“Let him cook” begitulah cuitan dari @gibran_tweet, sebuah akun X (Twitter) pribadi dari Gibran Rakabuming Raka, cawapres Paslon 02.





Cuitan tersebut sekaligus sebagai jawaban dari pihak-pihak yang selama ini meremehkan atau menyangsikan kemampuan Walikota Solo tersebut dalam berdebat.

Tak hanya sekali, Gibran dikatakan banyak pihak sebagai pemuda kemarin sore yang tidak bisa apa-apa dan hanya menjadi cawapres karena ordal.

Namun semua itu terbantahkan pada Jumat malam tanggal 22 Desember 2023, di mana Gibran membuat mata pihak lawan politik yang sebelumnya meremehkannya terpana, terkejut, dengan penampilannya.




Gibran yang dikatakan takut berdebat, selalu menghindari perdebatan, mulai dari debat di Universitas Muhammadiyah Surabaya hingga TV One, ternyata tampil sangat apik di debat cawapres melawan Muhaimin Iskandar yang politikus kawakan, dan seorang profesor di bidang hukum bernama Mahfud MD.

Saat pemaparan visi misi pembukanya, mungkin ada pihak yang membayangkan Gibran akan sulit berbicara. Ternyata tak sesuai harapan mereka, Gibran tampil mencuri perhatian dengan fenomenal.

Perhatian tersebut tercuri bukan dalam konteks yang negatif seperti bayangan lawan politiknya. Mungkin saja mereka mengira Gibran bakal ngeblank di tengah-tengah penyampaian visi misi. Mungkin saja mereka membayangkan Gibran akan melakukan blunder atau salah menyebut suatu istilah.

Fakta mengatakan, ternyata Gibran adalah pemuda yang sangat mampu dalam berdebat. Bahkan bisa dibilang ‘emas’.

Efek kejut Gibran masih terus terasa meski penyampaian visi misi berlanjut pada cawapres 03 Mahfud MD yang sesuai dengan bidangnya membicarakan ekonomi dari sudut pandang penegakan hukum, maupun Cak Imin yang menyampaikan visi misi dengan gaya slepet sarung khas pesantren.

Sesi kemudian berlanjut ke pertanyaan panelis. Pertanyaan untuk Gibran adalah terkait keuangan, pajak, dan tata kelola APBN/APBD.

“Hanya sepertiga APBN yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan padahal janji kerja program paslon memerlukan biaya tinggi. Pertanyaannya mana yang menjadi piliihan prioritas anggaran, pembangunan infrastruktur fisik atau pembangunan kualitas SDM dan ekonomi rakyat?”

Gibran lantas menjelaskan bahwa tidak semua pembangunan harus menggunakan APBN dengan mencontohkan IKN.

Menurut Gibran persentase pembangunan IKN menggunakan APBN hanya 20 persen, sisanya berupa investasi dari swasta dan luar negeri.

Gibran juga menjawab bahwa kedua bentuk pembangunan yakni infrastruktur fisik maupun kualitas SDM sama-sama penting, keduanya berjalan paralel.

Hal yang menarik adalah tanggapan dari Prof Mahfud dan Cak Imin terhadap jawaban dari Gibran.

Mahfud MD setuju dengan pembangunan dengan IKN, hanya saja dia mengatakan hingga saat ini belum ada investor yang tertarik dan meminta Gibran menyebutkan investornya.

Sementara Cak Imin mengatakan ada jalan dan sekolah yang dapat dibangun di Kalimantan dari sekian persen dana IKN, yang menandakan dia tidak setuju dengan pembangunan IKN tersebut.

Gibran lantas memberikan jab kanan ke Cak Imin dengan mengatakan bahwa Ketum PKB tersebut termasuk orang yang meresmikan IKN bahkan sempat potong tumpeng. Tidak konsisten. Dulu mendukung, tapi karena bergabung dengan 01 jadi berubah.

Padahal IKN bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tapi juga simbol pemerataan pembangunan di Indonesia.

Sementara Gibran meng-counter pertanyaan Mahfud dengan mengatakan ada investor yang tertarik seperti Mayapada dan Agung Sedayu.

Sesi pertanyaan panelis terkait IKN kemudian berlanjut di pertanyaan berikutnya. Dari jawaban pertanyaan tentang perkotaan, Cak Imin menjelaskan bahwa paslon 01 ingin membangun minimal 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta.

Pernyataan Cak Imin ini diserang oleh Gibran yang mengatakan bahwa Cak Imin ini lucu karena ingin bangun kota selevel Jakarta tapi tidak setuju dengan IKN.

Sesi berikutnya adalah sesi tanya jawab antar cawapres. Kali ini Cak Imin ingin menyerang Gibran dengan pertanyaan yang tendensius terkait proyek pusat yang banyak masuk ke Solo.

Cak Imin turut pula menanyakan apa tips dan triknya sehingga Solo bisa mendapat proyek lebih banyak ketimbang daerah lain. Seolah-olah Solo dianak emaskan.

Namun Gibran mampu menangkis serangan itu dengan mengatakan bahwa proyek pusat yang masuk ke Solo jauh lebih banyak saat walikota sebelumnya menjabat.

Selain itu, Gibran juga menjelaskan bahwa sebelum proyek pusat masuk ke kota, para walikota harus memenuhi readiness criteria.

Terakhir adalah pertanyaan yang menarik dari Gibran ke Cak Imin terkait SGIE sebab menimbang Cak Imin yang merupakan Ketum dari salah satu partai Islam terbesar di Indonesia.

Ternyata Cak Imin tidak mengetahui apa itu SGIE yang sebenarnya kepanjangan dari State of Global Islamic Economy.

Begitulah kira-kira bagian yang menarik dari perdebatan cawapres di debat kedua Pilpres 2024. Dalam hal ini bisa kita simpulkan bahwa Gibran telah mematahkan pandangan orang-orang yang selama ini meremehkan dirinya.

Ternyata anak pertama Presiden Jokowi ini mampu menjawab pertanyaan bahkan mengcounter balik setiap serangan debat yang dilancarkan kepadanya.

Pada debat pilpres pertama, mungkin saja Prabowo dihajar Ganjar dan Anies hingga babak belur, namun di debat cawapres kondisi berbalik. Mahfud MD dan Cak Imin lah yang dihajar pemuda yang katanya hanya anak kemarin sore. Pemuda yang ternyata kuda hitam perpolitikan Indonesia.

Dari hasil debat tersebut akhirnya kita bisa memahami maksud dari Gibran ketika menyampaikan sambutan di acara deklarasi di Indonesai Arena 25 Oktober 2023. Yakni, “tenang saja Pak Prabowo, tenang saja pak, saya sudah ada di sini.”

Pernyataan yang menyimbolkan bahwa Prabowo tidak salah memilih Gibran. Gibran memang pantas jadi Wakil Presiden seandainya rakyat memilih paslon 02 menjadi pemimpin Indonesia.