Di sebuah kedai kopi kekinian yang diberi nama "Kopi Hangat", terjalinlah kisah-kisah unik di antara para pengunjungnya. Ketika ulang tahun ketiga kedai ini tiba, suasana semakin meriah dengan kebersamaan dan koneksi yang terjalin di antara mereka.

Dalam kedai ini, ada Dina, seorang ahli pelafalan puisi yang menakjubkan. Namun, ada sesuatu yang ia pendam dalam hatinya. Dina diam-diam memiliki perasaan pada Ahmad, seorang pengunjung tetap kedai yang sering datang. Ahmad, pujangga cinta yang memiliki obsesi terhadap poligami, selalu mengajak percakapan tentang cintanya yang tak pernah menemukan tempat. Dina berusaha mengatasi keraguannya untuk mengungkapkan perasaannya pada Ahmad, sambil mempertimbangkan obsesi Ahmad yang terkadang rumit.

Sementara itu, di sudut kedai, ada Rian, seorang pecinta drama sejati. Setiap perbincangan di dalam kedai berubah menjadi sebuah konflik yang dramatis dan menghibur. Ia menceritakan masalah-masalahnya dengan nuansa yang berlebihan, menciptakan kisah-kisah yang menarik dan mengundang senyum dari para pengunjung lainnya. Meskipun pemikirannya belum sepenuhnya dewasa, Rian adalah sosok yang tak tergantikan dalam keramaian dan keceriaan Kedai Kopi Hangat.

Di balik perbedaan mereka, Kedai Kopi Hangat terus menjadi tempat yang menyambut dan menghangatkan. Curahan hati yang diwujudkan dalam puisi Dina, obsesi Ahmad terhadap poligami, dan drama yang diciptakan Rian, semuanya saling melengkapi dan menciptakan keunikan dalam kedai ini. Ulang tahun ketiga Kedai Kopi Hangat mengingatkan mereka akan arti pentingnya saling menghargai, berkembang, dan tetap dekat dalam perjalanan persahabatan yang tiada duanya.