Seperti yang telah kita dengar, fenomena sepi pembeli tahun 2023 menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Hal ini menggemparkan banyak orang, termasuk agan dan sista di sini. Jika dulu kita mungkin bisa melihat kerumunan orang di pusat perbelanjaan, mall, atau pasar-pasar tradisional, namun kini pemandangan itu sepertinya telah berubah.

Kita semua tahu bahwa dunia sudah berubah drastis dengan adanya teknologi dan kemajuan zaman. Kini, tidak perlu repot-repot pergi ke mall atau toko untuk berbelanja. Semua bisa kita lakukan melalui internet. Mungkin ini yang menjadi salah satu penyebab fenomena sepi pembeli yang terjadi saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengguna internet di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat bahwa lebih dari 77% penduduk Indonesia telah aktif menggunakan internet. Angka yang cukup tinggi, bukan?

Seiring dengan perkembangan pengguna internet, media sosial juga menjadi salah satu faktor yang ikut berpengaruh. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Tik Tok dan Instagram telah menjadi platform yang sangat populer untuk berbagai keperluan, termasuk berbelanja. Kita bisa dengan mudah melihat iklan-iklan produk di media sosial dan melakukan transaksi secara online. Tentu saja hal ini sangat memudahkan kita sebagai konsumen.

Namun, hal ini juga memiliki dampak negatif. Dalam beberapa kasus, fenomena sepi pembeli dapat menjadi tantangan bagi para penjual yang masih mengandalkan toko fisik sebagai sarana untuk berjualan. Mereka harus beradaptasi dengan tren digitalisasi yang semakin pesat. Namun, jangan khawatir, ane yakin para penjual kreatif dan inovatif pasti bisa menemukan cara untuk tetap bertahan.

Bahkan belakangan ini muncul di media sosial, para pedagang makanan membagikan video momen dimana warung makan pinggir jalan mereka yang sepi sejak beberapa bulan belakangan. Warung-warung makan yang biasanya ramai di waktu sore dan malam hari menjadi lengang tanpa pengunjung sehingga membuat para pelaku UMKM merasa khawatir usaha mereka merugi karena tidak ada yang beli.

Bukan hanya itu, pasar-pasar tradisional juga mulai kehilangan pengunjung yang mana ini diduga merupakan dampak dari beralihnya para konsumen ke market place atau perubahan habit menjadi belanja online karena dinilai lebih mudah dan tidak perlu untuk keluar dari rumah. Pasar Tanah Abang yang dulu ramai pembeli pun dikabarkan mengalami penurunan drastis, bahkan sampai membuat beberapa pedagang memutuskan untuk menutup usahanya karena tidak ada pembeli.

Melihat adanya fenomena ini, tentu sebagai konsumen kita juga memiliki peran GanSis. Kita bisa mendukung para penjual dengan tetap membeli produk mereka secara langsung. Mungkin, kadang-kadang kita juga perlu mengambil waktu untuk melihat-lihat dan membeli barang langsung di toko fisik. Siapa tahu kita bisa menemukan barang unik dan langka yang tidak ada di dunia maya.

Nah, itu dia beberapa fakta mengenai fenomena sepi pembeli yang menggemparkan tahun 2023. Meskipun banyak yang berbelanja secara online, tidak ada salahnya kita tetap mendukung para penjual lokal dan tetap berbelanja langsung di toko fisik. Kita sebagai konsumen memiliki peran penting dalam menjaga perekonomian dan perkembangan bisnis di Indonesia. So, mari kita dukung produk lokal dan jangan lupa tetap belanja dengan bijak, ya!