Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Kantor Klasis Kingmi Kenyam Digerebek, 3 Pendeta Dianiaya, 4 Orang Ditangkap

Konten Sensitif
Kantor Klasis Kingmi Kenyam Digerebek, 3 Pendeta Dianiaya, 4 Orang Ditangkap

21 September 2023 10:00 AM

Salah satu Korban Penganiayaan saat mendapat perawatan dari pihak keluarga (FOTO: Dok Gereja KINGMI Ditanah Papua)
WAMENA – Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua menyatakan dukanya atas peristiwa penggerebekan Kantor Klasis Kenyam Geraja tersebut pada 17 September lalu  sekitar pukul 23.30 WIT.

Penggerebekan tersebut disertai penganiayaan terhadap Ketua Klasis Kenyam Pdt Zakeus Tabuni, Sth,  dan badan pengurus Sinode Kemah Injil Pdt. Lazarus Elopere, STh dan Pdt Nataniel Tabuni S,Th.

Sekretaris umun sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua Pdt Dominggus Pigai, MTh  mengakui jika saat ini pihaknya sedang berada dalam keadaan duka atas pengerebakan di kantor  Klasis Kenyam Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua oleh tim gabungan aparat keamanan  yang di lakukan pada 17 september 2023 pukul 23.30 WIT.

  “Atas peristiwa tersebut  Ketua Klasis Kenyam Pdt Zakeus Tabuni, Sth,  dan badan pengurus Sinode Kemah Injil Pdt. Lazarus Elopere, STh dan Pdt Nataniel Tabuni S,Th. Dianiaya dengan cara di pukul hingga  babak belur,”ungkapnya Selasa (19/9) usai Perayaan Jubelium KINGMI Ditanah Papua

Pdt Pigai mengaku usai datang  merusak pintu Kantor klasis mereka mengatakan jika ini gereja setan ini, dengan adanya insiden ini maka pihaknya meminta, semua pasukan non organik yang ada di kabupaten Nduga ibu kota Kenyam itu segera ditarik kembali.

Kami tidak ingin hidup terus di atas trauma dan ketakutan di atas tanah kami sendiri dengan tindakan –tindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan,”tegasnya.

Sementara itu dari informasi yang dihimpun media ini kejadian tersebut tanggal 17 September 2023 sekitar pukul 23.30, di ibukota Kabupaten Nduga tepatnya Distrik Kenyam, terjadi pengrebekan Kantor Kelasis Kenyam Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua oleh tim gabungan aparat keamanan.

Dalam aksi pengerebekan tersebut, terjadi pengrusakan kantor Klasis dan penganiayaan terhadap Ketua Klasis Kenyam Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua Pdt. Zakeus Kogoya,S.Th dan Badan Pengurus Sinode Gereja Kemah Injil (KINMI) di Tanah Papua Ketua Penginjilan Pdt. Lazarus Elopere, S.Th dan Pdt Nataniel Tabuni S.Th. mereka dipukul tanpa ada penyampaian apapun.

Pada saat itu Pdt.Nataniel Tabuni yang merupakan bendahara 1 Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, bersama ketua Kordinator Penginjilan bersama-sama sedang tidur di kantor Klasis Kenyam, namun aparat keamanan tanpa ada basa-basi atau berikan surat perintah langsung menyerbu pintu kantor Kelasis dan masuk ke dalamnya, kemudian naik ke lantai 2 ditempat yang dua pendeta itu tidur.

Dua pendeta tersebut ditarik turun dari lantai dua untuk di interogasi  namun karena kedatangan aparat di malam hari maka Pdt Nataniel bertanya.

“Kenapa malam-malam datang tangkap kami seperti pencuri” seketika itu langsung  mendapat pukulan hingga giginya patah. Di saat yang sama ketua Klasis berteriak “dalam nama Yesus” sambil turun dari lantai 2 turun dari lantai dua melihat aparat keamanan sudah merusak pintu kamar yang diisi oleh anak Ev. Urbanus Kogeya, S.Th. saat itu juga ketua Kelasis dipukul dan ditendang.

Dalam aksi tersebut aparat juga menangkap anak-anak ketua klasis yang sedang bersama di kantor Klasis dipukul, kemudian langsung dibawa ke Polres Kenyam  seperti  Ev. Urbanus Kogoya, S.Th (anak dari bapak ketua kelasis, yang baru 2 tahun lalu selesai Studinya), Marko Kogoya anaknya Ketua Klasis, bekerja sebagai tenaga honorer Dinas Lingkungan Hidup  kabupaten Nduga,  Indisina Gwijangge yang merupakan menantu ketua klasis Kenyam, dan  Barini Gwijangge, (pemuda Gereja)

Akibat dari insiden ini, masyarakat atau umat gabungan kristen yang terdiri dari Gereja Kingmi, GKII, GKI, Baptis, Pentakosta dan Katolik, duduk lakukan aksi protes di pusat perkotaan Kenyam.

Menyoroti pemerintah Indonesia, karena tindakan ini tidak bermoral dan tidak berprikemanusiaan, apalagi memukuli menganiaya pimpinan gereja dan juga menista agama dengan menyatakan Gereja setan.

Tanpa menunjukan surat perintah maka kapolda Papua serta kapolres Nduga harus di tindak tegas dengan Nyata sanksinya, kepada oknom-oknom aparat yang main hakim sendiri.

Sementara itu Ketua DPRD Nduga, Ikabus Gwijanggemengatakan ada empat orang diamankan lantaran diduga kerap berkomunikasi atau menemui Egianus Kogeya.

“Mereka diamankan aparat lantaran dicurigai memberikan makanan termasuk berkomunikasi dengan Egianus Kogeya,” kata Ikabus kepada Cenderawasih Pos, Rabu (20/9).

Menurut Ikabus, aparat keamanan salah dalam tindakannya. Menaruh kecurigaan yang berlebihan kepada warga Nduga, bahkan mereka yang tidak tahu menahu persoalan ikut terseret.

Hentikan penangkapan warga sipil tanpa dasar apapun. Jangan karena kecurigaan yang berlebihan hingga melakukan penggerebekan tempat ibadah dimalam hari, tidak boleh  terjadi hal hal seperti ini. Jika memang terbukti, silahkan menyurat kepada orang yang bersalah,” tegasnya.

“Kedatangan saya di lokasi saat itu hendak melerai, justru aparat mengatai saya ‘DPR bodoh’. Bahasa bahasa seperti ini kan tidak seharusnya keluar dari mulut aparat,” kata Ikabus.

Terkait dengan peristiwa tersebut, pihaknya meminta Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri hanya mengirim pasukan organik di Nduga. Mereka yang memahami situasi dan kondisi masyarakat.

“Kapolda Papua mengirim pasukan ke Ndugama harus yang sudah mengerti daerah tersebut agar kita sama sama menjaga daerah ini. Selain itu, bukan anggota yang burutal. Tindakan mereka yang seperti ini makin mempertebal rasa antipati masyarakat terhadap aparat. Bukan hanya itu, kejadian ini telah menimbulkan rasa trauma mendalam kepada masyarakat tetapi khususnya pada hamba-hamba Tuhan,” pungkasnya.

Dua hari setelah kejadian, warga Nduga sampaikan aspirasi di Bundaran Kenyam (19/9). Bahkan Pdt Zakeus menunjukan pintu kantor Kelasis yang rusak kepada pemerintah daerah setempat. (jo/fia/wen)
https://cenderawasihpos.jawapos.com/...ang-ditangkap/
Berlebihan tindakan aparat
tapi dari sini jaringan suplai Egianus mulai kebongkar...


Kapolda Papua dan Kapolres Nduga Dinilai Tidak Berlaku Adil Terhadap Warga Gereja Kingmi Sinode Papua
Kantor Klasis Kingmi Kenyam Digerebek, 3 Pendeta Dianiaya, 4 Orang Ditangkap
by Fani23/09/2023 06:241254
SHARE00

Tokoh Masyarat Kabupaten Nduga.
Jayapura : Peristiwa pengrusakan Kantor Pelayanan Gerejani (Kantor Klasis) dan penganiayaan terhadap hamba hamba Tuhan hingga menista Gereja dengan menyebut “Gereja Setan”, ternyata masih masih terngiang ngiang di ingatan bagi seluruh warga jemaat Gereja Kingmi Sinode Papua yang ada di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Terkait dengan peristiwa ini, warga Gereja Kingmi yang ada di wilayah tersebut menilai, jika Kapolda Papua dan Kapolres Nduga, sangat tidak berlaku adil terhadap warga Gereja Kingmi Sinode Papua.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat Nduga yang juga merupakan anak asli dari daerah itu, yakni Otomi Gwijangge dalan pesan singkatnya kepada Pasific Pos, Jumat 22 September 2023.

Dikatakan, perlu kita semua ketahui bahwa Gereja – Gereja pada umumnya dan Gereja Kingmi pada khususnya lahir di Tanah Papua ini sejak tahun 1939 di Danau Wiselmeren Paniai, sebelum bangsa Indonesia menentukan nasibnya sebagai bangsa yang merdeka.

“Jadi, karena itulah bangsa ini menghargai dan menghormati antara pemeluk agama lain. Kebetulan bangsa ini menganut Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Kepolisian yang Maha Esa, sehingga main hakim sendiri, “cetusnya.

Lanjut dikatakan, jika dilihat dari sudut pandang tugas dan kewajiban, disini kita cukup jelas dan ini suatu contoh kecil bahwa seorang Gembala masuk ke markas polisi yang jelas dia harus melapor kepada petugas piket atau menaruh suatu identitas dan tentunya petugas piket menanyakan mau ketemu siapa dan ada urusan apa. Apakah ada surat atau tidak, jika semua itu ada maka barulah dipersilahkan untuk masuk dan ketemu orang yang diperlukan.

Namun ketika dilihat dari hanya laporan saja dan tidak sesuai, pasti petugas piket katakan tidak diizinkna masuk karena ada rencana yang tidak diinginkan.

“Jadi, apa bedanya dengan kantor pusat pelayanan Gerejani. Mustinya kita harus melalui prosedur yang sama,” ujarnya.

Menurutnya, sikap dan prilaku oknum dari pada satuan Tugas Damai Kartenz 2023 yang saat itu dipimpin oleh Kabag OPS di ruang lingkup Polres Nduga, itu benar benar menginjak injak dan menurunkan drajat dan martabat orang orang yang percaya dengan para hamba Tuhan. dan menista agama dengan mengatakan “Gereja Setan”.

Bahkan, kata Otomi Gwijangge, gigi seorang Imam Badan Pengurus Harian (BPH) Sinode ditendang sampai terlepas. Ketua Klasis dijadikan sebagai bola pingpong sampai berdarah. Seluruh tubuhnya ditendang habis habisan.

“Pertanyaannya, apakah tindakan mereka ini benar? Ditambah Kapolda juga Kapolres memilih diam. Ada apa sebenarnya, sementara keluh kesan kami tidak ada yang dengar hingga membuat kami bingung, seolah olah tidak ada pemimpin. Kami warga besar Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua tidak minta amplop, justru oknumnya tidak minta maaf kepada korban malah diam diam dipindahkan ke Polres biar masalah aman. Bukan begitu, yang kami butuhkan, tapi tindakan nyata, copot oknum polisi juga Brimob atau memberhentikan oknum itu dari anggota kepolisian. Kami mau proses hukum tetap berlaku. Itu barulah ada rasa keadilan kepada umat Tuhan di tanah ini. Kami hanya minta itu saja,” tegasnya.

Sebab ungkapnya, selama ini warga gereja sudah membangun suatu hubungan yang baik dengan ikut menjaga keamanan dan kenyamanan, khususnya di Kota Kenyam.

“Setiap aparat keamanan, masyarakat sipil bersenjata yang ditangkap atau ditembak OPM-TPNB atau TNI/Polri kami belum pernah menyuarakan, malah kami memilih untuk dima karena maju kena, mundur kena. Tapi pada akhirnya warga gereja yang jadi korban karena keduanya memegang senjata. Tetapi hari ini, memang suatu skenario yang dilakukan oleh oknum aparat itu,” tandas Gwijangge.

“Jika kami tidak mendapatkan rasa keadilan dari Kapolda Papua dan Kapolres Nduga, maka warga jemaat akan melapor ke Bareskrim Polri. Apalagi negara ini kan negara hukum, jadi harus menempuh jalur hukum juga,”tegasnya lagi.

Sebagaimana diketahui kata Geijangge, bahwa Nduga ini persoalannya cukup menggemparkan nasional bahkan hingga internasional. Bahkan, persoalannya bertubi tubi dan membutuhkan kerja sama yang baik juga penanganan yang humanis serta pendekatan yang komprehensip saling menghargai dan saling menghornati sesama kita.

“Bukannya menambah kebencian, penistaan, penganiayaan dan pengrusakan. Lalu, kapan semua ini akan selesai? Dan ini pernyataan yang di buat oleh warga jemaat di Nduga,” ungkapnya.

Terkait dengan kasus itu, para umat gereja di Nduga akhirnya sepakat menyampaikan beberapa pernyataan sikap, diantaranya adalah :

1. Pimpinan Gereja dan Pimpinan DPRD Kabupaten Nduga sangat tidak menerima kata kata penghinaan dan ujaran kebencian yang disampaikan oleh aparat Polri atau Brimob.

2. Penangkapan dan kekerasan yang dilakukan anggota Polri kemarin adalah sangat tidak sesuai prosedur hukum yang berlaku.

3. Pimpinan Gereja dan umat Tuhan dengan tegas menyampaikan kepada aparat keamanan dalam hal ini Polri untuk hentikan kekerasan dan prasangka yang sewenang wenang terhadap masyarakat sipil di Ndugama.

4. Kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia untuk hentikan pengiriman militer organik dan non organik ke Ndugama karena dari tahun ke tahun selalu melakukan kekerasan terhadap masyarakat, dan lagi lagi kali ini terjadi pelecehan, penghinaan terhadap pimpinan Sinode Gereja Kingmi dan Ketua Klasis Kenyam.

5. Pimpinan dan umat Tuhan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua meminta dengan tegas kepada Kapolda Papua untuk memecat Kapolres Nduga dan Kabag OPS yang diduga melakukan kekerasan terhadap Pimpinan Gereja Kingmi Papua.

6. Kami mengutuk keras kepada pimpinan dan anggota Polri yang menghina tempat ibadah Gereja/gereja umat kristiani yang disebut sebagai Gereja SET AN.

7. Kami Lembaga DPRD Kabupaten Nduga dan Umat Gereja Kingmi papua mengutnk keras terhadap ucapan penghinaan dengan ‘Ketua DPRD Nduga bodoh” oleh polisi dan Brimob Kabupaten Nduga.

8. Kepada Anggota polri dan umat muslim tidak diizinkan untuk membangun Mesjid di tanah injil Ndugama.

9. Gereja adalah tempat berdoa dan beribadah kepada Tuhan bagi umat siapapun tanpa memandang status, pekerjaan atau golongan sehingga manusia tidak berhak untuk membatasinya sehingga Aparat keamanan dilarang masuk di area ibadah dan melakukan kekerasan.

10. Kami meminta kepada Kapolres Nduga untuk segera bebaskan para tahanan jika mereka tidak terbukti bersalah.

Demikian 10 pernyataan sikap yang telah dibuat secara sepakat oleh Badan Pengurus Klasis Kenyam, Pdt. Sakius Kogeya, Koordinator Kabupaten Nduga Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, Pdt. Eliaser Tabuni, S. Th dan Badan Pengurus Sinode Kingmi, Pdt. Nataniel Tabuni, Sos, a. (Tiara).
https://www.pasificpos.com/kapolda-p...-sinode-papua/



Koalisi Kemanusiaan untuk Papua Kecam Aksi Polisi yang Geledah Kantor Gereja KINGMI
Kantor Klasis Kingmi Kenyam Digerebek, 3 Pendeta Dianiaya, 4 Orang Ditangkap
\Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Kemanusiaan untuk Papua mengecam dugaan penggeledahan paksa disertai kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian saat memasuki kantor Klasis Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada 17 September 2023.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid meminta Polri segera menyelidiki dugaan kekerasan di Gereja KINGMI dan pembunuhan di luar hukum yang terjadi di Yahukimo sebelumnya.


Koalisi Kemanusiaan untuk Papua terdiri dari sejumlah organisasi dan individu, yakni Amnesty International Indonesia, Biro Papua PGI, Imparsial, KontraS, Federasi KontraS, Aliansi Demokrasi untuk Papua, KPKC GKI-TP, KPKC GKIP, SKPKC Keuskupan Jayapura, Public Virtue Research Institute, PBHI, dan peneliti Cahyo Pamungkas.

Berdasarkan temuan koalisi, saksi mata mengatakan pada 17 September 2023 sekitar pukul 23.30 WIT di Kenyam, Kabupaten Nduga, aparat kepolisian memasuki kantor KINGMI setempat secara paksa tanpa surat perintah.

Menurut informasi Dewan Gereja Papua, polisi diduga masuk ke area kamar tidur yang berada di lantai dua gereja, membangunkan, menginterogasi, menarik dan memukul dengan keras para penghuni yang sedang beristirahat.

“Ketua Klasis juga dilaporkan mengalami benturan yang diduga diakibatkan oleh tendangan aparat,” kata Usman dalam keterangan tertulis Koalisi Kemanusiaan untuk Papua, Rabu, 20 September 2023.

Selain dugaan kekerasan, polisi juga diduga merusak pintu kamar di dalam bangunan gereja. Tiga orang juga dilaporkan ditangkap secara sewenang-wenang dan dibawa ke Polres karena diduga sebagai pendukung kelompok pro-kemerdekaan.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Papua mengatakan telah menangkap lima orang saat penggeledahan tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan lima orang itu ditangkap karena terindikasi mendukung Organisasi Papua Merdeka (OPM) alias Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Benny pun meminta Tempo merujuk pernyataan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri pada 19 September lalu.

"Dari laporan yang diterima penangkapan terhadap kelima orang itu karena ada kaitannya dengan KKB karena selama ini memberikan dukungan," kata Fakhiri dalam pernyataannya di Timika, Selasa, 19 September 2023.

Fakhiri membenarkan memang ada kekerasan saat melakukan penangkapan. Ia pun mengatakan telah menegur Kapolres Nduga agar bertindak profesional dan segera bertemu pihak gereja agar menyampaikan fakta sebenarnya.

"Sehingga kasus tersebut tidak digunakan kelompok-kelompok atau LSM tertentu yang mengkritisi tindakan aparat,” kata Fakhiri.
https://nasional.tempo.co/read/17745...-gereja-kingmi


Sayang berita ini nggak banyak dibahas media nasional soal kekerasan aparat dan menyebut gereja setan padahal kalau viral Kapolri perlu meminjau ulang polisi yang bertugas karena kalau gereja terus diserang kayak gini bisa jadi masalah besar. Ini peristiwa bisa berpeluang masyarakat setempat makin antipati sama Indonesia .
.bindexee.
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan .bindexee. memberi reputasi
0
490
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan