Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lifeisrealAvatar border
TS
lifeisreal
PKS-PDIP Bisa Sejalan di Pilgub Jakarta, Peluang Rebut Ibukota Makin Besar
PKS-PDIP Bisa Sejalan di Pilgub Jakarta, Peluang Zulkieflimansyah Rebut Ibukota Makin Besar

PKS-PDIP Bisa Sejalan di Pilgub Jakarta, Peluang Rebut Ibukota Makin Besar

Mataram (NTBSatu) – Dr Zulkieflimansyah yang merupakan Gubernur NTB periode 2018-2023, mengungkapkan arah politik PKS dengan PDIP bisa sejalan di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024.

Bang Zul sapaan akrabnya, menilai politik PKS saat ini sangat mudah diterima oleh kekuatan politik lain. Menurutnya, dua kutub politik yang sangat kontras sekalipun, kedepannya akan sangat bisa untuk berkoalisi, seperti PKS dan PDIP.


Menilik dua partai tersebut, kekuatan PKS dan PDIP merupakan kekuatan dominan di Ibukota.


Ia menegaskan, siapapun yang dicalonkan oleh kedua partai itu, besar kemungkinan akan menang. Terlebih jika PKS dan PDIP bisa bersatu akan lebih mudah memenangkan kompetisi.


“Ya makanya, siapapun yang dicalonkan oleh PKS dan PDIP itu punya peluang menang, karena PDIP dan PKS itu besar dan segmennya itu solid di Jakarta,” jelas Bang Zul kepada NTBSatu Minggu, 12 November 2023 dikediamannya.

Lebih jauh ia mengatakan, PKS berada dalam posisi yang menguntungkan di Pilgub DKI, sebab berada diantara dua partai besar lainnya yaitu PDIP dan Gerindra.


“Ini menarik nih, tiga partai besar di Jakarta itu adalah PDIP, PKS, dan Gerindra. Jadi kalau koalisi dengan PDIP peluang menangnya besar, ataupun dengan Gerindra peluang menangnya terbuka lebar,” terang politisi PKS itu.

PKS-PDIP Bisa Sejalan di Pilgub Jakarta, Peluang Rebut Ibukota Makin Besar

Menimbang itu, PKS dinilai akan banyak mengambil keuntungan di Pilgub DKI, ditambah mesin partainya yang solid dan terukur. Dalam konteks Pilpres pun, Bang Zul melihat, PKS pun akan punya daya tawar tinggi terhadap koalisi lainnya.

“Keuntungan PKS inikan dia partai kader jadi terukur jumlah orangnya, jadi dia punya bargaining bukan hanya ke Ganjar jadi ke Prabowo juga, jadi siapapun yang membutuhkan soliditas dan suara yang relatif pasti, PKS punya alternatif,” terangnya.


“Jadi menentukan dia, misalnya kandidat itu kurang dari 5 persen, ya swingnya PKS itu akan menentukan siapa yang menang, nah kalau menentukan siapa yang menang, tentu bargainingnya jadi lebih besar,” sambungnya.


Ditanya kembali, PKS punya bargaining yang tinggi, sehingga bisa dengan mudah slot Gubernur DKI Jakarta bisa didapatkan. Artinya, Zulkieflimansyah bisa berpeluang dapatkan kursi Gubernur DKI. Ia tak menampik hal itu, akan tetapi ia mengaku bahwa politik di Ibukota, bukan lagi wilayahnya daerah, tetapi pimpinan partai pusat yang akan punya andil.


“Nah tetapi karena ibukota ini bukan lagi wewenang daerah, tetapi pasti semua pimpinan partai pusat itu akan terlibat, ya kita lihat nantilah, tetapi walaupun seperti yang saya katakan, namanya kader partai tentu kita akan mendengar apa yang diperintahkan oleh partai,” papar pendiri Universitas Teknologi Sumbawa itu.

Politisi yang terkenal dekat dengan masyarakat itu, kedepannya akan menunggu situasi dan perkembangan politik mutakhir.


Jika diputuskan dirinya di menit-menit akhir untuk tampil di Ibukota, akan tetap patuh akan perintah itu.

PKS-PDIP Bisa Sejalan di Pilgub Jakarta, Peluang Rebut Ibukota Makin Besar

“Ya bisa saja, namanya juga partai kita inikan hanya ikut, nanti di last minute tiba-tiba ada keputusan, kayak dulu waktu saya maju di Banten itu kan keputusannya terakhir ke saya. Saya tidak pernah punya mimpi untuk jadi calon Gubernur di Banten, karena itu perintah DPP ya kita terima, jadi saya sudah punya pengalamanlah kalau diputusin di menit-menit akhir,” terangnya.

“Makanya saya bilang kalau di DKI itu pasti keputusannya itu last minute, tapi saya yakin Pilgub di DKI ini tidak akan seheboh sebelumnya, karena serentak dengan 38 Provinsi dan juga dengan ratusan Kabupaten Kota,” sambungnya.

Disinggung pula soal, nama-nama besar yang kemungkinan akan menjadi lawannya di Pilgub DKI Jakarta seperti Ridwan Kamil dan Erick Thohir, menurutnya, nama besar atau popularitas itu penting dalam politik, tetapi yang lebih penting lagi itu persoalan mesin partai dan basis suara.


“Tapi segmen mesin partai itu penting, kalau misalnya tidak punya basis yang relatif kuat dengan mesin partai politik yang tidak berjalan bagus, maka nama besar itu bisa tenggelam,” ucapnya.

Dalam politik DKI Jakarta, kekuatan basis dan mesin partai masih berkutat di tiga partai yakni PDIP, PKS, dan Gerindra. Jika dua dari ketiga partai itu berkoalisi, nama besar itu tidak akan lagi terlalu berpengaruh.

“Bayangkan saja PKS bisa koalisi dengan PDIP ataupun Gerindra di DKI Jakarta, pernah terjadi juga di Kota Mataram kan, artinya tidak ada yang mustahil, apalagi hampir semua teman-teman di DPP PDIP maupun di Gerindra berkawan baik dengan kami,” tandasnya. (ADH)


https://ntbsatu.com/2023/11/13/pks-p...n-besar.html/3

bencana is coming emoticon-Ngakak
pesulap.merah
GoldFish
madL99
madL99 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
800
64
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan