Benarkah Juara MasterChef Indonesia Harus Chindo? Codeblu Angkat Bicara!

Beranda
Komunitas
Food & Travel
Cooking & Resto Guide
Benarkah Juara MasterChef Indonesia Harus Chindo? Codeblu Angkat Bicara!

harrywjyy

04-12-2023 04:05

Benarkah Juara MasterChef Indonesia Harus Chindo? Codeblu Angkat Bicara!

Sumber Gambar

Belakangan ini, ajang MasterChef Indonesia Season 11 menjadi sorotan karena adanya kontroversi mengenai kemenangan Belinda Christina Sianto. Banyak netizen yang mempertanyakan apakah ajang ini hanya memilih pemenang dari kalangan Chindo, yaitu orang keturunan China yang tinggal di Indonesia.

Polemik ini muncul karena sebagian besar pemenang setiap musim MasterChef Indonesia ternyata berasal dari latar belakang yang sama, yaitu keturunan China-Indonesia. Tudingan ini semakin kencang setelah Belinda berhasil meraih gelar juara di musim ke-11 ini.

Netizen merasa bahwa peserta lain, seperti Kiki yang menjadi juara kedua, sebenarnya lebih pantas meraih gelar MasterChef Indonesia. Menurut mereka, Kiki selalu unggul dalam setiap episode dan memiliki kualitas memasak yang lebih baik daripada Belinda.

Sumber Gambar

Trending di media sosial, kata "chindo" pun menjadi viral sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap pilihan pemenang ajang ini. Banyak yang meminta agar MasterChef Indonesia mengubah namanya menjadi Chindo, mengingat dominasi keturunan China-Indonesia dalam daftar pemenang sejak awal musim pertama.

Dalam menghadapi kontroversi ini, beberapa pihak memberikan tanggapan. Salah satunya adalah William Gozali, pemenang MasterChef Indonesia season 3. Ia juga menyinggung bahwa pemenang setiap tahunnya berasal dari latar belakang yang sama.

Kontroversi ini sebenarnya tidak hanya berdampak pada nama pemenang dan pilihan ras, tetapi juga mengarah pada masalah keadilan dan obyektivitas dalam penilaian dalam ajang MasterChef Indonesia. Netizen merasa bahwa ajang ini harus lebih mengutamakan kualitas dan keterampilan memasak peserta, daripada asal-usul mereka.

Sumber Gambar

Perlu diingat bahwa kontroversi ini hanya berdasarkan pandangan netizen dan belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara ajang MasterChef Indonesia. Namun, keberadaan polemik ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi penyelenggara agar lebih memperhatikan keadilan dan objektivitas dalam penilaian, serta mencegah penilaian yang berdasarkan asal-usul rasial peserta.

Belakangan ini juga, media sosial dihebohkan oleh beredarnya Curriculum Vitae (CV) yang diduga palsu milik Kiki, runner-up MasterChef Indonesia (MCI) season 11. CV tersebut dibagikan oleh akun @evantan, yang kemudian diketahui bahwa berita tersebut merupakan hoaks.

CV palsu tersebut memperlihatkan pengalaman kerja Kiki, termasuk menjadi executive chef di tiga restoran yang berbeda. Kabar ini sempat membuat banyak orang terkesima, karena Kiki sendiri baru berusia 19 tahun. Tapi, terlepas dari keahliannya dalam memasak, penyebaran CV palsu ini rupanya hanya merupakan aksi iseng dari salah satu teman Chef Arnold, salah satu juri MasterChef Indonesia.

Sumber Gambar

Hoaks ini tentu saja menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Banyak orang merasa kecewa dan merasa bahwa Kiki seolah menjadi juara MasterChef Indonesia season 11 berkat pencapaiannya yang luar biasa. Namun, faktanya adalah Kiki memang layak mendapatkan peringkat kedua dalam kompetisi tersebut.

Masyarakat pun semakin sadar akan bahaya dari penyebaran berita palsu atau hoax. Kebenaran informasi menjadi sangat penting, terutama dalam era digital seperti sekarang ini. Hoax dapat dengan mudah merusak reputasi seseorang, dan memicu polemik yang tidak perlu.

Untungnya, hoaks tentang CV Kiki dapat segera terungkap dan diketahui bahwa berita tersebut tidak benar. Namun, insiden ini mengingatkan kita semua untuk selalu berhati-hati dan bijak dalam mengonsumsi informasi di media sosial. Kita harus selalu memverifikasi kebenaran berita sebelum membagikannya ke orang lain.

Sumber Gambar

CodeBlu, seorang chef profesional dan juga food reviewer, memberikan tanggapannya terkait drama CV Kiki ini melalui unggahan di akun TikTok-nya. Dia berpendapat bahwa CV dan prestasi tidak ada hubungannya. Menurut CodeBlu, jika seseorang memiliki kemampuan, sebaiknya nilai dia apa adanya tanpa harus mempertanyakan kredibilitasnya dengan cara seperti itu.

CodeBlu juga menekankan pentingnya menjaga harga diri seseorang. Dalam komentarnya, dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap isu CV ini dan menegaskan bahwa manusia seharusnya memiliki harga diri yang harus dijaga. Menyebarkan CV hoax dan membuat seseorang terlihat tidak memiliki integritas adalah hal yang sangat disayangkan menurut CodeBlu.

Tidak sedikit pula netizen yang setuju dengan pendapat CodeBlu. Beberapa netizen mengungkapkan rasa setuju mereka terhadap komentar CodeBlu yang menyayangkan drama CV Kiki ini. Salah satu netizen bahkan berpendapat bahwa CV ini hanyalah sebuah hoax semata.

Konten Sensitif

Sumber Gambar

Sebelumnya, pemilik restoran tempat Kiki bekerja juga sudah mengklarifikasi bahwa Kiki memang pernah bekerja di restorannya, tetapi bukan sebagai executive chef seperti yang tercantum dalam CV yang tersebar. Hal ini semakin menegaskan bahwa CV tersebut tidak dapat dijadikan patokan dalam menilai kemampuan Kiki.

Drama CV Kiki di MasterChef Indonesia ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga CodeBlu sebagai seorang food reviewer dan chef profesional. CodeBlu berharap agar isu ini dapat diakhiri dan semua pihak bisa fokus pada kemampuan dan prestasi peserta tanpa harus mencemarkan nama baik mereka dengan berita yang tidak benar.

Tanggapan CodeBlu terhadap isu CV Kiki di MasterChef Indonesia season 11 menjadi bukti bahwa seorang chef sejati tidak hanya melihat prestasi atau latar belakang seseorang, tetapi juga nilai diri dan integritas yang dimiliki oleh individu tersebut.

Dalam kesimpulan, kontroversi mengenai kemenangan Belinda Christina Sianto di MasterChef Indonesia Season 11 menjadi sorotan netizen. Polemik ini mencuat karena adanya dugaan bahwa ajang ini hanya memilih pemenang dari kalangan Chindo. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara, perlu ada refleksi dalam menjaga keadilan dan objektivitas penilaian dalam ajang MasterChef Indonesia.

emoticon-2 Jempol