Setelah berlalunya satu tahun sejak Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, bekas luka yang dirasakan oleh para pemain sepak bola Indonesia yang pernah membela Arema FC masih begitu terasa. Pemain seperti Rendra Teddy dan Jefri Kurniawan mengungkapkan perasaan mereka terkait peristiwa tragis tersebut.

Rendra Teddy, yang pada saat itu membela Arema FC dalam musim 2023/2024, menegaskan bahwa meskipun tidak berada di klub saat tragedi itu terjadi, dia tetap merasakan dampak emosional yang mendalam. Dalam pandangannya, penting bagi sepak bola Indonesia untuk mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.

"Dengan harapan semoga Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 tidak terulang, kita berharap menjadi momentum untuk perbaikan sepak bola Indonesia. Stadion harus menjadi tempat yang nyaman, bukan hanya untuk pemain tetapi juga bagi semua penonton, termasuk anak-anak dan perempuan," ungkap Rendra.

Fokusnya adalah untuk mengubah persepsi stadion dari tempat yang mencekam menjadi lingkungan yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua penonton, menciptakan suasana yang positif dan inklusif.

Jefri Kurniawan, pemain sepak bola kelahiran Malang yang juga pernah membela Arema FC, turut merasakan duka mendalam terkait tragedi ini. Baginya, duka ini adalah pengalaman bersama, dan dia mendesak agar keadilan segera ditegakkan bagi keluarga korban.

Tragedi ini meninggalkan bekas yang dalam di hati para pemain, dan mereka berharap agar para korban dapat diberikan tempat yang indah di sisi-Nya.

Peristiwa Tragedi Stadion Kanjuruhan merupakan momen tragis yang menyentuh hati dunia sepak bola Indonesia. Para pemain ini menyampaikan rasa duka dan harapan mereka bahwa kejadian serupa tidak akan terulang, serta berharap agar para korban mendapatkan keadilan dan kedamaian.

"Saya, sebagai warga Malang dan pemain sepak bola, merasakan duka ini sebagai bagian dari kami, dan rasa duka itu masih membekas," tambahnya.


Info lengkapnya DI SINI