- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Viral Ucapan Prabowo 'Ndasmu Etik', Dedi Mulyadi: Kalau di Sunda seperti Kumaha Maneh


TS
bakpas
Viral Ucapan Prabowo 'Ndasmu Etik', Dedi Mulyadi: Kalau di Sunda seperti Kumaha Maneh
https://jabar.tribunnews.com/2023/12...i-kumaha-maneh
Viral Ucapan Prabowo Subianto 'Ndasmu Etik', Dedi Mulyadi: Kalau di Sunda seperti Kumaha Maneh

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, memberikan penjelasan makna di balik viralnya ungkapan ndasmu etik yang sempat dilontarkan Prabowo Subianto dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, memberikan penjelasan makna di balik viralnya ungkapan "ndasmu etik" yang sempat dilontarkan Prabowo Subianto dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Menurut pria yang akrab dipanggil Kang Dedi Mukyadi (KDM) itu, maksud ungkapan tersebut adalah bentuk kelakar.
Saat mengucapkan "ndasmu etik" itu, kata Dedi, Prabowo sedang menceritakan keluh kesah, perjalanan dirinya, dalam mengusung para calon kepala daerah.
"Pak Anies Baswedan itu dicalonkan oleh Partai Gerindra dengan keringat, bercucuran air mata, para kader digerakkan ke DKI, iuran loh saat itu," ucap Dedi saat ditemui Tribunjabar.id di Desa Cibeber, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Selasa (19/12/2023).
"Kenapa saya berani ngomong gitu? Karena saya saat itu ikut supporting melalui partai anggota fraksi, biar kecil-kecil ikut saya nyumbang supporting."
Kebetulan, kata Dedi, kini orang yang dicalonkan tersebut menjadi kompetitor di Pilpres 2024.
Pada saat debat terlontarlah soal etik.
"Nah, kita balik, dalam etik Sunda dalam etik Jawa ada yang dikenal dengan rasa dan rumasa (perasaan dan sadar diri), karena ada itu, maka setiap orang itu harus mengenal dari mana dia berasal dan mau ke mana," ucapnya.
Dedi menyebutkan, rasa dan rumasa menjadi pegangan orang dalam memandang moral manusia.
Karena itu, dalam debat terlontar bahasa etik yang merujuk pada rasa dan rumasa tersebut.
Orang yang memegang rasa dan rumasa memiliki rasa hormat pada orang yang telah membesarkannya.
Kalaupun menyampaikan kritik, pasti diimbangi oleh rasa hormat dan mempertimbangkan perasaan.
"Seperti Pak Prabowo itu tidak pernah menyerang orang secara personal," ucapnya.
Karena itu, lanjut Dedi, bila konteks tersebut dibawa dalam konteks etika budaya maka tidak ada masalah.
"Ndasmu kan di Sunda mah seperti kumaha maneh, kumaha sia (gimana kamu)," katanya.
Terlebih hal tersebut diungkapkan dalam forum tertutup dalam sebuah organisasi, dalam suasana kekeluargaan.
"Jadi ndasmu itu adalah bahasa kelakar. Rasa dan rumasa adalah etika yang sebenarnya," ucap Dedi. (*)
Viral Ucapan Prabowo Subianto 'Ndasmu Etik', Dedi Mulyadi: Kalau di Sunda seperti Kumaha Maneh

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, memberikan penjelasan makna di balik viralnya ungkapan ndasmu etik yang sempat dilontarkan Prabowo Subianto dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, memberikan penjelasan makna di balik viralnya ungkapan "ndasmu etik" yang sempat dilontarkan Prabowo Subianto dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Menurut pria yang akrab dipanggil Kang Dedi Mukyadi (KDM) itu, maksud ungkapan tersebut adalah bentuk kelakar.
Saat mengucapkan "ndasmu etik" itu, kata Dedi, Prabowo sedang menceritakan keluh kesah, perjalanan dirinya, dalam mengusung para calon kepala daerah.
"Pak Anies Baswedan itu dicalonkan oleh Partai Gerindra dengan keringat, bercucuran air mata, para kader digerakkan ke DKI, iuran loh saat itu," ucap Dedi saat ditemui Tribunjabar.id di Desa Cibeber, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Selasa (19/12/2023).
"Kenapa saya berani ngomong gitu? Karena saya saat itu ikut supporting melalui partai anggota fraksi, biar kecil-kecil ikut saya nyumbang supporting."
Kebetulan, kata Dedi, kini orang yang dicalonkan tersebut menjadi kompetitor di Pilpres 2024.
Pada saat debat terlontarlah soal etik.
"Nah, kita balik, dalam etik Sunda dalam etik Jawa ada yang dikenal dengan rasa dan rumasa (perasaan dan sadar diri), karena ada itu, maka setiap orang itu harus mengenal dari mana dia berasal dan mau ke mana," ucapnya.
Dedi menyebutkan, rasa dan rumasa menjadi pegangan orang dalam memandang moral manusia.
Karena itu, dalam debat terlontar bahasa etik yang merujuk pada rasa dan rumasa tersebut.
Orang yang memegang rasa dan rumasa memiliki rasa hormat pada orang yang telah membesarkannya.
Kalaupun menyampaikan kritik, pasti diimbangi oleh rasa hormat dan mempertimbangkan perasaan.
"Seperti Pak Prabowo itu tidak pernah menyerang orang secara personal," ucapnya.
Karena itu, lanjut Dedi, bila konteks tersebut dibawa dalam konteks etika budaya maka tidak ada masalah.
"Ndasmu kan di Sunda mah seperti kumaha maneh, kumaha sia (gimana kamu)," katanya.
Terlebih hal tersebut diungkapkan dalam forum tertutup dalam sebuah organisasi, dalam suasana kekeluargaan.
"Jadi ndasmu itu adalah bahasa kelakar. Rasa dan rumasa adalah etika yang sebenarnya," ucap Dedi. (*)
0
341
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan