Heboh, Alquran Dibakar di Depan Kedutaan RI oleh Danske Patrioter Denmark! Ini Penjelasan Perbedaan Demokrasi Barat dengan Demokrasi di Indonesia atau Negara Lainnya Gansist! [Kompetisi KGPT]



Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (CNBC Indonesia/Tri Susilo


Kalau dikatakan miris ya tentu sangat miris, sebab tindakan yang terjadi tepatnya di Denmark bahkan di depan kantor kedutaan besar Indonesia Jum'at pekan lalu oleh kelompok sayak kanan Denmark, Danske Patrioter yang mendemonstrasikan pembakaran Alquran tentu akan melukai hati banyak masyarakat dunia lainnya, khususnya yang beragama Islam.

Menlu Retno Marsudi pun langsung mengecam tindakan ini, sebenarnya terjadi bukan hanya di depan Kedubes RI di Denmark namun beberapa kedubes lain seperti depan Kedubes Aljazair dan Maroko, bahkan mereka pun melakukannya di depan sebuah masjid di Kopenhagen.






Indonesia dan negara lain seperti Irak dan Malaysia kecam pembakaran Alquran oleh oknum perseorangan (menurut Direktur Jenderal Amerika-Eropa kementerian luar negeri Umar Hadi) AP/Republika.co.id


Di Barat, konsep demokrasi dan kebebasan berpendapat menjadi pijakan utama dalam sistem politik mereka. Dalam pandangan mereka, pembakaran Alquran termasuk dalam kebebasan berekspresi, di mana seseorang memiliki hak untuk menyatakan pendapat dan mengkritik agama atau ideologi apa pun. Namun, penting untuk dicatat bahwa kebebasan ini tidak mutlak, ada batasan yang ditetapkan oleh hukum dan aturan yang ada.

Sementara itu, di Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, pembakaran Alquran menjadi sebuah tindakan yang sangat sensitif dan dianggap sebagai penistaan terhadap agama. Di Indonesia, demokrasi dijalankan dengan mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Salah satu nilai yang dijunjung tinggi adalah kebhinekaan atau keragaman. Oleh karena itu, tindakan yang menyinggung atau merugikan kelompok agama tertentu dianggap melanggar nilai-nilai Pancasila.






Sumber Tulisan