- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dahnil Anzar: Hilirisasi Digital Lebih Akademik Dibanding Selepetnomics


TS
User telah dihapus
Dahnil Anzar: Hilirisasi Digital Lebih Akademik Dibanding Selepetnomics

Acara bedah buku "Politik Pertahanan" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/1). Foto: Zamachsyari/kumparan
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan soal hilirisasi digital yang menjadi salah satu program cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka.
"Itu bermakna kita mau mendorong digitalisasi di negeri kita ini termasuk di sektor pertahanan, istilah kami itu DNA, Device, Network and Application itu punya kita sendiri," kata Dahnil dalam acara bedah buku "Politik Pertahanan" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/1).
Dahnil pun menilai, gagasan hilirisasi digital yang dibawa oleh Gibran lebih akademik dibandingkan gagasan selepetonomics yang dibawa cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Awalnya, dia menjelaskan soal pertahanan siber yang juga masuk ke dalam fokus pertahanan Indonesia.
"Termasuk dalam konteks pertahanan siber. Pertahanan siber misalnya kemarin, misalnya ketika Mas Gibran menggunakan istilah hilirisasi digital itu kemudian dikritik 'Oh mana ada istilah hilirisasi digital?' emang kalau istilah selepetonomics ada? Enggak. Ini lebih bagus dan lebih akademik. Hilirisasi digital," ucapnya.
Sederhananya, Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah di mana penggunaan device bahkan hingga ke jaringan itu dibuat oleh putra-putri Indonesia.
"Ibaratnya itu logika sederhananya itu mulai dari laptopnya punya kita, mulai dari aplikasinya punya kita mulai dari semuanya programnya punya kita itu punya kita semua dan kita buat sendiri dari anak negeri ini. Network-nya punya kita application-nya punya kita, itu yang disebut dengan hilirisasi digital," ujarnya.
Dahnil menilai konsep 'slepet' terkesan main-main dan olok-olok.
"Justru saya tidak melihat konsep perdefinisi yang jelas soal slepet itu apa, kok seperti main-main dan olok-olok saja," katanya.
Dahnil menyebut konsep 'slepet' seperti menganjurkan kekerasan. Dia mengatakan bahwa sarung yang digunakan untuk memukul orang.
"Justru konsepnya seperti menganjurkan kekerasan, karena sarung yang merupakan alat untuk salat digunakan untuk memukul orang. Sudah banyak kejadian terjadi tawuran atau perang sarung yang menimbulkan korban. Baiknya sarung ya hanya kita gunakan untuk ibadah, bukan untuk melakukan kekerasan," katanya.
https://m.kumparan.com/kumparannews/...uOS3rLp04/full

Konten Sensitif

Diubah oleh User telah dihapus 06-01-2024 08:55






bebeninfinix313 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
297
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan