Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Ilmuwan Indonesia di Balik Nyamuk Wolbachia Bill Gates
Ilmuwan Indonesia di Balik Nyamuk Wolbachia Bill Gates

Jakarta, CNBC Indonesia - Nyamuk hasil rekayasa, Wolbachia, mulai dilepas di lima wilayah Indonesia. Dalam keterangan resmi di laman Sehat Negeriku, dijelaskan lima wilayah yang masuk dalam pilot project adalah Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.

Uji coba penyebaran nyamuk ini dilakukan untuk mencegah penyebaran demam berdarah.

Nyamuk hasil uji coba lab itu disebut mampu melumpuhkan virus dengue yang ada dalam nyamuk aedes aegypti. Dengan begitu diharapkan tidak menularkan penyakit lagi ke dalam tubuh manusia.

Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation menjadi salah satu sponsor penelitian nyamuk Wolbachia ini.

Tapi mungkin tak banyak yang tahu, ada ilmuwan Indonesia di balik penelitian nyamuk Wolbachia. Dia adalah Prof. dr. Adi Utarini, pengajar dan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).

Adi Utarini pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi TIME di tahun 2021. Namanya berkibar mengharumkan Indonesia berkat penelitiannya tentang nyamuk.

Utarini yang bekerja sama dengan peneliti World Mosquito Program dianggap berjasa dalam menekan perkembangan demam berdarah di Yogyakarta.

Bahkan pebisnis sekaligus filantropis Melinda Gates mengagumi sosoknya. Melinda menyampaikan kekagumannya secara khusus lewat sebuah postingan di akun Instagram pribadinya @melindafrenchgates. Dalam postingan tersebut, Melinda membanggakan Adi Utarini.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan senang dengan gigitan nyamuk. Lalu saya bertemu dengan Dr. Adi Utarini," tulis mantan istri Bill Gates itu dalam postingan Instagram.

"Dalam sebuah eksperimen terobosan, ia membuktikan bahwa menginokulasi nyamuk dengan bakteri yang disebut Wolbachia dapat membantu menurunkan tingkat demam berdarah yang mematikan dengan mencegah mereka menularkan penyakit tersebut," lanjutnya.

Dalam wawancara dengan detikNews, dikutip Kamis (23/11), Adi Utarini menjelaskan penelitiannya. Mereka melakukan inokulasi nyamuk dengan Wolbachia. Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.

Teknologi Wolbachia ini telah melalui uji efikasi dan selesai pada Agustus 2020. Bersama timnya, Adi Utarini kemudian mengimplementasikan teknologi ini di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman.

"Setelah hasil uji efikasi Wolbachia selesai di Agustus 2020, saat ini kami fokus dalam implementasi teknologi Wolbachia di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman, Wolbachia-Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman. Dalam program ini kami bekerja sama dengan Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman," jelasnya.

Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi yang ia bantu. Adi Utarini menjadi yang pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat. Bersama tim WMP Yogyakarta, Adi Utarini berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77%.

Sebelumnya, Adi Utarini juga sempat didapuk Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai 10 orang yang dianggap paling berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tahun 2020.

sumber
didududi
jawaban1
bukan.bomat
bukan.bomat dan 4 lainnya memberi reputasi
3
232
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan