generasi kita pada hari ini. Bahwa kita tidak mungkin ada dan hidup bebas pada hari ini tanpa adannya generasi 98 yang memperjuangkan kebebasan tersebut," kata Irmansyah.
Tragedi ini, kata Irmansyah, ada sosok Prabowo yang mesti bertanggungjawab. Apakah sejarah ini benar atau salah makanya kemudian kita ingatkan soal sejarah.
Syarif Hidayatullah Aktivis Milenial dan Tokoh Pemuda Lampung seperti dijelaskan dalam buku ini soal dugaan pelanggaran HAM Prabowo Subianto.
Syarif melanjutkan saat Orde Baru berkuasa negara ini dipimpim oleh rezim otoriter Soeharto.
"Buku ini merefleksikan dan mengajak kepada kita semua untuk menghidupkan api perjuangan untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusian," jelas Syarif.
"Kita semua senantiasa bersuara, bahwa perjuangan kemunusian adalah abadi yang harus disuarakan oleh semua pihak termasuk aktivis mahasiswa dan aktivis sosial," kata Syarif.
Sementara itu, Syaiful Hidayatullah Pegiat Hukum dan HAM mengungkapkan soal pelanggaran HAM di negara ini.
Padahal, kata Syaiful, sebenarnya negara mesti menjamin HAM, menghormati dan melindunginya.
"Dalam konteks pelanggaran HAM Berat masa lalu seperti tragedi penghilangan paksa aktifis, tragedi Mei 98, tragedi Papua dan Timor Leste seperti terungkap dalam buku ini jelas bahwa negara berlindung dibalik stabilitas nasional atau keamanan negara," jelas Syaiful.
"Sebagai Pegiat Hukum dan HAM, tentu mendorong persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus diproses secara hukum melalui pengadilan adhock," jelas Syaiful.
Selain itu, lanjut Syaiful, pelaku pelanggar HAM berat masa lalu tidak boleh diberikan ruang untuk memimpin negeri ini karena terdapat cacatan kelam kemanusian dan merusak demokrasi.
https://www.tribunnews.com/mata-loka...asi-indonesia.
Aksi Kamisan di Depan Istana, Faisal Basri Serukan Pelanggar HAM Berat Kalah Total

Ratusan aktivis gabungan memperingati 17 Tahun Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia. TEMPO/Subekti.
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri hadir dalam peringatan 17 tahun Aksi Kamisan di depan Istana pada hari ini, Kamis 18 Januari 2024. Aksi Kamisan menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Dalam aksi yang diliputi cuaca hujan dan langit yang hampir gelap itu Faisal Basri ikut membakar semangat ratusan orang untuk membela korban pelanggaran HAM berat. "Ingat, yang kita punya tinggal suara. Kita rawat jangan sampai dirampas oleh mereka," kata dia yang hari ini juga ramai diberitakan karena ajakannya mendorong Menteri Keuangan Sri Mulyani mundur dari kabinet.
Faisal Basri juga mengajak ratusan orang yang hadir di peringatan 17 tahun Aksi Kamisan itu untuk membuat para pelanggar HAM berat terperosok dan kalah total. "Hidup korban! Lawan!" ujarnya merujuk ke kontestasi Pilpres 2024.
Dari pantauan TEMPO, ratusan orang berkumpul melingkar dekat panggung. Di atas panggung, sejumlah orang silih berganti memberikan refleksi lewat orasi maupun nyanyian. Selain Faisal Basri, ada pula antara lain Suciwati dan komika Abdur Arsyad.

Ratusan aktivis gabungan memperingati 17 Tahun Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. . Negara yang seharusnya bertanggung jawab menyelesaikan kasus-kasus tersebut justru menjadi aktor utama yang melanggengkan impunitas. TEMPO/Subekti.
Hujan mulai turun rintik-rintik sekitar pukul 16.15 WIB. Payung hitam, yang semula hanya bentuk simbolis menjadi alat pelindung ratusan orang dari rintik hujan yang turun. Sebagian yang tidak membawa payung memilih berteduh di pos polisi dekat panggung.
Peringatan 17 tahun Aksi Kamisan berlangsung tertib dan lancar. Ratusan orang itu mulai berangsur-angsur pergi meninggalkan lokasi sejak pukul 17.30 WIB.
https://metro.tempo.co/read/1822992/...at-kalah-total
masalah pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo






kakekane.cell dan 3 lainnya memberi reputasi
4
423
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan