Viral Bayi Prematur Meninggal Usai Diduga Dipakai Klinik Bikin Konten
Chindy Aprilia, Jurnalis · Senin 20 November 2023 16:33 WIB
VIRAL di media sosial seorang bayi prematur dengan berat 1,5 kg meninggal dunia, usai diperbolehkan pulang oleh sebuah klinik di daerah Tasikmalaya yang menanganinya.
Klinik tersebut kini ramai jadi perbincangan banyak orang. Akibat diduga memberikan pelayanan buruk kepada pasiennya. Lewat akun Instagram @nadiaanastasyasilvera kronologi kejadian itu dibeberkan di beberapa postingannya.
Awal mulanya Nisa Armila datang ke klinik pukul 16.00 WIB dengan keluhan mules pada bagian perutnya seperti ingin melahirkan. Nisa yang saat itu memiliki usia kandungan 36 minggu atau sembilan bulan, ditemani kakak iparnya justru diminta pulang oleh pihak klinik, karena dianggap masih dalam pembukaan dua, walaupun saat itu kondisi Nisa sudah menunjukkan keadaan lemas.
“Lalu pukul 20.00 WIB saya bawa kembali istri saya ke klinik karena kondisi istri saya sudah tidak bisa lagi menahan sakit di perutnya. Di Klinik istri saya tidak dilayani dengan baik oleh bidan jaga, ia terus bermain handphone tidak memperdulikan istri saya yang kesakitan,” tulis Erlangga selaku suami dalam postingan, dikutip dalam Instagram @nadiaanastasyasilvera, Senin (20/11/2023).
Sang bidan hanya menyampaikan kalau ia akan memeriksa kondisi Nisa pada pukul 24.00 WIB. Akan tetapi sekitar pukul 21.30 WIB, Nisa yang khendak ingin ke Toilet tiba-tiba saja mengeluarkan banyak darah serta air ketuban yang membuat sang suami panik, dan segera memanggil bidan untuk memeriksa istrinya. Namun ia tetap tidak mau memeriksa dan tetap ingin melakukannya di jam 24.00 WIB.
Singkat cerita, bayi pasangan Nisa dan Erlangga pun lahir pada pukul 22.00 WIB dengan berat awal yang ditimbang di klinik 1,7 kg, pihak klinik tidak memberikan secara rinci terkait kondisi bayi saat dilahirkan.
Mirisnya, saat proses persalinan Nisa juga justru dinilai oleh pihak keluarga dijadikan bahan praktek kepada mahasiswa yang sedang bertugas di sana. Sedangkan bidan senior memilih untuk tetap asyik bersama handphonenya.
Bayi Nisa dan Erlangga pun dimasukkan ke dalam inkubator sederhana dengan dilapisi pakaian dan juga selimut. Tidak memberikan informasi tambahan apapun tentang kondisi bayi, bidan meninggalkan bayi itu tanpa dilakukannya observasi.
“Tidak ada yang stand by satu orang pun, semua bidan pada tidur. Saya tunggu hasil observasi seperti yang dijanjikannya, tapi hasilnya nihil,” tulis Erlangga.
Tidak lama kemudian saat pukul 07.00 WIB, bayi Nisa pun dimandikan oleh bidan dengan waktu yang sangat lama. Setelah pukul 08.30 WIB selesai di mandikan, Nisa dan bayi justru diberitahu oleh pihak klinik kalau sudah diperbolehkan pulang.
“Saya membereskan administrasi pembayaran, istri saya menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat), saya kira tidak perlu bayar karena ada KIS, tetapi saya membayar sejumlah satu juta rupiah tanpa diberikan kwitansi yang jelas,” tulis Erlangga.
Singkat cerita, saat sudah berada di rumah dan sempat bermain serta memberikan susu seperti yang diarahkan oleh pihak klinik, tiba-tiba pukul 21.00 WIB Nisa berteriak sambil menangis kalau detak jantung bayinya tidak terdengar.
Erlangga pun dengan sigap membawa bayinya ke klinik lagi dengan didapatkan ternyata klinik itu juga mendadak tutup serta keadaan gerbang tergembok. Tidak berlangsung lama keluar laki-laki yang dianggap dokter lalu memeriksa dan mendiagnosa bayi tersebut, dan menyatakan kalau bayi itu meninggal dunia, tanpa diberikan surat pengantar atau surat apapun Erlangga yang merasa tidak percaya dengan pernyataan dokter langsung membawa bayinya ke salah satu rumah sakit.
Pihak rumah sakit pun memeriksa dan segera ambil tindakan serta mendapatkan ternyata berat badan bayi itu 1,5 kg.
“Suster dan dokter di sana kaget kenapa ini anak dengan BB hanya 1,5 kg bisa pulang? Minimal inkubator untuk bayi dengan BB 1,5 kg adalah selama tujuh hari atau sepuluh hari,” ucap dokter ditulis Erlangga.
Akhirnya dengan perasaan sedih serta tidak menyangka, Erlangga dan keluarga harus pulang dengan keadaan bayinya yang sudah tidak bernyawa menggunakan ambulans. Bahkan untuk surat kematian sang bayi pun di urus dan diberikan oleh pihak rumah sakit.
Ditambah yang tidak membuat habis pikir pihak keluarga sangat menyayangkan, secara diam-diam klinik tampak membuat sebuah konten foto dan video sebelum bayinya dinyatakan meninggal dunia.
"Bayi 1,5 Kg kalian beginikan tanpa ada izin dari pihak keluarga, tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang harusnya ini bayi di inkubator dan diberikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Di mana hati nurani kalian? Ini manusia loh, bukan binatang!," tulis Nadia.
https://health.okezone.com/read/2023...k-bikin-konten
Beginilah kualitas layanan kesehatan di Indonesia, yang tidak pernah diperhatikan secara serius oleh pemerintah
Iya berobat mungkin bisa murah pake BPJS, tapi kalau pelayanannya kacrut dan nyawa kita dipermainkan, buat apa juga???
Pemerintah kok gak serius membenahi ini??? Apa memang pengen jumlah rakyatnya berkurang (karena udah kebanyakan), atau pengen rakyat sakit2an baik fisik maupun mentalnya supaya gampang dibodoh bodohi demi kepentingan politiknya, atau demi kepentingan bisnis perusahaan2 tertentu???