Siang agan-sista gimana kabarnya semoga sehat-sehat ya, dua hari lalu kita baru selesai merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke-78. Pas kemerdekaan kemarin entah kenapa ane jadi inget jasa Gus Dur untuk indonesia, dan betapa menyedihkannya proses pemakzulan beliau sebagai presiden, sehingga kepikiran lah menulis thread ini. 

Gus dulu waktu panjenengan muncul di TV, keluar dari istana dengan kaos polo dan celana pendek saya masih SD. Waktu itu panjenengan melambaikan tangan ke media sambil tersenyum. Tidak nampak emosi marah, benci, apalagi dendam. Saya yang masih kecil itu tidak tau menau apa yang menimpa panjenengan. Maklum umur segitu yang saya tau hanya main dan main. Tetapi setelah saya dewasa, saya membaca kisahmu, dan flashback mengingat tayangan TV detik-detik panjenengan diusir dari istana saya menangis Gus.

Saya menangis membayangkan bagaimana bisa hati manusia sebersih itu. Panjenengan terpilih sebagai presiden dengan banyak perubahan baik. Hari ini kita di Indonesia bisa saling mengasihi orang-orang lintas etnis sedikit banyak karena sumbangsih panjenengan Gus. Jabatan panjenengan bisa dibilang singkat, tapi hanya dalam kurun waktu 2 tahun, ekonomi pulih dari minus menjadi plus. Harga beras stabil tanpa perlu import banyak-banyak. Gus kalau saya tulis semua, gak muat. Biarlah yang lain juga cari tahu prestasi panjenengan ya gus. Banyak banget soalnya.

Tapi Gus dengan segudang  prestasi itu, panjenengan dilengserkan oleh persekongkolan jahat yang hanya haus pada kekuasaan daripada memikirkan rakyat. Mereka bekerjasama, bersatu padu bukan untuk membantu panjenengan memperbaiki negara. Saya tau njenengan sama manusia juga ada salahnya. Namun orang-orang jahat itu memang pada dasarnya hanya ingin posisimu Gus. Makannya daripada sibuk membantu njenengan buat menutup celah kesalahan. Mereka lebih memilih memanfaatkan kesalahan Gus Dur untuk melengserkannya dari posisi presiden.
 

Gus kok bisa hati panjenengan sebersih itu? Padahal Gus Dur dilengserkan bukan dengan cara yang biasa. Melainkan dengan cara biadab, yang gak pantas dilakukan untuk seseorang yang sudah memberikan banyak sekali perubahan baik untuk bangsa Indonesia. Mereka orang-orang yang harusnya mendengarkan perintahmu, malah melawan balik. Puncak kebiadaban mereka adalah dengan mengirim 40 Ribu pasukan bersenjata ke istana, hanya untuk menakut-nakuti Gus Dur agar segera pergi dari istana.
 
Meskipun panjenengan sebenarnya gak takut sama sekali dengan musuh-musuh politikmu saat itu. Toh, Gus Dur punya jutaan simpatisan yang siap mempertaruhkan nyawanya sekalipun untuk membelanya. Walaupun tidak ada rasa takut pada siapapun orang yang menjahatimu. Tapi engkau memilih mundur. Karena bagi Gus Dur ini bukan tentang menang kalah. Bagimu setetes darah rakyat Indonesia lebih berharga daripada jabatan apapun.

Panjenengan lebih memilih mundur dan bagi saya Gus Dur lah pemenangnya, menang tanpa perlu mengorbankan darah rakyat. Hari ini banyak yang mengenang kisah baikmu, sedangkan para penjahat yang dulu bersekongkol untuk melengserkanmu hari ini tak ada henti-hentinya dihujat rakyat. Sebagian malah masih sibuk menumpuk dosa hanya demi berkuasa. Tidak seperti Gus Dur yang sudah berpulang dengan senyum, dan kisahnya terus diceritakan oleh genarasi yang siap meneruskan perjuanganmu Gus.

Gus semoga kelak kita bisa bertemu di akhirat, aku ingin berterimakasih kepadamu atas jasamu untuk negeri ini, dan semoga aku bisa mendengar kelakar panjenengan secara langsung. Kelakar bukan sembarang kelakar, bercandaanmu sekalipun penuh dengan pengajaran.

Sumber 1
Sumber 2
Pemikiran Sendiri