Sumber Gambar

Kondisi eS E N S O Rmerce di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sektor ini sedang berkembang dengan cepat, dengan jumlah penjual online di Indonesia meningkat dua kali lipat setiap tahun selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2017, terdapat total 4,5 juta penjual aktif, dimana sekitar 99% di antaranya adalah usaha mikro. Menariknya, setengah dari penjual online ini merupakan bisnis online tanpa adanya toko fisik.

Proyeksi untuk masa depan eS E N S O Rmerce di Indonesia juga sangat menjanjikan. Pasar eS E N S O Rmerce diperkirakan akan tumbuh delapan kali lipat dari tahun 2017 hingga 2022. Jumlah ini setara dengan Rp536 triliun. Selain itu, penggunaan uang elektronik juga diperkirakan akan naik sebesar 18% atau setara dengan Rp360 triliun, sedangkan perbankan digital diperkirakan akan naik sebesar 26% atau setara dengan Rp51.000 triliun. Kemajuan ini sangat diapresiasi oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang menyebutnya sebagai sebuah kemajuan yang signifikan.

Namun, meskipun eS E N S O Rmerce telah memberikan dampak besar pada perekonomian Indonesia, masih terdapat persepsi yang lebih positif terhadap saluran offline daripada saluran online. Menurut laporan perilaku konsumen dan brand lokal yang berjudul "Beyond the Digital Frontier: Bagaimana Saluran Offline Memacu Kemajuan Merek Lokal", sebanyak 67% masyarakat Indonesia bukanlah pengguna aktif eS E N S O Rmerce.


[URL=https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-eS E N S O Rmerce/]Sumber Gambar[/URL]

Belakangan ini, sempat ada protes dari para pedagang UMKM yang mengaku bahwa eS E N S O Rmerce telah membuat omset mereka menurun drastis. Karena banyaknya orang yang lebih suka membeli barang melalui online dengan harga yang lebih murah. Khususnya TikTok Shop. Salah satu eS E N S O Rmerce yang banyak digunakan oleh orang di luar sana.

Usaha protes mereka membuahkan hasil. Akhirnya TikTok Shop ditutup oleh pemerintah atas arahan dari Presiden Jokowi dan juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Hal ini diharapkan membuat para pedagang Tanah Abang kembali mendapatkan omset yang sesuai seperti sedia kala. Regulasi terkait eS E N S O Rmerce pun semakin diperjelas ke depannya.

Terbaru, jagad sosmed kembali dihebohkan oleh aksi protes dari Pedagang Pasar Tanah Abang. Seakan belum puas dengan ditutupnya TikTok Shop, kini mereka membuat poster bertuliskan “Tolong hapuskan TikTok Shop, Lazada, Shopee. Tolong kami Pak.”Ada juga yang menuliskan pesan lebih pendek berisi “Hapus online shop.”


Sumber Gambar

Alasannya masih sama dengan saat pertama kali mereka memprotes TikTok Shop. Mereka menyebut bahwa omset mereka menurun dengan adanya toko-toko online itu. Apalagi toko online menjual barang yang jauh lebih murah dari mereka. Sehingga keberadaannya diangap merusak harga. Jika produk seharga 100 ribu di Pasar Tanah Abangm maka di toko online bisa setengahnya. Hal ini yang dirasa cukup merugikan para pedagang di Pasar Tanah Abang.

Banyak netizen berpendapat bahwa para pedagang ini ngelunjak. Pedagang ini seolah-olah ingin membawa kita kembali ke zaman di mana belum ada toko online. Pemikiran seperti ini yang nantinya malah membuat mundur peradaban kita. Tidak mau berkembang mengikuti zaman, lantas mengajak bahkan menarik yang lainnya.


Sumber Gambar

Para pedagang berharap agar pemerintah, terutama Presiden Jokowi, dapat memperhatikan nasib mereka. Mereka berharap agar toko offline tidak dibunuh dan dibiarkan mati secara perlahan. Mereka juga berharap agar para pelanggan dari daerah kembali berbelanja di Pasar Tanah Abang untuk mendukung usaha mereka.

Ya inilah persaingan di era digital yang mau tak mau harus kita hadapi. Tantangan yang harus dihadapi semua orang. Bukan malah merengek ke pemerintah.



Menurut kalian, apakah mungkin permintaan mereka kali ini dituruti lagi?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi