Agan-agan dan sista-sista, kalian pasti tercengang ketika mendengar berita mengenai siswi SD di Gresik yang buta usai ditusuk tusukan bakso. Sungguh tragis dan mengerikan ya! Kejadian ini membuat kita semua terkejut dan prihatin dengan nasib anak yang seharusnya sedang bermain dan belajar dengan riang di sekolah.

Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 7 Agustus 2023 di salah satu SD Negeri di kawasan Menganti, Gresik. Korban adalah seorang siswi kelas 2 SD berusia 8 tahun yang bernama SAH. Dikabarkan bahwa pelaku adalah kakak kelasnya sendiri yang melakukan tindakan kekerasan ini. Dilaporkan bahwa pelaku tidak hanya melakukan penusukan, tapi juga melakukan pemalakan terhadap korban. Sungguh aksi yang keji dan tidak dapat dibenarkan!

Adapun kronologis kejadian kala itu menurut penjelasan dari ayah korban. SAH yang masih berada di sekolah dan menyaksikan lomba-lomba Agustusan yang diadakan pihak sekolah, tiba-tiba ditarik oleh seorang siswa dan di palak di dalam lingkungan sekolah. Alih-alih tidak mau memberikan uang, SAH ditutup matanya oleh pelaku kemudian ditusuk-tusuk menggunakan tusuk baso pada bagian mata kanan sehingga mata SAH berdarah.

Sepulang sekolah SAH mengeluh kepada orang tuanya bahwa matanya tidak bisa melihat. Kemudian orang tua SAH membawa anaknya ke RS Cahaya Giri, lanjut dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur, dan kembali dirujuk ke RSUD dr Soepomo. Setelah diperiksa oleh pihak dokter, diketahui saraf mata kanan SAH mengalami kerusakan hingga dinyatakan buta permanen.

Tidak terima anaknya mendapatkan kekerasan dan penganiayaan, ayah korban mendatangi sekolah untuk mencari tahu terkait siapa pelaku penganiaya anaknya.
Namun pihak sekolah menunjukkan kejanggalan, tidak mau untuk menunjukkan rekaman CCTV di bulan Agustus di tanggal kejadian, malah memperlihatkan rekaman CCTV bulan Mei yang tidak ada kaitannya dengan kejadian penganiayaan SAH.

Sampai saat ini, pihak sekolah masih enggan memberikan penjelasan secara rinci mengenai kronologi kejadian tersebut. Hal ini membuat pihak kepolisian semakin giat menyelidiki kasus ini karena diduga ada yang ditutup-tutupi atas siapa pelaku yang membuat SAH mengalami kebutaan. Namun, orang tua korban telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, sehingga kita berharap pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Sejauh ini korban yaitu SAH tidak lagi mau bersekolah, karena mengalami trauma atas kejadian yang telah menimpa dirinya kurang lebih satu bulan yang lalu. Bukan hanya itu, selain mengalami trauma, SAH juga diketahui kesulitan untuk membaca dan mengaji, karena hanya mata sebelah kiri yang saat ini berfungsi sedangkan mata kanan mengalami kebutaan.

Kita juga harus mengapresiasi ketegasan dan keberanian pihak orang tua yang melaporkan kasus ini ke polisi. Tindakan mereka menunjukkan bahwa kita semua harus berani melawan kekerasan dan kejahatan, terutama ketika korban adalah seorang anak yang rentan.

Semoga dengan adanya laporan ini, keadilan dapat segera tercapai bagi korban dan pelaku dapat bertanggung jawab atas perbuatannya. Kita juga berdoa semoga korban segera pulih dan mendapatkan pengobatan yang tepat untuk mengembalikan penglihatannya.

Situasi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan, terutama di lingkungan sekolah. Siswa-siswi adalah masa depan bangsa, dan mereka harus dilindungi dan diberikan pendidikan yang baik tanpa adanya rasa takut dan kekerasan.

Melihat aksi bullying sering terjadi di lingkungan sekolah yang bahkan hingga jatuh korban jiwa sehingga masuk kedalam jenis tindakan kriminalitas, maka tentu ini harus jadi himbauan bagi semua pihak entah itu pihak dinas pendidikan, pihak sekolah, dan juga wali murid.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan ikut serta dalam menciptakan keadaan yang lebih aman dan harmonis. Bersama-sama kita bisa mewujudkan sekolah yang aman dan nyaman bagi generasi penerus kita. Tetap semangat dan selalu berbuat kebaikan, ya!