CIAMIS, RADARTASIK.ID – Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Ciamis Drs H Nurjamil Alisyahbana MM menekankan lembaga pendidikan menambah jam mata pelajaran agama menjadi empat jam.
Tujuannya meningkatkan akidah dan akhlak siswa agar tidak terseok pada perilaku menyimpang.
“Walaupun merdeka belajar kalau struktur mata pelajaran agama hanya dua jam tidak akan menanam akhlak mulia secara utuh,” katanya kepada Radar, Jumat (24/11/2023).
Saran penambahan jam mata pelajaran agama ini juga sebagai respon atas munculnya kasus sodomi yang dialami dua remaja di Ciamis. Generasi muda perlu diberi pencegahan melalui pendidikan akhlak.
Sebab ia mengatakan era saat ini sudah bebeda. Kondisinya sudah masuk kategori darurat moral.
Anak-anak dan orang dewasa sama-sama bisa mendapatkan informasi buruk dan contoh yang tidak senonoh lewat media sosial.
Hal ini diperburuk dengan mata pelajaran keagamaan di sekolah yang hanya dua jam. Sulit bagi guru untuk menanamkan akhlak mulia kepada siswa dengan jam mengajar yang terbatas.
“Berbeda pada zaman dulu, karena media sosial masih belum ada masih bisa. Saat ini, media sosial ada tetapi mata pelajaran agama dua jam, hasilnya kurang maksimal,” paparnya.
Ia kemudian bercerita ketika Gubernur Jawa Barat dijabat Ahmad Heryawan sempat ada surat edaran untuk menambah mata pelajaran agama menjadi tiga jam. Namun dalam pelaksanaannya, tergantung kepala sekolah.
“Perlu diangkat kembali, adanya pengembangan kurikulum (mata pelajaran agama, red) bisa ditambahkan manakala disesuaikan kearifan lokal. Kalau kearifan lokal menunjukkan bahwa pendidikan agama perlu,” tandasnya.
Ia pun mengusulkan agar Bupati Ciamis mengeluarkan edaran serupa untuk mengatasi kondisi moral terkini.
Mata pelajaran agama perlu ditambah minimal empat jam. Untuk penambahan dua jamnya pelajaran agama koordinasi dengan Kementerian Agama. Misalnya akidah akhlak.
Pihak sekolah juga diminta proaktif menambah jam mata pelajaran keagamaan, meski belum ada surat edaran atau aturan tentang hal itu. Kurikulum Merdeka disebut lebih fleksibel dalam pengalokasian jam mata belajaran dengan sistem Merdeka Belajar.
“Artinya kepala sekolah harus berani untuk menambah yang penting dan mengurangi yang penting. Misalnya ada mata pelajaran agama ada dua jam, bisa menambah dua jam lagi untuk peningkatan moral siswa,” tandasnya.
Namun Ia pun mengingatkan bahwa perubahan yang dibuat tidak akan terlihat hasilnya langsung atau instan. Butuh proses panjang agar manfaat dari penambahan jam ajar mata pelajaran agama dirasakan. “Bahwa hasil mata pelajaran agama empat jam itu bisa jadi dirasakan mencapai 10-20 tahun mendatang,” katanya.
Menyikapi hal ini, Wakasek Humas SMPN 1 Ciamis Dadang M Rochlik menyampaikan sekolah terus berupaya melakukan pendekatan kepada siswa untuk mencegah adanya penyimpangan perilaku
Diantaranya melalui Bimbingan dan Konseling yang dilakukan oleh guru yang ditugaskan pada bidang tersebut. Juga guru mata pelajaran lainnya.
“Oleh karenanya, tidak hanya mata pelajaran agama saja yang hanya dua jam, tetapi dalam penanaman karakter itu semua mata pelajaran, seperti PPKN,” singkatnya (Fatkhur Rizqi)
https://radartasik.id/minta-jam-pela...dewan-pendi/2/
Ide yg cemerlang. Ulama ponpes, guru ngaji, guru madrasah, dll. saja sudah tiap hari mengkaji agama, tapi tetap banyak dari mereka yg cabul dan menyodomi bocil. Apalagi ini yg pendidikan agamanya gak sampe 4 jam dalam seminggu.