Salah satu berita terkini yang sedang ramai dibahas media luar negeri adalah keretakan hubungan antara Polandia dan Ukraina. Seperti yang kita tahu, Polandia adalah pendukung utama Ukraina dalam perangnya melawan Rusia. Polandia telah mendonasikan tank, pesawat tempur sampai artileri untuk kebutuhan perang Ukraina. Polandia juga telah dijadikan tempat transit dan pengiriman senjata Barat yang hendak dikirim ke Ukraina.

Tapi dalam sepekan terakhir, hubungan antara Polandia dan Ukraina mulai retak, di mana ketika Presiden Volodymyr Zelensky berpidato di depan Majelis Umum PBB pada  Selasa 18 September 2023; dia mengkhawatirkan melihat bagaimana beberapa orang di Eropa telah membantu Moskow. Meski tidak menyebut nama negara, pernyataan ini jelas ditujukan kepada negara Eropa yang menolak membeli gandum Ukraina. Salah satunya adalah Polandia.

Sementara, Polandia mengambil sikap keras setelah sindiran Zelensky tersebut. Saat bicara kepada media di New York, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan negaranya punya hak untuk melindungi petani gandum di negaranya. Sebagai tambahan informasi, Polandia juga merupakan salah satu negara penghasil gandum di Eropa. Presiden Polandia menggambarkan Ukraina sebagai seorang yang sedang tenggelam, mereka bisa menarik dan menenggelamkan penyelamatnya.

Pernyataan keras juga dikeluarkan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. Dia menyebut Polandia akan tetap memberlakukan embargo terhadap impor gandum Ukraina. Mereka tidak akan mendengarkan Uni Eropa, karena apa yang dilakukan demi kepentingan petani gandum Polandia. Morawiecki juga memperingatkan agar Ukraina tidak meningkatkan konflik terkait gandum. Jika hal itu tetap dilakukan, Polandia akan menambahkan lebih banyak produk dari Ukraina yang dilarang masuk ke negaranya.



Pada bulan Mei 2023, ketika gandum Ukraina masuk ke Eropa; Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania dan Bulgaria mendapat hak atau perlindungan khusus dari Uni Eropa. Mereka tidak diwajibkan membeli gandum Ukraina, tetapi gandum Ukraina hanya melintasi negara-negara tersebut alias sebatas lewat saja.

Tetapi, hak khusus untuk kelima negara tersebut berakhir pada 15 September 2023, dan Uni Eropa tidak akan lagi memberikan hak khusus tersebut. Artinya kelima negara itu harus membeli gandum dari Ukraina. Polandia, Slovakia dan Hungaria dengan tegas menolak usulan tersebut. Ketiganya ingin embargo gandum Polandia diperpanjang sampai akhir tahun 2023. Sementara Ukraina kini sedang mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia, karena ketiga negara tersebut melakukan embargo impor produk pertanian Ukraina.





Petani di Polandia punya pengaruh yang besar Gan, terutama dalam pemilihan umum. Mereka punya kesadaran politik yang tinggi, berpengaruh dan memiliki semangat untuk memilih. Pada 15 Oktober 2023, Polandia akan melakukan pemilu untuk memilih Perdana Menteri. Dan suara dari pedesaan, khususnya petani akan berpengaruh dalam pemilu tersebut.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki yang saat ini menjabat tentu ingin terpilih kembali, dan dengan menyatakan sikap untuk menolak impor gandum, maka dia akan mendapat dukungan dari para petani. Dia juga mengagatakan bahwa, inilah saat yang tepat untuk memberi dukungan kepada para petani Polandia.

Di Slovakia pada 30 September 2023 juga akan dilakukan pemilu untuk Perdana Menteri, mantan Perdana Menteri Robert Fico berpeluang terpilih kembali. Di mana dia menjanjikan akan memotong bantuan militer dan politik ke Ukraina.



Di sisi lain, Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solskyi mencoba meredamkan suasana dengan mengatakan pada hari Kamis (21/09/2023) bahwa, dia dan Menteri Pertanian Polandia telah sepakat untuk mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan perdagangan kedua negara. Sejauh ini, masih belum jelas bagaimana perselisihan terkait gandum ini akan diselesaikan. Jika tidak diselesaikan, kemungkinan pasokan senjata dari Polandia ke Ukraina bisa dihentikan.

Tetapi, hal yang menarik dari perselisihan terkait gandum ini adalah besarnya pengaruh petani di Polandia. Mereka adalah sebuah kelompok yang bisa mempengaruhi politik sebuah negara. Berbeda jauh dengan petani di Indonesia, yang sering dijadikan alat politik untuk mencapai sebuah kekuasaan.






Sumber tulisan dirangkum dari: Politico, Al Jazeera& apnews.com
Sumber foto: sudah tertera