trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Neraca Dagang Surplus Besar, Rupiah Menguat


ki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah data neraca dagang Indonesia yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka 15.695/US$ atau menguat 0,13% terhadap dolar AS. Posisi ini berkebalikan dengan pelemahan yang terjadi penutupan perdagangan kemarin (16/10/2023) sebesar 0,22%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada Selasa (17/10/2023) pukul 08.55 WIB, berada di posisi 106,27 atau naik tipis 0,03% jika dibandingkan penutupan perdagangan Senin (16/10/2023) yang ditutup di angka 106,24.



Pada Senin pagi (16/10/2023), Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data neraca dagang beserta ekspor dan impor.

Indonesia mencatatkan surplus US$3,42 miliar pada September 2023, atau lebih tinggi dibandingkan pada Agustus 2023 yang tercatat US$3,12 miliar.


Nilai ekspor Indonesia September 2023 mencapai US$20,76 miliar atau turun 5,63% (month to month/mtm) dan jeblok 16,17% (year on year/yoy). Nilai impor Indonesia tercatat US$17,34 miliar, turun 8,15% (mtm) dan jeblok 12,45% (yoy)

Secara bulanan, penurunan impor terjadi pada semua kelompok penggunaan baik konsumsi, barang modal, dan bahan baku/penolong. Secara tahunan, impor barang modal jeblok 14,8% dan bahan baku/penolong juga anjlok 10%.

Penurunan impor barang modal dan bahan baku ini terbilang tak biasa mengingat impor kedua jenis barang biasanya melesat pada September-Desember.

Kondisi ini bisa menandai jika produsen akan menahan produksi sehingga investasi bisa melemah atau melihat jika konsumsi akan melandai.

Penurunan impor barang konsumsi (mtm) juga bisa mencerminkan jika konsumen sudah mulai menahan belanjanya sehingga berpotensi membuat perekonomian Indonesia sulit bertumbuh.

Kendati rupiah menguat, namun tekanan terhadap mata uang Garuda tidak terhindarkan. Pasalnya selisih antara US Treasury tenor 10 tahun dengan SBN tenor 10 tahun sudah semakin tipis atau sekitar 205 basis poin (bps). Hal ini membuat tekanan jual oleh investor asing terhadap pasar keuangan domestik terbilang kuat.

Data transaksi 9-12 Oktober 2023 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp4,32 triliun, terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,40 triliun di SRBI. Alhasil tekanan terhadap mata uang Garuda semakin tidak terbendung.

Selain itu, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan dirilis pada Kamis (19/10/2023) pun perlu dicermati pasar, karena akan sangat berkaitan dengan bagaimana kebijakan bank sentral Tanah Air dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.

Sumber berita

Menguat, jangan khawatir
muhamad.hanif.2
skull18
skull18 dan muhamad.hanif.2 memberi reputasi
0
243
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan