- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gara-Gara Pratama Arhan dan Azizah Salsha, Banyak Netizen Ingin Nikah Muda


TS
itufiksi
Gara-Gara Pratama Arhan dan Azizah Salsha, Banyak Netizen Ingin Nikah Muda

Quote:
PERNIKAHAN Pratama Arhan dan Azizah Salsha yang masih muda nampaknya memberikan inspirasi pada anak muda. Pasalnya, keduanya disebut melangsungkan pernikahan usia yang cukup awal atau nikah muda.
disebut menikah muda oleh netizen. Sebagaimana diketahui, Arhan yang lahir pada 21 Desember 2001 saat ini masih berusia 21 tahun. Sementara Azizah Salsha yang lahir 21 Oktober 2003 masih berusia 19 tahun saat ini.
disebut menikah muda oleh netizen. Sebagaimana diketahui, Arhan yang lahir pada 21 Desember 2001 saat ini masih berusia 21 tahun. Sementara Azizah Salsha yang lahir 21 Oktober 2003 masih berusia 19 tahun saat ini.
Quote:
Pernikahan muda keduanya ini sempat membuat netizen heboh. Ada yang iri ingin seperti Arhan dan Azizah, namun ada pula yang merasa keduanya menikah terlalu muda.
“Liat zize nikah sama arhan, jadi kebawa pengen nikah muda juga,” tulis salah satu netizen melalui Twitter.
“Seriusan arhan yg umur 20 thn mau nikah ma zize 19th??? muda bgt,” tulis netizen lainnya.
Namun, di balik julukan ‘nikah muda’ tersebut, Arhan dan Azizah mematuhi Undang-Undang Republik Indonesia yang berlaku. Keduanya tidak melangsungkan pernikahan di bawah umur.
Mengutip Pasal 7, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkimpoian, “Perkimpoian hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.”
“Liat zize nikah sama arhan, jadi kebawa pengen nikah muda juga,” tulis salah satu netizen melalui Twitter.
“Seriusan arhan yg umur 20 thn mau nikah ma zize 19th??? muda bgt,” tulis netizen lainnya.
Namun, di balik julukan ‘nikah muda’ tersebut, Arhan dan Azizah mematuhi Undang-Undang Republik Indonesia yang berlaku. Keduanya tidak melangsungkan pernikahan di bawah umur.
Mengutip Pasal 7, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkimpoian, “Perkimpoian hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.”
Quote:
Lantas bagaimana jika dilihat dari sudut pandang psikolog? Jika dilihat secara umum, Ratri Kartikaningtyas selaku Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, usia 20 tahun sebenarnya masih dalam proses kematangan emosi.
“Tapi kematangan emosinya di proses menuju matang. 20 tahun masih banyak tantangan secara emosi, masih banyak lingkungan yang perlu dieksplore. Ini semua adalah proses dari kematangan psikologis,” tutur Ratri saat ditemui di Kemen PPPA.
“Artinya mereka (sepasang kekasih yang menikah muda) akan menghadapi double tantangan, dari proses kematangan emosi itu sendiri serta perkembangan dari perkimpoian,” imbuhnya.
Tentu saja hal tersebut tidak mudah untuk dilalui oleh seseorang. Untuk itu, Ratri menegaskan pentingnya bagi para pengantin untuk belajar pernikahan, apalagi bagi mereka yang menikah muda.
“Kalau memang memilih untuk menikah muda, edukasi tentang pernikahan sangat diperlukan, berkonsultasi dengan marriage counselor itu bisa ya di ranah privat,” kaya Ratri.
“Di Kementerian PPPA juga punya Puspaga (pusat pembelajaran keluarga) di situ tempat untuk masyarakat bisa belajar tentang keluarga,” jelas dia.
Hal ini tentu akan menambah ilmu dan wawasan tentang bagaimana menghadapi bahtera rumah tangga. Jadi, jangan sampai mengunjungi psikolog dan marriage counselor kerika nantinya telah memiliki masalah rumah tangga saja.
“Jadi sebetulnya tidak harus menunggu ada masalah kita baru datang ke psikolog marriage counselor. Sebelum itu kita bisa belajar,” tutur Ratri.
Sumber.
“Tapi kematangan emosinya di proses menuju matang. 20 tahun masih banyak tantangan secara emosi, masih banyak lingkungan yang perlu dieksplore. Ini semua adalah proses dari kematangan psikologis,” tutur Ratri saat ditemui di Kemen PPPA.
“Artinya mereka (sepasang kekasih yang menikah muda) akan menghadapi double tantangan, dari proses kematangan emosi itu sendiri serta perkembangan dari perkimpoian,” imbuhnya.
Tentu saja hal tersebut tidak mudah untuk dilalui oleh seseorang. Untuk itu, Ratri menegaskan pentingnya bagi para pengantin untuk belajar pernikahan, apalagi bagi mereka yang menikah muda.
“Kalau memang memilih untuk menikah muda, edukasi tentang pernikahan sangat diperlukan, berkonsultasi dengan marriage counselor itu bisa ya di ranah privat,” kaya Ratri.
“Di Kementerian PPPA juga punya Puspaga (pusat pembelajaran keluarga) di situ tempat untuk masyarakat bisa belajar tentang keluarga,” jelas dia.
Hal ini tentu akan menambah ilmu dan wawasan tentang bagaimana menghadapi bahtera rumah tangga. Jadi, jangan sampai mengunjungi psikolog dan marriage counselor kerika nantinya telah memiliki masalah rumah tangga saja.
“Jadi sebetulnya tidak harus menunggu ada masalah kita baru datang ke psikolog marriage counselor. Sebelum itu kita bisa belajar,” tutur Ratri.
Sumber.
Komen TS:
Hei para netijen!
Inget, ente itu miskin,
gak seperti mereka!







bukan.bomat dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.4K
Kutip
93
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan