Sumber Gambar

Sepakbola memang menjadi salah satu hal yang disukai oleh banyak orang di Indonesia. Bahkan warga Indonesia dikenal dengan budaya sepakbola yang cukup fanatik. Banyak dari kita yang begitu mencintai sepakbola baik anak-anak, dewasa hingga orang tua pun menyukai sepakbola. Tak heran jika olahraga ini begitu laku di Indonesia.

Banyaknya klub sepakbola di Indonesia juga menciptakan banyaknya suporter-suporter yang berasal dari daerah asal klub tersebut. Tentunya semua penonton sepakbola akan mendukung klub yang mewakili daerah asalnya. Sebagai klub yang dibanggakan dan dielu-elukan namanya. Fanatisme pun semakin tinggi saat para klub ini saling bersaing membawa nama daerahnya.

Persaingan yang panas di dalam lapangan nyatanya menular ke para suporter. Di maan kerap timbul gesekan antara suporter yan kerap berujung dengan kericuhan. Sehingga kadang antar fans satu dan lainnya kerap kali terlibat percekcokan yang pada akhirnya malah merugikan mereka sendiri. Juga membawa citra jelek pada klub bahkan sepakbola itu sendiri.


Sumber Gambar

Kita pastinya sudah familiar dengan rivalitas klasik antara The Jak dan Bobotoh/Viking. Dua suporter klub Indonesia asal Jakarta dan Bandung ini dikenal sebagai musuh bebuyutan sejak dahulu. Keduanya kerap kali bentrok bahkan di beberapa kejadian sampai memakan korban jiwa. Hal inilah yang seharusnya jangan sampai terjadi dan dicegah semaksimal mungkin.

Tapi bagaimana mau dicegah? Jangankan di stadion atau saat pertandingan, ketika sedang dalam konteks lain saja masih kejadian. Seperti video yang viral beberapa waktu lalu, di mana seorang pemuda menegur seorang kuli bangunan. Alasannya sepele, hanya karena kuli bangunan itu memakai kaos dengan logo klub Persib Bandung.

Akhirnya pemuda dan kuli bangunan itu terlibat adu mulut. Pemuda itu terus memaksa si kuli bangunan untuk melepaskan kaos Persibnya. Sampai akhirnya, pemuda itu berhasil merampas kaos dari kuli bangunan tersebut dan memamerkannya di depan kamera dengan bangga. Tidak hanya itu, bahkan si pemuda ini menggunakan kaos Persib tersebut sebagai keset.


Sumber Gambar

“Ini Jakarta, Kang! Bukan Bandung!” kata pemuda tersebut.

Hal ini pun memicu respon beragam di sosial media. Di mana banyak yang geram dengan aksi pemuda itu di mana mereka menyebut bahwa pemuda itu sok fanatik dan tidak menghormati klub lain. Baik dari pihak Jak Mania dan Bobotoh keduanya sama-sama menyayangkan hal ini terjadi di tengah usaha keduanya untuk saling berdamai dan mengakhiri permusuhan.

Padahal kalau kita pikir-pikir, kuli bangunan itu mungkin merantau jauh-jauh dari kampung demi mencari nafkah untuk keluarga. Kaos itu dipakai hanya demi melindungi diri dari terik matahari. Tidak peduli baju apa, bahannya apa, yang penting nyaman untuk kerja dan mencari uang maka dia pakai. Tapi pemuda ini malah mempermasalahkannya.


Sumber Gambar

Tapi TS sendiri sempat merasakan bagaimana berada di masa-masa ini. Di mana simbol klub bola menjadi sangat sensitif untuk dipakai. Waktu kecil TS pernah memakai kaos berlogo Persija ke salah satu pedesaan di Cirebon yang mayoritas Viking. Di sana anak-anak mudanya menatap TS dengan tatapan sinis karena memakai baju Persija.

Pernah juga TS memakai tas berlogo Persikabo Kabupaten Bogor. Berujung jadi bullyan teman-teman TS yang kebetulan The Jak. Padahal TS sendiri tidak mendukung klub apa-apa. Senin pakai baju Persija, selasa bisa aja TS pakai baju Persib. Itu sudah lama sekali. Dan sekarang ternyata masih ada yang aya begini? Berarti gak berkembang ya pola pikir suporter Indonesia, bahkan setelah kejadian tragis di Kanjuruhan tahun lalu.



Menurut kalian, apakah tidak boleh memakai baju Persib di Jakarta?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi