- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Study Tour-KUNCEN


TS
blasakana
Study Tour-KUNCEN

Quote:
Jam 4 pagi aku sudah bangun karena harus bersiap untuk berangkat ke sekolah, kami di wajibkan untuk kumpul jam set 6 pagi agar sampai sana tidak terlalu malam. Diantar oleh ayah akupun sampai di sekolah sekitar jam 5. Sebelum nya ku perkenalkan dulu salah satu temanku yang “bisa” berinteraksi, melihat bahkan “mengusir” hal ghaib. Dan yang terakhir dia bukan indigo. Pagi nya akupun bertemu dengannya, sebut saja inisialnya M
“tumben lu udah dateng”, kata M
“dari pada di tinggal”, kataku
Dia kemudian bersandar ke bis. Dia memejamkan mata kemudian komat-kamit, entah apa yang dia ucapkan, setelah itu dia melihat ke arahku sambil tersenyum
“mulai”, kataku
“santai aja”, katanya
Kamipun di kumpulkan di lapangan sekolah, lalu kepala sekolah memberi pengarahan pada kami, dan kami mendapatkan selebaran jadwal selama di sana.
Kamipun di bagi ke dalam 5 bis, entah kenapa kami mendapatkan bis yang lebih kecil dari yang lain. Jam 6 pun kami sudah berangkat, selayaknya siswa/i saat study tour kami tidak bisa duduk diam, ada yang bermain kartu, main gitar dan bernyanyi, ada yang sibuk mendengarkan lagu, ada yang sarapan, ada yang sudah memejamkan matanya.
Awal perjalanan tidak ada masalah apapun, waktu pun berlalu. Tak terasa hari mulai malam dan kami pun melewati jalan yang di kanan kirinya hutan, jalan benar-benar sepi. Tiba-tiba M menepuk punggungku.
“minta pada diem gitu yang di belakang”, katanya
Tanpa bertanya kenapa akupun menurutinya, akupun berdiri dan menengok ke belakang. Ku lihat ada sesuatu di kaca belakang, terlihat seperti wajah.
“santai”, kata M
akupun mengatur nafasku dan aku mengangkat tangan, salah satu temanku di bagian belakang melihatku.
“kenapa?”, tanyanya
Aku hanya memberikan sinyal untuk diam dan menunjuk ke arah M yang sedang duduk di sampingku. Mereka pun mengangguk dan mulai diam.
“kaget?”, tanyanya
aku melirik M.
Dia hanya tertawa.
Bis kami pun hening, dan di dalam keheningan bisa ku dengar suara yang tidak biasa seperti ada yang mengetuk jendela, suara bisikan. Bis kami mulai jalan perlahan lalu kami menepi dan berhenti di tempat peristirahatan ku lihat ke arah jam sudah jam 7 malam.
“cape, eh foto yuk foto”, kata S salah satu teman ceweku
“buset dari tadi lu foto mulu”, kata M
“ayolah”, katanya S agak memaksa
Kamipun duduk di pintu masuk bis. S mengambil beberapa foto lalu tertawa karena memang tampang kami tampang lelah semua.
“ayo lagi-lagi”, kata S
“cek dulu fotonya”, kata M
“udah, kocak anjir muka lu pada”, kata S
“cek lagi”, kata M bersikeras
Agak kesal S pun mengecek kembali foto yang tadi tapi kali ini tidak ada tawa di wajahnya melainkan wajah bingung yang lama-lama menjadi ekspresi takut. S melihat kearah ku dan M. aku hanya mengangkat kedua bahuku menandakan tidak tau. Sedang kan M hanya tersenyum.
“minum dulu sana terus cuci muka”, kata M kepada S dan teman-temannya.
Merekapun menuruti saran dari M. sekitar 5 menit mereka kembali dengan wajah yang lebih segar. Terlihat S berlari kecil ke arah kami.
“hapus aja ya fotonya”, katanya sambil mengeluarkan hp dari kantong celananya.
“sok mangga”, kata M
“hapusin”, katanya sambil menenyerahkan hp padaku.
M langsung mengambil hp tersebut, aku yang ada di sebelahnya penasaran dengan apa yang ada di foto sehingga aku mendekatkan diriku pada M. ku lihat di situ ada foto kami.
“lah, ga ada apa-apa”, kataku
M menunjuk ke arah dekat pintu Bis.
Ada seorang wanita berdiri pas di belakang S, bukan hanya itu wajah dari wanita ini tidak jelas seperti meleleh, di slide selanjutnya wanita ini pindah ke sebelah teman S begitu juga di slide selanjtunya
“dia” pindah ke yang lain sampai ke slide terakhir ku lihat M dan “dia” saling bertatapan.
“anjir, gua mah kabur kalo gitu”, kataku
M hanya tersenyum. Kemudian dia menandai semua foto yang tadi lalu menghapusnya, kemudian menyerahkannya ke S. S pun memastikan foto yang tadi sudah tidak ada lalu S dan teman-temannya masuk bis.
“istirahat nya udah cukup ayo kita berangkat lagi udah makin malem soalnya”, kata guruku menggunakan TOA
Selama perjalanan bis kami masih tetap hening. Akhirnya kami sampai di hotel sekitar jam set 11 malam, semua siswa/i satu persatu keluar dari bis dengan bawaan mereka dan memasuki lobby hotel.
Di lobby guru mulai membagikan kamar sesuai permintaan para siswa/i dengan syarat tidak bercampur antara cowo dan cewe. Aku, M dan kedua temanku yang lain di panggil paling pertama, kami pun berjalan menyusuri hotel yang sepertinya tidak ada penghuni lain. Salah satu temanku si P mengeluarkan handycam lalu mulai merekam.
“akhirnya sampe juga di hotel”, katanya.
Kami berada di lantai 2 di tengah hotel terdapat kolam kecil, gazibu/rumah panggung kecil untuk bersantai di kanan kiri gazibu itu ada dua pohon yang cukup besar dan salah satu pohonnya tepat berada di depan kamar kami.
Kamipun masuk kamar lalu merapihkan barang bawaan kami. Setelah itu aku merebahkan diriku.
“M sini dah”, kata P
M pun mendekati P dan memperlihatkan apa yang di rekamnya tadi
“pada nyambut itu”, kata M dengan santai.
Akupun penasaran dan mendekati mereka, seakan mengerti P langsung memperlihatkan hasil rekamannya. Pada saat kami datang ternyata di bawah tadi ada 3 pocongan, yang satu di gazibu, 1 lagi tepat di tengah lapangan sedangkan satu lagi di pohon yang kami lewati saat akan ke kamar.
“udah santai aja, yang penting jaga diri”, kata M mencoba menenangkan
Perlahan hotel pun mulai ramai karena siswa/i yang lain sudah mulai berdatangan. Tak perlu waktu lama suasana yang tadinya hening pun menjadi ramai, keadaan malam ini seperti siang karena lalu lalang orang, nyanyian dan yang lainnya, sekitar jam 12 malam P terlihat cemas saat melihat Hp dan dia langsung meminta M dan aku untuk ikut bersama dirinya. P berjalan dengan cepat, dia menuruni tangga dan kami sudah berada di salah satu kamar, kamar pacar P.
“ini aku”, katanya sambil mengetuk pintu
Pintu terbuka dan semua penghuni perempuan di dalam sudah dalam keadaan menangis ketakutan,
pacar P menceritakan kalau di sebelah kamarnya ada andong, lalu mereka mendengar ada suara kuda dan suara seseorang seperti berbisik, reflek akupun melihat kesamping kamarnya dan memang benar ada andong tapi tidak ada kuda atau apaun, sepertinya hanya hiasan. M mencoba untuk menenangkan mereka, setelah cukup tenang kami pun kembali ke kamar kami.
“kacau ini”, kata M
Mendengar kata-kata itu kami sekamar menjadi cemas.
Pagi harinya kami di bangunkan oleh guru karena ada kegiatan. Singkat cerita sore harinya kami kembali ke hotel, sekitar jam 8 malam ada yang ke kamar kami.
“nyari nasi kucing yuk”, kata teman cewek kami
P dan M memilih untuk tidak ikut. Akupun mengiyakan. Kami ber 4 pergi keluar hotel mencari nasi kucing yang tak jauh dari hotel, sekitar jam set 11 malam kami kembali ke hotel, suasananya sepi tapi di arah belakang hotel cukup ramai, ternyata mereka sedang akustikan dan ada yang sedang berenang. Tiba-tiba M mendekatiku.
“jangan berisik, suruh pada udah dulu terus masuk kamar”, katanya
Seperti biasa aku tidak menanyakan kenapa, akupun mencoba berjalan menembus kerumunan berjalan ke arah mic yang sedang di gunakan nyanyi.
“Woi!”, ku dengar M berteriak, lalu dia langsung melompat ke arah kolam.
Dia menarik salah satu siswi yang sedang berenang ke pinggir, reflek semua mata tertuju ke arah M dan semuanya hening. M melihat ke arah pojokan kolam kami pun mengarahkan pandangan kami ke arah yang sama. Ada sosok perempuan di sana, menggunakan dress merah, wajahnya tertutup rambut, tubuhnya seperti terdistorsi kami melihatnya hilang timbul padahal “dia” tidak bergerak sama sekali.
“ok semuanya kita balik ke kamar ya”, kata salah satu siswa yang sedang akustikan.
Semuanya bubar, berjalan perlahan lalu masuk ke kamar masing-masing. Suasana hotel menjadi hening. Seperti nya tau akan terjadi sesuatu M berdiri di dekat pintu hingga kami mendengar teriakan pertama dari kamar bawah. Ya benar ada yang kesurupan, dengan cepat M memintaku untuk mengikutinya dia melakukan apa yang dia bisa, tak lama ada lagi yang teriak dari kamar lain dan terus seperti itu hingga kurang lebih 2 jam. Ku lihat M sudah bermandikan keringat.
“susah ya kalo udah jadi dukun”, kataku
Diapun tertawa, “mau gantian?”, tanyanya
“Ogah”, kataku
Kami duduk di depan kamar, teman sekamarku sebut saja O sedang duduk pas di depan pohon besar
“pindah jangan duduk di situ”, kata M
“enak adem”, kata O
Tak lama seperti ada yang jatuh dari pohon tersebut. Dengan cepat M menarik O ke kamar, P kebingungan melihat kami.
“kena juga kan. Lu berdua bantu doa sana. Cepet!”, katanya
Kamipun melakukan apa yang di minta, tiba-tiba tekanan di kamar kami berubah, tubuhku terasa di tarik ke arah M yang sedang mengurusi O, P semakin lantang membaca doa suaranya bergetar. Itu hanya berlangsung selama 5 menit tapi terasa sangat lama.
“udah sadar lu?”, tanya M pada O
Dia mengangguk.
“ngeyel kalo di kasih tau”, kata M kesal
“sorry”, kata O
“baca doa sana”, katanya
Akupun membuka pintu, ternyata sudah banyak orang di depan kamar kami. M pun memutuskan untuk berkumpul di lapangan dekat gazibu dan meminta kami untuk berdoa sesuai agama masing-masing. Kami pun terjaga sampai pagi.
“gini dong ga usah di bangunin udah siap semua”, kata guru
Entah bagaimanan keadaan di bis lain tapi di bisku semuanya merasa lelah dan sepanjang perjalanan memilih untuk tidur. Selama 4 hari di hotel tersebut kami semua selalu begadang karena selalu ada yang kesurupan.
“tumben lu udah dateng”, kata M
“dari pada di tinggal”, kataku
Dia kemudian bersandar ke bis. Dia memejamkan mata kemudian komat-kamit, entah apa yang dia ucapkan, setelah itu dia melihat ke arahku sambil tersenyum
“mulai”, kataku
“santai aja”, katanya
Kamipun di kumpulkan di lapangan sekolah, lalu kepala sekolah memberi pengarahan pada kami, dan kami mendapatkan selebaran jadwal selama di sana.
Kamipun di bagi ke dalam 5 bis, entah kenapa kami mendapatkan bis yang lebih kecil dari yang lain. Jam 6 pun kami sudah berangkat, selayaknya siswa/i saat study tour kami tidak bisa duduk diam, ada yang bermain kartu, main gitar dan bernyanyi, ada yang sibuk mendengarkan lagu, ada yang sarapan, ada yang sudah memejamkan matanya.
Awal perjalanan tidak ada masalah apapun, waktu pun berlalu. Tak terasa hari mulai malam dan kami pun melewati jalan yang di kanan kirinya hutan, jalan benar-benar sepi. Tiba-tiba M menepuk punggungku.
“minta pada diem gitu yang di belakang”, katanya
Tanpa bertanya kenapa akupun menurutinya, akupun berdiri dan menengok ke belakang. Ku lihat ada sesuatu di kaca belakang, terlihat seperti wajah.
“santai”, kata M
akupun mengatur nafasku dan aku mengangkat tangan, salah satu temanku di bagian belakang melihatku.
“kenapa?”, tanyanya
Aku hanya memberikan sinyal untuk diam dan menunjuk ke arah M yang sedang duduk di sampingku. Mereka pun mengangguk dan mulai diam.
“kaget?”, tanyanya
aku melirik M.
Dia hanya tertawa.
Bis kami pun hening, dan di dalam keheningan bisa ku dengar suara yang tidak biasa seperti ada yang mengetuk jendela, suara bisikan. Bis kami mulai jalan perlahan lalu kami menepi dan berhenti di tempat peristirahatan ku lihat ke arah jam sudah jam 7 malam.
“cape, eh foto yuk foto”, kata S salah satu teman ceweku
“buset dari tadi lu foto mulu”, kata M
“ayolah”, katanya S agak memaksa
Kamipun duduk di pintu masuk bis. S mengambil beberapa foto lalu tertawa karena memang tampang kami tampang lelah semua.
“ayo lagi-lagi”, kata S
“cek dulu fotonya”, kata M
“udah, kocak anjir muka lu pada”, kata S
“cek lagi”, kata M bersikeras
Agak kesal S pun mengecek kembali foto yang tadi tapi kali ini tidak ada tawa di wajahnya melainkan wajah bingung yang lama-lama menjadi ekspresi takut. S melihat kearah ku dan M. aku hanya mengangkat kedua bahuku menandakan tidak tau. Sedang kan M hanya tersenyum.
“minum dulu sana terus cuci muka”, kata M kepada S dan teman-temannya.
Merekapun menuruti saran dari M. sekitar 5 menit mereka kembali dengan wajah yang lebih segar. Terlihat S berlari kecil ke arah kami.
“hapus aja ya fotonya”, katanya sambil mengeluarkan hp dari kantong celananya.
“sok mangga”, kata M
“hapusin”, katanya sambil menenyerahkan hp padaku.
M langsung mengambil hp tersebut, aku yang ada di sebelahnya penasaran dengan apa yang ada di foto sehingga aku mendekatkan diriku pada M. ku lihat di situ ada foto kami.
“lah, ga ada apa-apa”, kataku
M menunjuk ke arah dekat pintu Bis.
Ada seorang wanita berdiri pas di belakang S, bukan hanya itu wajah dari wanita ini tidak jelas seperti meleleh, di slide selanjutnya wanita ini pindah ke sebelah teman S begitu juga di slide selanjtunya
“dia” pindah ke yang lain sampai ke slide terakhir ku lihat M dan “dia” saling bertatapan.
“anjir, gua mah kabur kalo gitu”, kataku
M hanya tersenyum. Kemudian dia menandai semua foto yang tadi lalu menghapusnya, kemudian menyerahkannya ke S. S pun memastikan foto yang tadi sudah tidak ada lalu S dan teman-temannya masuk bis.
“istirahat nya udah cukup ayo kita berangkat lagi udah makin malem soalnya”, kata guruku menggunakan TOA
Selama perjalanan bis kami masih tetap hening. Akhirnya kami sampai di hotel sekitar jam set 11 malam, semua siswa/i satu persatu keluar dari bis dengan bawaan mereka dan memasuki lobby hotel.
Di lobby guru mulai membagikan kamar sesuai permintaan para siswa/i dengan syarat tidak bercampur antara cowo dan cewe. Aku, M dan kedua temanku yang lain di panggil paling pertama, kami pun berjalan menyusuri hotel yang sepertinya tidak ada penghuni lain. Salah satu temanku si P mengeluarkan handycam lalu mulai merekam.
“akhirnya sampe juga di hotel”, katanya.
Kami berada di lantai 2 di tengah hotel terdapat kolam kecil, gazibu/rumah panggung kecil untuk bersantai di kanan kiri gazibu itu ada dua pohon yang cukup besar dan salah satu pohonnya tepat berada di depan kamar kami.
Kamipun masuk kamar lalu merapihkan barang bawaan kami. Setelah itu aku merebahkan diriku.
“M sini dah”, kata P
M pun mendekati P dan memperlihatkan apa yang di rekamnya tadi
“pada nyambut itu”, kata M dengan santai.
Akupun penasaran dan mendekati mereka, seakan mengerti P langsung memperlihatkan hasil rekamannya. Pada saat kami datang ternyata di bawah tadi ada 3 pocongan, yang satu di gazibu, 1 lagi tepat di tengah lapangan sedangkan satu lagi di pohon yang kami lewati saat akan ke kamar.
“udah santai aja, yang penting jaga diri”, kata M mencoba menenangkan
Perlahan hotel pun mulai ramai karena siswa/i yang lain sudah mulai berdatangan. Tak perlu waktu lama suasana yang tadinya hening pun menjadi ramai, keadaan malam ini seperti siang karena lalu lalang orang, nyanyian dan yang lainnya, sekitar jam 12 malam P terlihat cemas saat melihat Hp dan dia langsung meminta M dan aku untuk ikut bersama dirinya. P berjalan dengan cepat, dia menuruni tangga dan kami sudah berada di salah satu kamar, kamar pacar P.
“ini aku”, katanya sambil mengetuk pintu
Pintu terbuka dan semua penghuni perempuan di dalam sudah dalam keadaan menangis ketakutan,
pacar P menceritakan kalau di sebelah kamarnya ada andong, lalu mereka mendengar ada suara kuda dan suara seseorang seperti berbisik, reflek akupun melihat kesamping kamarnya dan memang benar ada andong tapi tidak ada kuda atau apaun, sepertinya hanya hiasan. M mencoba untuk menenangkan mereka, setelah cukup tenang kami pun kembali ke kamar kami.
“kacau ini”, kata M
Mendengar kata-kata itu kami sekamar menjadi cemas.
Pagi harinya kami di bangunkan oleh guru karena ada kegiatan. Singkat cerita sore harinya kami kembali ke hotel, sekitar jam 8 malam ada yang ke kamar kami.
“nyari nasi kucing yuk”, kata teman cewek kami
P dan M memilih untuk tidak ikut. Akupun mengiyakan. Kami ber 4 pergi keluar hotel mencari nasi kucing yang tak jauh dari hotel, sekitar jam set 11 malam kami kembali ke hotel, suasananya sepi tapi di arah belakang hotel cukup ramai, ternyata mereka sedang akustikan dan ada yang sedang berenang. Tiba-tiba M mendekatiku.
“jangan berisik, suruh pada udah dulu terus masuk kamar”, katanya
Seperti biasa aku tidak menanyakan kenapa, akupun mencoba berjalan menembus kerumunan berjalan ke arah mic yang sedang di gunakan nyanyi.
“Woi!”, ku dengar M berteriak, lalu dia langsung melompat ke arah kolam.
Dia menarik salah satu siswi yang sedang berenang ke pinggir, reflek semua mata tertuju ke arah M dan semuanya hening. M melihat ke arah pojokan kolam kami pun mengarahkan pandangan kami ke arah yang sama. Ada sosok perempuan di sana, menggunakan dress merah, wajahnya tertutup rambut, tubuhnya seperti terdistorsi kami melihatnya hilang timbul padahal “dia” tidak bergerak sama sekali.
“ok semuanya kita balik ke kamar ya”, kata salah satu siswa yang sedang akustikan.
Semuanya bubar, berjalan perlahan lalu masuk ke kamar masing-masing. Suasana hotel menjadi hening. Seperti nya tau akan terjadi sesuatu M berdiri di dekat pintu hingga kami mendengar teriakan pertama dari kamar bawah. Ya benar ada yang kesurupan, dengan cepat M memintaku untuk mengikutinya dia melakukan apa yang dia bisa, tak lama ada lagi yang teriak dari kamar lain dan terus seperti itu hingga kurang lebih 2 jam. Ku lihat M sudah bermandikan keringat.
“susah ya kalo udah jadi dukun”, kataku
Diapun tertawa, “mau gantian?”, tanyanya
“Ogah”, kataku
Kami duduk di depan kamar, teman sekamarku sebut saja O sedang duduk pas di depan pohon besar
“pindah jangan duduk di situ”, kata M
“enak adem”, kata O
Tak lama seperti ada yang jatuh dari pohon tersebut. Dengan cepat M menarik O ke kamar, P kebingungan melihat kami.
“kena juga kan. Lu berdua bantu doa sana. Cepet!”, katanya
Kamipun melakukan apa yang di minta, tiba-tiba tekanan di kamar kami berubah, tubuhku terasa di tarik ke arah M yang sedang mengurusi O, P semakin lantang membaca doa suaranya bergetar. Itu hanya berlangsung selama 5 menit tapi terasa sangat lama.
“udah sadar lu?”, tanya M pada O
Dia mengangguk.
“ngeyel kalo di kasih tau”, kata M kesal
“sorry”, kata O
“baca doa sana”, katanya
Akupun membuka pintu, ternyata sudah banyak orang di depan kamar kami. M pun memutuskan untuk berkumpul di lapangan dekat gazibu dan meminta kami untuk berdoa sesuai agama masing-masing. Kami pun terjaga sampai pagi.
“gini dong ga usah di bangunin udah siap semua”, kata guru
Entah bagaimanan keadaan di bis lain tapi di bisku semuanya merasa lelah dan sepanjang perjalanan memilih untuk tidur. Selama 4 hari di hotel tersebut kami semua selalu begadang karena selalu ada yang kesurupan.






riodgarp dan 7 lainnya memberi reputasi
8
508
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan