- Beranda
 - Komunitas
 - News
 - Citizen Journalism
 Potret Perajin Tahu Asal Lebakbarang; Bertahan Meski Harga Kedelai semakin melangit
TS
fitriwulann2345
Potret Perajin Tahu Asal Lebakbarang; Bertahan Meski Harga Kedelai semakin melangit
Fitri Wulan Ningsih - Mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Pekalongan - Perajin tahu rumahan asal Kecamatan Lebakbarang tepatnya di desa Wonosido, bertahan dari kondisi harga kedelai yang terus melambung tinggi dan kondisi wilayah yang jauh dari pusat kota. Begini potretnya di pabrik rumahan yang sederhana di Desa Wonosido Kecamatan Lebakbarang.

Perajin tahu bernama Toto Hartanto, seorang pria paruh baya yang sejak tahun 2008 hingga sekarang bekerja sebagai perajin tahu bersama dengan istrinya. Toto warga asli Desa Wonosido yang menjadi satu-satunya produsen tahu di Kecamatan Lebakbarang.
Tidak dapat dipungkiri tinggal di daerah yang bisa dikatakan pelosok menjadi kendalanya selama produksi, misalnya membawa kedelai sampai kerumahnya atau menjual tahu yang telah siap dipasarkan.
Kendala itu tak seberapa, mengingat bahan utama produksi tahu yaitu kedelai yang harganya semakin mencekik perajin tahu. Hal ini tentu membuat bimbang para perajin tahu maupun tempe karena bingung harus menaikkan harga jual atau bertahan dengan harga normal, tentu mereka tidak ingin merugi tapi juga tidak ingin kehilangan pembeli.
Hal itupun turut dirasakan Toto, ini belum termasuk harga kayu dan BBM. Toto tidak menjual tahunya langsung dipasar melainkan di jual pada penjual tahu di pasar yang artinya keuntungannya kian menipis. "Kalo harga tahunya naik, mereka gak mau" kata Toto (11/10/2023).
Mengatasi harga tahu yang tidak dapat dinaikkan, Toto memutar otak untuk mengecilkan ukuran tahu agar tetap mendapatkan untung walau ngepres. Meskipun biaya produksi dan keuntungan yang semakin kecil, Toto tidak menurunkan kualitas tahu yang dibuatnya. Baik dari air yang bersih, memilih bahan bakar kayu dari pada plastik, kebersihan alat dan cetakan yang digunakan tetap dia pertahankan.
"Tahu kalo air sama alatnya ga bersih bakal cepet basi tahunya jadi bau" Tegas Pak Toto. Alhasil tahu-tahu yang dibuat Pak Toto lebih lezat dan diminati banyak orang. Hal inilah yang membuat Pak Toto tetap semangat menjadi perajin tahu.
Kendati demikian Pak Toto berharap usahanya bisa mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan bisa menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin agar mendapat pekerjaan yang lebih baik darinya.
Pekalongan - Perajin tahu rumahan asal Kecamatan Lebakbarang tepatnya di desa Wonosido, bertahan dari kondisi harga kedelai yang terus melambung tinggi dan kondisi wilayah yang jauh dari pusat kota. Begini potretnya di pabrik rumahan yang sederhana di Desa Wonosido Kecamatan Lebakbarang.

Pak Toto, Perajin tahu satu-satunya di Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan
Perajin tahu bernama Toto Hartanto, seorang pria paruh baya yang sejak tahun 2008 hingga sekarang bekerja sebagai perajin tahu bersama dengan istrinya. Toto warga asli Desa Wonosido yang menjadi satu-satunya produsen tahu di Kecamatan Lebakbarang.
Tidak dapat dipungkiri tinggal di daerah yang bisa dikatakan pelosok menjadi kendalanya selama produksi, misalnya membawa kedelai sampai kerumahnya atau menjual tahu yang telah siap dipasarkan.
Kendala itu tak seberapa, mengingat bahan utama produksi tahu yaitu kedelai yang harganya semakin mencekik perajin tahu. Hal ini tentu membuat bimbang para perajin tahu maupun tempe karena bingung harus menaikkan harga jual atau bertahan dengan harga normal, tentu mereka tidak ingin merugi tapi juga tidak ingin kehilangan pembeli.
Hal itupun turut dirasakan Toto, ini belum termasuk harga kayu dan BBM. Toto tidak menjual tahunya langsung dipasar melainkan di jual pada penjual tahu di pasar yang artinya keuntungannya kian menipis. "Kalo harga tahunya naik, mereka gak mau" kata Toto (11/10/2023).
Mengatasi harga tahu yang tidak dapat dinaikkan, Toto memutar otak untuk mengecilkan ukuran tahu agar tetap mendapatkan untung walau ngepres. Meskipun biaya produksi dan keuntungan yang semakin kecil, Toto tidak menurunkan kualitas tahu yang dibuatnya. Baik dari air yang bersih, memilih bahan bakar kayu dari pada plastik, kebersihan alat dan cetakan yang digunakan tetap dia pertahankan.
"Tahu kalo air sama alatnya ga bersih bakal cepet basi tahunya jadi bau" Tegas Pak Toto. Alhasil tahu-tahu yang dibuat Pak Toto lebih lezat dan diminati banyak orang. Hal inilah yang membuat Pak Toto tetap semangat menjadi perajin tahu.
Kendati demikian Pak Toto berharap usahanya bisa mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan bisa menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin agar mendapat pekerjaan yang lebih baik darinya.
Diubah oleh fitriwulann2345 20-10-2023 18:44
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
496
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan