Ngeri, publik di media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya sebuah hasil survei terhadap 59 akun Twitter alias X yang menyediakan jasa layanan seks atau open BO.

Diketahui riset atau survey tersebut dilakukan oleh CNBC Indonesia Intelligence Unit, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dan tinggi fenomena jasa layanan seks melalui platform media sosial.

Usut punya usut dilansir dari akun Instagram @frix.id, diketahui fakta yang cukup menarik dari survey yang telah dilakukan oleh CNBC Indonesia Intelligence Unit, yaitu bahwa daerah Yogyakarta ternyata memiliki rata-rata tarif jasa layanan seks paling mahal dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Lampung.

Adapun tarif jasa layanan seks tersebut terbagi atas dua macam layanan berdasarkan waktu, yaitu hitungan perjam dan hitungan jam bebas.

Hitungan perjam atau biasa disebut dengan short time, untuk wilayah Yogyakarta berdasarkan survey dibandrol dengan tarif 1.375.000, sedangkan untuk waktu bebas atau long time dipasang tarif rata-rata sebesar 14.250.000 rupiah. Tarif tersebut sangat berbeda jauh dengan tarif di kota Jakarta, dimana untuk short time hanya dibandrol dengan tarif 1.047.000 rupiah, dan long time 8.845.000 rupiah.

Sejauh ini belum diketahui secara pasti GanSis terkait penyebab tingginya tarif jasa layanan seks di Yogyakarta yang bisa dikatakan paling tinggi di Indonesia.

Namun, dari beberapa kasus orang-orang yang terjebak di dunia kelam esek-esek yang menjadi penyebab mereka terjerat kedalam lembah hitam ini yaitu karena kondisi ekonomi yang buruk karena sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak, serta terjebaknya seseorang di dalam gaya hidup tinggi dengan mengutamakan gengsi sehingga orang-orang ini memilih jalan cepat untuk bisa mendapatkan uang dengan mudah.

Fenomena prostitusi ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu GanSis, hanya saja perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi para penjaja layanan seks untuk membuka lapak melalui platform digital alias online sehingga sering disebut dengan istilah open BO.

Mirisnya, terungkap fakta lain dimana dari banyaknya orang yang menjajakan diri sebagai pekerja seks komersial ternyata banyak diantaranya adalah anak-anak di bawah umur GanSis. Berdasarkan survey Asian Labour Journey, diketahui bahwa banyak diantara PSK ini yang masih berusia di bawah umur dengan rata-rata usia 18 tahun ke bawah dimana mereka diperbudak oleh germo dengan sebelumnya diiming-imingi kelayakan hidup, kemewahan, dan lain sebagainya.

Melihat adanya fakta ini, tentu sebagai orang tua bukan hanya untuk anak perempuan tapi juga anak laki-laki harus sadar dan paham dengan kondisi yang terjadi saat ini GanSis.

Fenomena tingginya angka prostitusi tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai himbauan serta kewaspadaan bagi para orang tua yang memiliki anak-anak di bawah umur agar tidak ikut terjerat dan terjebak di dalam dunia esek-esek tersebut karena saat seseorang sudah terlanjur terjerembab ke dalam dunia ini maka mereka akan kesulitan untuk dapat keluar dan mencari pekerjaan yang lebih layak.

Bukan hanya itu, menjadi seorang pekerja seks tentu memiliki resiko bahaya yang tinggi GanSis. Bukan hanya rawan terjadi tindakan kriminalitas, melainkan juga rawan penyakit kelamin yang bisa berdampak pada kesehatan bahkan bisa membawa seseorang pada kematian usia muda.

Bagaimana menurut pendapat GanSis terkait adanya fenomena ini?
Silakan berikan tanggapan serta pendapat kalian disini!