Coba kalian bercermin, siapa tahu jika kita masih belum memahami apa yang kita inginkan dalam hidup. Karena saat kita tersesat dari tujuan, di saat itulah kita akan berhenti menjadi seorang yang Produktif.

"Loh kok Agan kaya yang tahu betul soal ini?"

Eit jangan salah, saya di sini bukan menjadi seorang yang paling filsuf dan si paling bijak, namun hanya ingin berbagi pengalaman. Saya pernah mengalami situasi saat hati merasa hampa dan tak mampu melakukan banyak hal. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya saya menemukan banyak hal tentang tujuan hidup. Dari alasan keluarga, lingkungan, orang terdekat dsb.

Namun apa pemicunya? Bagaimana prosesnya?

Saya bertemu banyak orang dengan berjuta pengalaman, salah satunya ada yang mampu sukses dalam kehidupan karena belajar dari filosofi kehidupan ala orang Jepang. Ia bisa sukses bukan hanya dari segi finansial, namun mampu memberi manfaat bagi sesama manusia.

Betul, menjadi pribadi Produktif bukan hanya mencipta namun mampu bermanfaat bagi diri dan lingkungan kita.

Nah bagaimana orang Jepang membangun kehidupannya? Sehingga mampu menjadi bangsa yang begitu produktif dengan nilai kearifan orang timur?

Bagaimana ini merubah etos produktifitas saya?

Yuk simak penjelasannya yang bisa bermanfaat buat Agan semua!

Kaizen merupakan prinsip utama yang dijalani oleh kebanyakan orang Jepang. Saya yakin di Kaskus banyak Agan-Aganwati yang membahas prinsip dari Kaizen. Namun saya akan menyederhanakannya dalam satu kalimat;

"Memperbaiki diri walau tumbuh 1% setiap harinya"

Gan tau ga sih, saya ini perokok berat dan setiap harinya mungkin habis satu bungkus rokok. Saya tahu jika ini kurang bermanfaat, terlebih biaya yang dikeluarkan untuk membelinya. Uang yang seharusnya saya belikan pada barang yang lebih bermanfaat justru tercurahkan pada batangan rokok. Menyebalkan memang.

Prinsip Kaizen mengajarkan saya untuk merubah kebiasaan ini walau sedikit demi sedikit. Karena Kaizen dalam bahasa Jepang bermakna berubah ke arah yang lebih baik. Filosofi ini-pun mengajarkan lebih dalam lagi, yaitu bagaimana merencanakan goal kita agar selesai sampai di tujuan.

Kaizen memiliki konsep sederhana seperti di bawah ini;
(Saya sertakan contoh dari pengalaman saya sendiri)

1. Rencana (plan)
Berhenti merokok dengan hanya mengurangi konsumsi rokok per-harinya sehingga mampu menabung uang lebih.

2. Lakukan (do)
Mengurangi konsumsi rokok dan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat misalnya jogging.

3. Periksa (check)
Menjauh dari lingkungan perokok aktif agar tak tergoda.

4. Tindak (act)
Menindaklanjuti ketiga langkah yang ditempuh sekaligus memutuskankan prosedur baru demi berhenti total dari rokok.

Mengerti kan? Goalsaya adalah berhenti total dari rokok, walau rasa candu teramat sulit namun saya berusaha berjalan ke arah yang lebih baik. Hari ini konsumsi setengah bungkus, esok harus bisa kurang dari itu, terus menerus secara bertahap sampai berhenti dari rokok.

Kaizen memberi kesempatan pada saya untuk membelanjakan uang pada hal yang lebih bermanfaat, saya tak membeli barang tapi mencurahkannya untuk les pendidikan menjadi seorang Barista di bulan Maret lalu.

Nah jika Agan punya goal dan tujuan dalam hidup, jangan terlalu dipaksakan, lakukan dengan disiplin dan pasang goal walau hanya tumbuh 1% setiap harinya. Bisa merubah sikap egois kita dengan rasa sabar, letihnya olahraga demi badan ideal, sampai menambah wawasan walau dengan satu halaman buku.

Make it flow! Make it better everyday!

Tak heran ya gan, jika prinsip Kaizen benar-benar membuat Jepang selalu selangkah lebih maju soal produktifitas.

Berikutnya adalah Ikigai, sesuai penjabaran di atas--Ikigai merupakan filosofi yang memaknai nilai kehidupan kita sebagai manusia. Dengan konsep ini orang-orang Jepang lebih semangat dalam menjalani segala aktivitas mereka, terbukti dari kedisiplinan dan budaya kerja Jepang yang tinggi. Ikigai bisa membuat seorang lebih bermakna, berharga dan seimbang dalam menjalankan hidup.

Nah pertanyaan pentingnya itu seperti ini;

"Apa yang kita inginkan dalam hidup agar bernilai?"

Ikigai menjabarkan hal ini dan bagaimana cara kita menemukan apa yang kita cari dalam hidup.

Lebih jelasnya kalian bisa simak Diagram Ikigai di bawah;




Jadi, Masyarakat Jepang menemukan nilai kehidupan yang bahagia kala menyatukan keempat elemen di antaranya Passion, Profession, Vocation, serta Mission.

Lalu bagaimana cara untuk menemukan konsep Ikigai kalian sendiri? Saya memberi contoh sesuai dengan pengalaman sendiri, Yuk simak;

1. Apa yang paling saya suka?
Saya suka membaca, menulis dan mendengarkan cerita naskah atau skenario.

2. Skill apa yang saya kuasai?
Berawal dari kegemaran menulis, saya menambah skill dengan mengikuti kelas menulis. Hingga akhirnya karya yang saya buat menelurkan banyak artikel, berita, novel, cerpen dan lainnya.

3. Apakah yang saya lakukan dibutuhkan banyak orang?
Tentu saja, kita ambil contoh jika di dunia perfilman banyak karya yang dibuat berdasarkan cerita yang ditulis oleh novelis ternama.

4. Apa saya akan mendapatkan imbalan dari itu semua?
Walau tak banyak, saya mampu menulis dengan hasil yang memuaskan, siapa yang tak bangga jika naskah yang dibuat oleh penulis akan dijadikan film walau itu film pendek sekalipun.

Jadi kesimpulannya, saat kalian mampu menjawab segala pertanyaan di atas--terlebih jika sudah menemukannya, maka ke empat komponen Ikigai akan terhubung dan seimbang. Saat segalanya terkoneksi, kalian akan menjadi Pribadi yang lebih Produktif karena menemukan semangat dalam berkarya!

Secara singkat, Filosofi Wabi-sabi berfokus untuk 'menghargai' dan 'menerima' sesuatu yang tidak sempurna. Konsep wabi sabi menganggap ketidaksempurnaan merupakan bagian dari hidup dan tidak seharusnya disangkal.

Wabi-sabi membantu kita menerima kekurangan dan mensyukuri apa yang dipunya saat ini. Saat kita mampu menerima segala kekurangan, saat itulah kita berani untuk maju tanpa rasa ragu karena memang hidup ini memanglah tak sempurna.

Terkadang saya selalu merasa tak percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, namun seiring waktu berjalan--hidup mengajarkan banyak hal termasuk kemampuan kita sebagai manusia yang terbatas.

Namun, dengan segala keterbatasan itu jangan sampai membuat kita berhenti untuk berkarya.

Ingin buat video youtube tapi peralatan tak memadai? Mulailah dengan alat sederhana.
Ingin menulis tapi tak punya referensi? Bepergianlah, temukan pengalaman bersama orang baru.

Hidup memang tak sempurna, terima itu, maka kita kan lebih berani untuk melangkah tanpa ada rasa beban.

Berjalan sejuk di tenangnya air yang dalam, tanpa harus tenggelam.