Sumber Gambar

Jumlah pengguna TikTok di Indonesia terus meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari Statista, pada bulan April 2023, terdapat sekitar 113 juta pengguna TikTok di Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna TikTok terbesar di dunia pada periode tersebut.

Tidak hanya popularitasnya yang meningkat, tetapi TikTok juga memberikan dampak positif bagi bisnis di Indonesia. Salah satu contohnya adalah TikTok Shop, di mana Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap bisnis ini. TikTok menargetkan penjualan hingga USD20 miliar atau sekitar Rp300 triliun dari TikTok Shop.

TikTok bukan hanya populer di Indonesia, tetapi juga di wilayah Asia Tenggara secara keseluruhan. Menurut CEO TikTok, Shou Zi Chew, pengguna bulanan TikTok di Asia Tenggara telah mencapai 325 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, sekitar 125 juta di antaranya adalah pengguna TikTok di Indonesia yang memang banyak sekali peminatnya.


Sumber Gambar

Tiktok juga memberikan pengaruh di masyarakat melalui konten dan tren-tren yang ada di dalamnya. Hal ini merupakan salah satu hal yang menjadi sorotan di masyarakat. Karena kadang tren yang beredar bukan tren yang positif melainkan juga yang negatif. Hal ini membuat banyak orang menjadi was-was dan resah dengan adanya hal ini.

Salah satu contohnya adalah seperti yang terjadi di Situbondo, Jawa Timur berikut ini. Di mana seorang pelajar melakukan aksi ekstrem bahkan berbahaya usai mengikuti tren yang berasal dari TikTok. Total 10 siswa SD ini menyayat lengannya sendiri karena pengaruh dari aplikasi video tersebut. Hal ini lantas membuat kehebohan di mana-mana.

Alat yang mereka gunakan adalah sebuah alat berbentuk stik yang biasa dipakai untuk mengecek kadar gula dalam darah. Bagaimana anak-anak SD ini mendapatkan barang seperti itu? Rupanya mereka membeli dari seorang pedagng keliling di sekitar sekolah. Agak aneh juga mengapa pedagang keliling menjual barang seperti ini. Pedagang macam apa ini?


Sumber Gambar

Hal ini pertama kali diungkap usai seorang anak kelas 5 SD ditemukan memiliki luka sayatan di lengannya. Dan setelah ditemukannya luka sayatan tersebut, kepala sekolah mengambil langkah dengan berkoordinasi dengan jajaran sekolah untuk memeriksa semua anak-anak. Dan hasil temuan mereka pun bisa dikatakan cukup mengejutkan.

Di mana ternyata ada 10 anak yang memiliki luka sayatan yang sama. Bukan karena dicakar kucing, kecelakaan atau berkelahi. Rupanya sayatan tersebut dilakukan oleh mereka sendiri. Penyebabnya? Gara-gara ikutan tren yang sedang viral di TikTok. Di mana ada sebuah live yang menunjukkan di mana semakin banyak mereka menyayat lengan maka semakin banyak gift yang didapat.


Sumber Gambar

Nampaknya hal ini menarik minat para anak-anak SD dan mungkin bagi mereka ini keren sehingga diikuti oleh banyak orang. Sungguh miris melihat fakta ini. Meski banyak yang bernaggapan bahwa konten di TikTok sudah banyak yang bagus tapi kita juga tak bisa menampik kenyataan bahwa konten seperti ini juga masih banyak berkeliaran bahkan bisa sampai ke anak SD.

Nah, dari banyaknya konten yang lebih bermanfaat kenapa harus ini yang sampai ke anak-anak? Itu artinya pengawasan dari orang dewasa bisa dibilang kurang. Sehingga perlu adanya pengawasan lebih jauh lagi terhadap anak-anak. Jangan sampai hal yang bermanfaat malah membawa pengaruh buruk ke anak-anak kita. Bahkan bisa membahayakan.



Kalau menurut kalian gimana? Apakah ini salah aplikasinya atau salah penggunanya?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi