Kaskus

News

kissmybutt007Avatar border
TS
kissmybutt007
Warga dan 8 Oknum TNI di Halteng Sempat Bentrok Buntut Pengeroyokan
Warga dan 8 Oknum TNI di Halteng Sempat Bentrok Buntut Pengeroyokan
Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Selasa, 12 Sep 2023 14:26 WIB
Warga dan 8 Oknum TNI di Halteng Sempat Bentrok Buntut Pengeroyokan Foto: Tangkapan layar bentrokan warga dan oknum TNI di Halmahera Tengah. Dokumen Istimewa
Halmahera Tengah -
Kasus dugaan pengeroyokan oleh 8 oknum TNI AD terhadap 3 orang pemuda di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), sempat memicu bentrokan. Warga dan 8 oknum TNI itu sempat terlibat saling lempar.
Bentrokan itu pecah di Desa Gemaf, Kecamatan Weda Utara, Halmahera Tengah pada Sabtu (9/9) sekitar pukul 01.25 WIT. Warga bernama Marswanti (25) mengatakan awalnya ada dua oknum TNI yang diduga usai mengkonsumi miras.
"Jadi awalnya itu dorang (mereka) baku adu mulut, yang pakai dinas (seragam TNI) 2 orang. Ada tentara yang tara (tidak) pakai dinas lagi. Jadi dorang (mereka) itu so baminum (meneguk miras) kong (lalu) baku adu mulut dengan warga," ujar Marswanti kepada detikcom, Selasa (12/9/2023).

Marswanti mengatakan cekcok warga dan kedua oknum TNI terjadi karena suatu kesalahpahaman dan sudah diselesaikan. Namun belakangan oknum TNI itu datang lagi mencari pria bernama Wanis.
"Terus dorang (mereka) datang ulang (kembali), tentara yang minum (miras) ini datang ke warga cari nama Wanis itu yang mana. Kan korban ada 3 itu, Wanis, Alvion, sama Rion itu," tuturnya.
Menurut Marswanti, oknum TNI berpakaian sipil mengambil sepeda motor dan bergegas ke PT IWIP untuk memanggil rekan-rekannya sesama anggota TNI yang sedang bertugas pengamanan di perusahaan tersebut. Kedelapan oknum TNI itu lalu kembali ke desa berboncengan menggunakan 4 motor.
"Jadi dorang (mereka) 8 orang. Dorang (mereka) turun dengan senjata pakai helm, pakaian (loreng) lengkap. Jadi dorang turun cari nama Wanis langsung pukul warga sembarangan," ujarnya.
[table][tr][td]Baca juga: Turun Tangan Denpom Tangkap 8 Oknum TNI Keroyok Warga Sipil di Halteng[/td]
[/tr]
[/table]
Marswanti menyebut saat itu dirinya mendengar suara tembakan 3 kali ke udara. Warga sempat melihat selongsong amunisi yang berhamburan di tanah
"Ada (suara tembakan) ke udara 3 kali. Ada yang dapat dia punya (selongsong) amunisi itu," ungkap Marswanti.
[table][tr][td]Baca juga: Baju Kadis Malut Digosok Lumpur Saat Temui Massa Demo Pencemaran Sungai Sagea[/td]
[/tr]
[/table]
Marswanti mengakui bahwa ada oknum TNI yang sudah dalam kondisi terpengaruh miras dan beradu mulut dengan warga. Bahkan seorang pria perpakaian sipil mengakui bahwa dirinya adalah anggota TNI. Namun oknum TNI yang tiba dari PT IWIP berseragam lengkap tidak dalam kondisi teler.
"Yang mabuk itu tentara yang awalnya baku adu mulut itu. Kalau tentara yang datang dengan pakaian seragam itu mungkin tara (tidak) mabuk, karena dorang (mereka) sementara piket (PAM di PT IWIP) toh," katanya.
"Ada juga satu orang pakai baju putih, dia sendiri yang mengaku kalau dia anggota TNI. Dia bilang 'iyo, saya yang sementara baminum (miras) dengan dorang," tambah Marswanti.


Warga Berdatangan Usai Dengar Pemukulan
Lebih lanjut Marswanti menjelaskan bahwa ketika mendengar ada pemuda desa yang dipukul, warga langsung lari berkumpul di TKP. Korban pertama bernama Rion sempat melindungi Wanis yang dianiaya secara brutal. Namun saat ikut membantu, Rion pun ikut dipukul.
"Jadi pertama yang korban Rion itu dia pele (melindungi) Wanis, karena dorang (mereka) so pukul. Terus dia (Wanis) tabanting (jatuh), terus Rion mau ke sana bantu, dorang (mereka) pukul dia lagi. Saya sempat lihat dia (Rion) punya kaki sebelah sudah di dalam got (selokan) baru dorang pukul dengan senjata, dia punya tangan patah," ujarnya.
Melihat insiden itu, Marswanti sempat menelepon mantan anggota Babinsa Desa Gemaf bernama Ruly yang saat itu sedang pengamanan di PT IWIP. Marswanti melaporkan situasi yang terjadi di desa dan Ruly pun bergegas ke lokasi.

"Jadi saya telepon kasih tahu, dia bilang 'oh saya, saya (iya, iya) nanti saya ke sana.' Jadi dia datang itu masyarakat sudah keluar toki (pukul) tiang listrik, massa sudah keluar," ujarnya.
Tapi saat itu oknum TNI bersenjata lengkap melepaskan tembakan ke udara. Masyarakat pun berhamburan keluar. Marswanti pun kembali menelepon Ruly untuk meminta agar tidak masuk ke desa, karena masyarakat dan oknum TNI sudah saling serang. Namun Ruly yang baru tiba ikut lari bersama oknum TNI. Sepeda motornya pun jadi sasaran.
"Dia (Ruly) datang itu kan tentara so lepas tembakan jadi masyarakat so banyak keluar. Jadi saya sempat telepon mau bilang kalau boleh bapak jangan dulu ke sini, karena massa so keluar, cuma pak Ruly so tara (tidak) angkat (telepon)," ujarnya.
"Jadi dia dengan pakaian dinas dan massa so dusu (kejar) tentara, akhirnya dia lari dengan tentara kasih tinggal motor dinas itu, jadi massa pukul kasih hancur dia punya motor," tambahnya.
Menurut Marswanti, masyarakat menyerang oknum TNI karena mengira korban bernama Wanis sudah tewas. Sebab, Wanis dipukul secara brutal menggunakan balok kayu dan senjata hingga korban tidak sadarkan diri. Bahkan giginya copot.
"Pertama dia (Wanis) jatuh dorang (mereka) pukul dia dengan balok ukuran 510, saya yang lihat itu dia masih sempat bangun dan kejar. Nanti ke sana itu tentara pukul dia dengan senjata di pinggang, ada juga di rahang, gigi ciri (jatuh)," ujarnya.
"Jadi pukul kedua itu yang dia sudah tara (tidak) sadarkan diri, masyarakat kira dia so mati. Makanya massa keluar dan bage (hancurkan) motor (milik Ruly) kasih hancur-hancur itu," tambah Marswanti.
Dalam video beredar, terdengar bunyi benda keras yang berjatuhan di atap rumah warga. Kemudian terdengar juga bunyi suara tiang listrik yang dipukul secara berulang, serta suara wanita berteriak.
[table][tr][td]Baca juga: 8 Oknum TNI di Halmahera Tengah Keroyok 3 Pemuda Usai Pesta Miras[/td]
[/tr]
[/table]
Pada video lain yang dilihat detikcom, terdengar juga suara meneriakkan kata tembak secara berulang kali. Terdengar juga suara yang meminta massa untuk bersabar secara berulang. Bahkan dalam video, seorang oknum TNI terlihat mengokang senjata sambil berjalan ke arah warga.
Sementara itu, Kepala Penerangan Korem 152/Baabullah Mayor Inf Anton Santoni mengatakan 8 oknum prajurit tersebut diperiksa Denpom XVI/1 Ternate. Dia juga tidak memberikan keterangan lebih jauh terkait kasus tersebut.
"(Kasus penganiayaan di Desa Gemaf) sudah selesai mas. Ya (8 oknum TNI diperiksa Denpom), semua ada prosesnya," imbuh Antoni saat dihubungiterpisah.




https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...t-pengeroyokan

lagi dan lagi
CaiFukAvatar border
agam69Avatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
360
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan